Mengapa cantik identik dengan kulit putih? Karena media. Kenapa seksi identik dengan langsing? Karena media. Mengapa menawan identik dengan semampai? Karena media. Itulah beberapa pencitraan perempuan cantik yang dilakukan media. Salahkah? Barangkali jawaban kita beda tentang hal ini.
Coba anda bayangkan penguasa media itu berasal dari dan berada di pedalaman Afrika. Mereka yang menjadi trend-setter mode dunia. Mereka yang menjadi kiblat para pesohor dunia showbiz. Masihkah ukuran cantik itu perempuan yang berkulit putih dengan bodi langsing? Jelas tidak! Bisa jadi mereka yang berkulit hitam dan berbadan ’langsung’ yang menjadi model kecantikan seorang perempuan. Industri kosmetik kelas dunia barangkali akan menggenjot kampanye iklannya untuk produk baru mereka yang bernama Blackening Miracle.
Tidak bisa disalahkan pula bila ukuran-ukuran cantik yang menjadi patokan seperti itu. Namun bagaimanapun juga, meskipun media menggiring opini tentang cantik seperti itu, yang namanya perempuan cantik bagi seorang laki-laki tetap personal sifatnya. Secara visual, barangkali para perempuan yang putih, langsing, dan semampai terlihat cantik bagi banyak kaum lelaki. Namun sudah pasti tetap akan ada laki-laki yang tidak tergoda dengan penampakan luar semacam itu. Selalu akan ada kaum adam yang jatuh cinta kepada perempuan hitam, atau pendek, atau ’langsung’, atau gabungan dari hal-hal tersebut. Sekali lagi, ketertarikan seorang laki-laki terhadap perempuan tetap personal sifatnya. Gencarnya iklan kosmetik dan kuatnya opini dari media tidak akan mampu mengubah ketertarikan yang sifatnya personal itu. Seperti apa contohnya?
Barangkali apa yang saya alami bisa memberikan gambaran. Dan saya memiliki keyakinan apa yang terjadi pada saya pasti dipunyai juga para lelaki lain. Mungkin patokan cantik seorang wanita yang saya miliki agak berbeda, atau mungkin anda melihatnya aneh. Kulit putih memang menarik, tetapi bukan berarti hanya yang berkulit putih saja yang bisa memikat saya. Buktinya, saya tidak tertarik dengan sapi? Ah, bercanda. Sekarang serius! Saya akan sebutkan kriteria cantik yang saya tetapkan bagi perempuan. Dan perlu anda ketahui, sebagian kriteria cantik yang saya buat itu berhasil saya dapatkan sekarang. Seperti apakah kriteria cantik saya itu?
Wajah berbintik-bintik begitu cantik di mata saya. Sayangnya tidak gampang menemukan perempuan cantik asli Indonesia dengan wajah berbintik-bintik coklat seperti yang dimiliki perempuan bule. Ternyata wajah-wajah perempuan kita begitu mulus. Tentu saja hal ini membuat saya kecewa. Namun kekecewaan saya tidak bertahan lama karena ada jenis kecantikan lain yang akhirnya saya dapat. Apa itu? Perempuan berkumis. Tentu saja kumisnya tidak setebal Pak Raden, apalagi berbentuk kotak seperti kumisnya Gogon yang pelawak Srimulat itu. Perempuan yang memiliki kumis samar-samar betul-betul begitu cantik. Kumis itu muncul mungkin karena tingkat hormon laki-laki yang dimiliki terlalu tinggi.
Ukuran kecantikan perempuan berikutnya adalah mata belok. Tidak heran bila ada laki-laki yang terseok-seok hanya karena dilirik wanita bermata belok. Saya paling senang ketika melihat seorang wanita yang memiliki mata seperti itu, baik dia melirik, melotot, atau melihat biasa. Setelah mata, tubuh yang agak gemuk (berisi) lebih menarik saya daripada perempuan langsing. ’Langsung’ bagi saya lebih seductive daripada langsing. Gigi kebiru-biruan atau kecoklatan karena (katanya) efek obat antibiotik semakin mempercantik senyum seorang perempuan. Saya begitu terkagum-kagum menyaksikan perempuan dengan gigi yang berwarna unik nan eksotik itu. Warna gigi tersebut tentu saja tidak masuk hitungan iklan komersial sebuah pasta gigi. Ya kan? Yang terakhir, tomboi. Perempuan tomboi terlihat lebih energik di mata saya dibandingkan mereka yang lemah lembut apalagi yang menye-menye. Rasanya akan selalu gembira bila berada bersama perempuan tomboi dan hidup ini menjadi lebih hidup.
Itulah ukuran cantik yang rasanya di luar kebiasaan. Dan sudah pasti ukuran itu di luar gambaran yang diberikan media. Namun percayalah, pasti ada banyak lelaki di luar sana yang tidak berpatokan pada pencitraan media. Yang dicitrakan media sudah tentu yang sifatnya fisik. Yang dibidik industri kosmetika juga kecantikan fisik. Hal itu dilakukan karena memang itulah yang paling mudah dimanipulasi. Karena lebih bersifat fisik, makanya sangat gampang menemukan produk whitening dan sulit atau barangkali tidak mungkin menemukan krim blackening atau penghitam kulit. Hitam bukan ukuran cantik dalam dunia kosmetik.
Pesan saya, jangan coba-coba menanyakan, ”Ada Blackening Miracle?” di toko kosmetik langganan anda. Bila penjualnya bilang ”Sok putih lu!”, bisa-bisa anda malah jadi sakit hati.
Sumber gambar: di sini
@popi: di Afrika ada kali ya hehehe…
saya juga lagi nyari tuh “Blackening Miracle”….ada yg jual ga ya? (bukan berarti kulit saya putih loh! kulit ini udah item…tapi setidaknya ntar ada ‘miracle-miracle’ nya lah! 😀 )
@blognya anak PADMANABA: 😉
@Miftahgeek: idih pake rahasia2an segala 😆
Tolok ukur saya yang utama seh CEWEK kang, sisanya rahasia :p
Bener itu kang. Kalau yang maju negara di bagian Afrika pasti ada pabrik buat memperhitam kulit hhe, :p
@chandra iman: kita punya selera sama untuk rambut yg diikat 😉
Orang bule menghitamkan kulit, orang indonesia memutihkan kulit
Saya menyukai cw yg berkacamata dan rambutnya sering diikat 🙂