Right or wrong is my blog bukan masalah ego, tidak mau dengar omongan orang, atau menutup mata dengan kekurangan yang dimiliki. Inilah yang disebut sense of belonging yang bisa menjangkiti pemilik sekaligus penulis blog. Kadang kala pemilik blog tidak peduli dengan pembacanya. Salahkah?
Memiliki blog bisa dilakukan siapa saja. Entah melakukan sendiri atau dibuatkan orang lain, seseorang bisa membuatnya melalui layanan gratis semacam WordPress, Blogger (Blogspot), Blogdetik, dan banyak lagi yang lain, baik dari luar maupun lokal. Saat ini pengguna internet sangat dimudahkan untuk mempunyai blog. Dalam hitungan menit, sebuah blog bisa langsung siap diisi. Selanjutnya tinggal apa yang akan diisikan dan bagaimana blog itu digunakan. Kebebasan sepenuhnya dimiliki si pemilik.
Kebebasan yang muncul kadangkala menjadikan pemilik blog kebablasan. Apa yang ada di kepala dituangkan dalam blog. Apa yang dirasa hati dimasukkan blog. Yang dilihat dituliskan dalam blog. Yang didengar dijadikan tulisan kemudian diposting ke dalam blog. Pada akhirnya blog itu seperti tong sampah yang menampung segala yang dimiliki pemiliknya. Blog itu menjadi media penyaluran dan pelampiasan. Bolehkah? Kenapa tidak? Toh blog itu adalah buku harian online milik sendiri.
Anda yang memiliki blog, sah-sah saja bila ingin memperlakukan blog anda sesukanya. Tidak ada pembela HAM yang mengecam anda, tidak ada tuduhan KDRT dan semacamnya yang akan ditujukan kepada anda, tidak ada aktivis perempuan yang menuduh anda diskriminasi gender, atau pecinta binatang yang mendemo anda. Anda bebas sebebas-bebasnya mengeksploitasi blog yang anda miliki. Semua itu bisa terjadi asal anda bisa memenuhi satu syarat, yaitu blog anda tidak memiliki dan tidak bisa diakses pembaca. Dan itu tidak mungkin.
Blog apapun yang kita buat pasti akan online. Itu artinya, blog kita bisa dibaca orang yang dengan sengaja datang atau kebetulan kesasar. Dengan begitu, semboyan right or wrong is my blog sebaiknya dipertimbangkan kembali. Boleh saja mengisi blog sesuka-sukanya. Namun bila isinya menyakiti orang lain, you aren’t right. Bahasa apapun boleh saja dipakai. Tetapi bila membuat pembaca tersinggung, you are wrong.
Sense of belonging atau rasa memiliki terhadap blog memang harus ada. Rasa itu diperlukan agar semangat mengisi blog terus hidup. Jangan sampai kita mempunyai blog tetapi blog itu kemudian bikin sakit perut. Hlo? Betul, bukan hanya makanan, blog juga bisa kadaluwarsa. Blog yang sudah kadaluwarsa atau tidak fresh juga bisa menyebabkan sakit perut. Anda mau sakit perut gara-gara blog basi? Saya sih lebih memilih sakit perut karena kebanyakan makan sambel yang dahsyat pedasnya.
Sense of belonging terhadap blog memang penting. Namun jangan kemudian menjadi tidak peduli terhadap orang lain. Rasa memiliki bukan berarti membabi buta. Anda tahu bagaimana babi yang buta? Nabrak-nabrak.
Menjadi babi buta atau babi melek memang pilihan. Terserah, mana yang akan anda pilih. Jika anda memilih bersemboyan right or wrong is my blog, bisa jadi anda akan menjadi babi buta. Ah, kenapa saya kok jadi ngomongin babi ya?
Salam persahablogan 😆
Sumber gambar: di sini
[…] Nggak memiliki teman buat curhat? Santai saja. Tuliskan segala uneg-uneg, sakit hati, atau perasaan melayang-layang karena sedang jatuh cinta di blog yang anda miliki. Ungkapan emosi anda pasti akan direspon oleh pembaca blog anda. Setidaknya anda akan merasa lega setelah menyalurkannya melalui tulisan di blog. Right or wrong, that’s your blog. […]
@Hamuro: setuju mas, masing2 punya hak dan berhak menggunakannya. tinggal kapan harus menggunakannya, itu barangkali yang sangat mungkin akan muncul perbedaan.
salam kembali dari mbogor 😉
Kalo isinya curhat yang berisi masalah umat sih kadang aku baca juga, yg aku gak suka itu kalo isinya curhat pribadi seolah-olah pembaca itu dianggap kayak mantan pacar atau semacamnya…. jadi kembali lagi blogger punya hak sepenuhnya untuk menulis apa saja, dan pembaca juga punya hak sepenuhnya untuk suka atau tidak suka… salam dari jogja 🙂
[…] dan kami tidak peduli. Kami merasa masih bujang. Semangat kami adalah semangat kaum bujangan. Right or wrong, kami bujang. Halah, […]
@Septi: sama2 8)
oh gitu ya pak…
makasih tas informasinya
[…] right or wrong is my blog bisa saja saya gunakan untuk menghadapi pembaca semacam itu. Apa yang saya tulis bukan urusan dia. […]
@arman: tapi sayangnya masih suka nemu blog yang pemiliknya seolah-olah merasa blognya itu steril dari pembaca 😉
setuju banget!
menurut gua, nge blog itu kayak orang bercerita/ngomong. jadi emang harus diperhatikan kata2nya jangan sampe menyinggung/menyakiti orang lain… itu etika namanya…
@Miftahgeek: hlah? kan dah lama pake ini?
Lho, sekarang domainnya ganti kang?
@sucie: begitulah kalo ketemu dengan orang yang pikirannya negatif mulu 😆
yup…. setuju saya….. tapi hati-hati juga, kadang-kadang niat kita nulis di blog cuma curhat, tapi orang yang baca bisa jadi tersindir atau jadi sentimen pribadi…. padahal kagak ada maksud apa2…. hehehe
@titoHeyziputra: sama2 8)
Wah kang jadi sadar lagi sekarang, embung ahh mun blog abdi di jadikeun tong sampah.. hehhehe.
memang pas dengan slogan yagn di bawa oleh ICT Watch Internet sehat, Bijaklah dalam berinternet dan berpikir positif dalam membuat postingan,
Pokoknya blog itu walaupun isinya curhat, tapi harus bermanfaat. Nuhun kang sudah di ingatkan,