Bogor itu melimpah dengan sajian kuliner. Hampir di sepanjang ruas-ruas jalan di Kota Bogor berdiri restoran dan warung. Ada yang sudah lama, hadir pula pendatang baru. Beberapa di antara mereka saya sebut oasis karena tempatnya membuat betah untuk berlama-lama.
Tempat makan ini hitungan usia beroperasinya masih bulan. Namun sejak pertama mencoba, saya langsung memutuskan untuk menjadikan tempat ini sebagai salah satu oasis persinggahan. Mengapa? Tempatnya nyaman untuk relaks setelah pulang kerja. Selain untuk bersantai melepas kepenatan, oasis ini juga cocok jadi tempat santap bersama keluarga atau untuk bersosialisasi. Oasis asyik ini bernama Resto Ayam Cacah.
Kesempatan bersosialisasi kembali hadir Sabtu malam ini (16/3/13). Bersama teman-teman #KandangKambing yang juga pengurus komunitas blogger Bogor, kami ngobrol sambil menikmati malam Minggu di Resto Ayam Cacah. Beragam menu khas Lombok tersaji menemani sekaligus mengisi perut kami. Perbincangan jadi makin seru. Semua yang hadir bercucuran keringat. Bukan karena panasnya cuaca tetapi karena dahsyatnya rasa pedas dari sebagian besar hidangan yang tersaji. Memang seperti itulah ciri khas masakan Lombok.
Yang menarik dari resto ini adalah varian masakan Lombok yang lain daripada yang lain. Yang saya tahu, masakan Lombok identik dengan menu ayam Taliwang. Namun yang ditawarkan tempat makan ini berbeda. Meskipun sama-sama masakan Lombok, Resto Ayam Cacah tidak menawarkan sajian ayam Taliwang. Sesuai namanya, yang disuguhkan ke pelanggannya adalah menu ayam cacah plus masakan berbahan ikan khas Lombok juga. Beberapa hidangan yang bisa dinikmati misalnya Ayam Cacah Bumbu Bima, Ayam Cacah Bumbu Klungkung, Ayam Cacah Bumbu Seraten, Ayam Cacah Bumbu Rajang, Ayam Bakar Bumbu Plecing, Gurami Bakar Bumbu Oles, dan Belut Goreng. Yang perlu saya peringatkan sebelum menyantap, hati-hati jika perut Anda sensitif terhadap rasa pedas. Di resto ini, hanya tahu, tempe, dan ayam goreng yang tidak pedas. Menu lain pedasnya juara. Buat perut saya, yang pakai bumbu oles baik itu gurami atau ayam masih bisa diterima. Dua menu ini tidak terlalu pedas. Selain itu, yang membuat saya cocok adalah ada rasa manis yang mencolok. Maklum, lidah Jawa. Jika Anda memang hobi menikmati masakan pedas, Ayam Cacah Bumbu Bima yang merupakan menu yang paling banyak dipesan wajib dicoba. 😉
Sebenarnya Resto Ayam Cacah memiliki tempat ngopi, namanya Kedai Kopi Giling. Tempatnya bersebelahan. Jika dari pintu masuk lokasi resto di sebelah kanan, kedai kopinya berada di sebelah kiri. Di kedai inilah saya lebih sering nongkrong menikmati kopi yang benar-benar kopi sambil diiringi alunan musik jazz. Mantap! Saya tak akan cerita banyak untuk kedai yang memiliki kopi luar biasa ini. Namun saya harus menceritakannya suatu saat. Untuk sekarang, saya cukup kasih saja alamatnya. Silakan dicoba sendiri. Resto Ayam Cacah & Kedai Kopi Giling yang beralamat di Jl. H. A. Adnawijaya (d/h Jl. Pandu Raya), Bogor
(depan Stadiun Futsal Pandu) ini memang patut disinggahi. Untuk alamat online, silakan akses akun Twitternya di @RestoAyamCacah dan blognya di ayamcacah.com.
lhah,…ada ikannya juga toh? Tak pikir cuma ayam…
lomboknya…huwahhh…
kulo tenggo postingan ngopi dhe
@mt: siap! 🙂
kepengen kembali lagi ke situ. temenin, yuk!
[…] Baca Selengkapnya di Blog Wong Kam Fung […]