“Kok isinya curhat semua ya?” Pernah beberapa kali komentar seperti itu mampir di blog saya. Kalimat selanjutnya dari komentar itu adalah celaan, cacian, umpatan, dan perkataan yang merendahkan. Apa yang akan anda lakukan saat pembaca mencela tulisan anda?
Awalnya saya kaget juga menemukan komentar pedas semacam itu. Timbul pertanyaan dalam hati, ”Apanya yang salah ya?” Ah, barangkali ada istilah atau kalimat yang tidak sesuai dengan keinginan dia. Atau mungkin isinya menyinggung perasaannya. Bisa jadi si pembaca itu ketakutan dan khawatir orang lain jadi tahu karena isi blog yang sedang dia nikmati merupakan cerminan dari kebobrokan dirinya. Yang jelas, pasti ada apa-apanya dengan tulisan yang saya buat itu.
Prinsip right or wrong is my blog bisa saja saya gunakan untuk menghadapi pembaca semacam itu. Apa yang saya tulis bukan urusan dia. Ini kan blog saya, suka-suka saya dong. Boleh kan saya bilang begitu? Jika pembaca tidak suka dengan apa yang ada di blog ini, ya silakan hengkang jauh-jauh. Bila lain waktu datang lagi dan kembali menemukan tulisan yang menyakitkan dia, ya segera pergi saja. Itu artinya blog ini bukan untuknya. Simpel kan? Ya, sesederhana itu. Itu jika saya berprinsip right or wrong is my blog yang memiliki harga mati. Sayangnya saya tidak mau seperti itu. Saya tetap peduli dengan pembaca yang bertandang dengan sengaja atau hadir karena kesasar. Saya berharap blog yang saya kelola bisa membangun tali silaturahim dengan siapapun yang membaca. Jika ada satu dua pembaca yang tidak bersahabat dan tidak suka dengan tulisan saya, apalagi ketidaksukaannya karena tulisan saya memaparkan boroknya, dia saya anggap telur pecah dari berkeranjang-keranjang telur yang saya miliki.
Kembali tentang komentar tidak enakeun yang pernah mampir itu, saya memang sempatkan untuk memberi perhatian sejenak. Selain karena memang dia ’caper’, saya jadi sadar bahwa yang berkomentar itu ternyata bukan siapa-siapa. Dia merasa gerah dengan yang dia baca karena yang saya buat itu membuka kebobrokan yang dia miliki. Setelah saya menyadari hal itu yang sebenarnya terjadi, apa boleh buat, terpaksa prinsip right or wrong is my blog saya pegang. Tidak ada gunanya meladeni pembaca yang tidak mau terima kritikan. Apalagi si pembaca itu tipe orang yang gaptek, yang tidak tahu blog itu apa. Barangkali anda memiliki tip bagaimana memperlakukan pembaca yang mengkritisi blog anda karena anda menjadikannya online diary?
Memang lebih mudah menghadapi orang yang mengerti permasalahan dibandingkan yang bisanya hanya menghujat. Kita harus pandai-pandai bersikap. Saat yang ada di depan adalah pembaca dengan kritik konstruktif, kita harus melayani dengan baik dan berterima kasih. Kita berterima kasih karena dia telah mau menyempatkan waktunya memperhatikan blog kita. Bila yang datang adalah si penghujat dengan kebodohan dan ketidaktahuannya, kita juga harus melayani dengan baik untuk segera mengabaikannya dan mengucapkan terima kasih. Kita berterima kasih untuk kelakuan noraknya yang telah ditunjukkan sehingga kita tidak perlu menjadi orang bebal yang menyebalkan seperti itu saat kita menjadi pembaca.
Masalah tahu dan tidak tahu, tidak bisa dipungkiri, jelas yang paling tinggi levelnya adalah tahu bahwa dirinya tahu. Dengan demikian, saat dia menjadi pembaca dia sadar sesadar-sadarnya dan paham sepaham-pahamnya dengan apa yang dia lakukan. Bertolak belakang dengan orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Tidak mengherankan jika orang seperti ini menjadi orang yang sok tahu.
Sekedar informasi buat anda, dan ini tidak penting, bagaimanapun juga, entah anda suka atau tidak, tahu atau tidak, saya sangat suka tahu (tempe juga). 😎
Sumber gambar: di sini
[…] yang masuk di blognya. Dengan saling meninggalkan komentar, yang baik tentunya bukan yang mencela dan mencaci, otomatis saudara kita akan bertambah banyak. Contohnya, saya kenal yang namanya Arman yang sudah […]
@yadi: thanks komennya ya
bisa jadi orang yang mengkritikt menjatuhkan itu orang yang gak ngerti tentang menghargai sebuah karya..
tetep semangat pak…..
@gibb: 🙄 stju juga
hehehe… setuju.
kritik yang asal njeplak, abaikan saja 🙂
@Miftahgeek: selamat kalo begitu 8)
Saya termasuk salah satu blogger yang sempet dikatain begitu 😀
@monda: hehehe… praktis, simpel, dan lugas ya mbak 😉
anggap aja kritik membangun,
kalau komen terlalu negatif, delete aja
@aming: lebih manteb lagi, udah dadanya besar, jiwanya juga besar 😉 contohnya si ade binaragawan yang jelas besar dadanya, entah jiwanya 😆 entah dia juga suka tahu atau tidak…
btw tahu gejrot sepertinya enak tuh kang….
sok lah, umpatan, cacian harus bisa diterima dg lapang dada, sebab dg berlapang dada mencerminkan anda berjiwa besar… bukan berdada besar yak…
hapunten……….
@Ira & tito: kalo begitu, mari kita bersatu padu demi tahu, hidup tahuuuuu… 😆
wah kang ini masih berkaitan ya dengan postingan sebelumnya.. memang rada kesel dengan temen2 yang berkunjung dan memberikan komentar yang tidak mengenakan.. tapi di lain sisi ad baiknya juga. Jadi kita bisa mengoreksi apa yang kurang dari blog kita.
oh iya saya juga suka tahu kang, tahu gejrot.. wkwkwkwk
betull pak! I love ur article .
yang perlu digarisbawahi itu paragraf terakhir Pak! hhe, saya tidak terlalu suka ama tahu .. hhe :p