
Mungkinkah? Mungkinkah kita melindungi privasi yang sejatinya bukan milik kita lagi?
Hasrat membuat tulisan ini terpantik setelah menonton kembali film produksi tahun 2016 berjudul I.T. yang dulu pernah saya tonton di gedung bioskop. Di film itu kita akan belajar bahwa teknologi bisa menjebak. Bila tak pandai-pandai menyikapi, yang niatnya melindungi privasi malah justru jadi mendedahnya.

Mike Regan yang diperankan oleh Pierce Brosnan adalah seorang miliarder pemilik bisnis pesawat jet yang kena masalah akibat memecat karyawannya yang ahli teknologi informasi. Presentasi rencana pembuatan aplikasi semacam ojek online model Grab untuk pesawat jetnya membawa dia berkenalan dengan ahli teknologi informasi yang kemudian mencelakai dia dan keluarganya. Rumah pintar yang dia bangun justru menjadikannya seperti orang bodoh. Privasi yang mestinya aman terlindung di balik dinding rumah super canggih itu menjadi bocor ke publik lewat akses internet yang dimiliki tempat tinggal tersebut.
Melindungi Privasi Saat Ini
Kalau di film itu niat Mike Regan melindungi privasi melalui rumah pintar dan canggih menjadi berantakan karena ulah orang lain, sebagian dari kita justru mengumbar privasi diri sendiri di ruang publik. Entah dengan sengaja atau karena ketidaktahuan.
Kesadaran melindungi privasi sudah semestinya terus dikampanyekan di jaman yang semakin serba terbuka ini. Kalau di film itu video anaknya Mike bernama Kaitlyn Regan saat mandi sengaja disebar di internet oleh orang jahat, sebagian kita justru menganggap aurat bukan lagi privasi yang perlu dilindungi. Dengan entengnya foto dan video mesra diunggah di media sosial.
Alangkah baiknya sebelum mengunggah apa pun di dunia maya, kita timbang-timbang dulu. Think before sharing. Itu perlu dilakukan karena semua yang telah diunggah di internet akan abadi. Meskipun sudah dihapus, jejak digital itu akan tetap ada di sana dan bisa dilacak keberadaannya. Bila suatu saat tiba-tiba foto atau video privasi itu muncul, itu artinya pernah diunggah entah oleh orang lain atau diri sendiri.
Selain memikirkan privasi sendiri, perlu juga dipertimbangkan lagi apakah yang akan kita unggah nantinya menyakiti pihak lain. Jangan sampai maksudnya bercanda, ternyata malah jadi bencana. Maksud hati hanya berseloroh, justru menelanjangi orang lain yang mati-matian melindungi privasi.
Siapa yang Wajib Melindungi Privasi?
Kadang-kadang, entah memang tidak tahu atau tidak peduli, di antara kita mengunggah foto atau video orang lain tanpa ijin. Barangkali karena teman, keluarga, saudara, tetangga, sehingga merasa tak perlu minta ijin. Tak masalah bila si pemilik tak keberatan. Meskipun demikian, dan ini terkait etika, sebaiknya menanyakan dulu boleh tidaknya foto atau video itu diunggah. Kecuali yang bersangkutan figur publik, barangkali tak perlu ijin untuk mengunggah foto atau videonya. Tentunya bukan foto atau video vulgar dan mesum.
Tentang pihak yang paling berkewajiban melindungi privasi, sudah semestinya yang memiliki privasi tersebut. Namun tak ada buruknya kita saling menghargai dan melindungi privasi pihak lain. Siapa pun tentu tak ingin kehidupan pribadinya jadi tontonan orang lain. Kalau privasi saja sudah tak punya, apa lagi yang mesti ditutup-tutupi? Bila kita sudah berupaya melindungi privasi tetapi tetap saja ada orang yang tak sengaja atau tak tahu diri mengumbar privasi kita, itu sudah di luar daya kita. Kita pasti melindungi privasi sendiri, tapi kita tak bisa menyuruh orang lain juga melindungi privasi kita. Celakanya lagi kalau kemudian ketemu bigot yang doyan menyebar hoax.
Benarkah Kita Memiliki Privasi di Dunia Maya?
Melindungi privasi di internet adalah sebuah keniscayaan. Tidak boleh tidak. Tetapi apakah kita pasti bisa melindunginya? Begitu kita menggunakan internet, yang bisa kita lakukan rasanya hanya berusaha meminimalkan mengunggah data pribadi dan tidak mengumbar privasi orang lain. Bagaimanapun juga, ketika kita masuk ke internet, kita tak bisa lagi seratus persen aman dari mengekspos data pribadi. Salah satu contoh data pribadi kita yang sekarang melayang-layang di jagat maya adalah data e-KTP. Siapa yang bisa menjamin data kita itu aman meskipun pihak pemerintah sebagai pemegang otoritas memberi garansi keamanan akan data tersebut?
Melindungi privasi di dunia maya itu gampang-gampang susah. Kalaupun bukan kita sendiri yang mengekspos, orang lain yang melakukan. Meskipun mati-matian kita melindungi privasi, eh orang lain yang membocorkan macam di film I.T. di atas. Jadi, yakin sudah melindungi privasi di jagat maya ini? Yakin data pribadi yang diunggah di media sosial masih jadi privasi?
Sumber gambar: koleksi pribadi
Sejak era pesbuk, privasi sudah jadi barang mahal. Triknya, kasih aja data fake alias palsu… Hehe..
Salam kang, lama gak jumpa.
Bekabar ya kalo ada meetup blogor
Hiya ya, lama kali kita tak ketemu. Gabung WAG Blogor saja, Om Asep. Biar update perihal Blogor.