Fakir Twitter atau saya menuliskannya @fakirtwitter hanyalah sebuah sebutan yang saya bikin dan tujukan untuk teman yang tidak memiliki akun Twitter. Memang seberapa penting sih akun jejaring sosial tersebut?
Penting tidaknya memiliki akun di Twitter tentu saja sifatnya relatif. Untuk mereka yang suka menggalau di linimasa, memiliki akun tersebut adalah sebuah kewajiban. Namun bagi yang lebih suka menggunakan media sosial lain, Facebook misalnya, akun Twitter hanyalah sesuatu yang tidak penting. Dengan demikian bisa dikatakan mempunyai akun Twitter hanyalah sebuah pilihan. Siapapun boleh memilih untuk memiliki atau tidak memiliki. Kita bebas untuk menggunakan atau tidak, termasuk memakainya untuk urusan yang bermanfaat maupun maksiat. Toh Twitter hanya sebuah alat yang sifatnya netral yang kebetulan beberapa waktu lalu hingga saat ini sedang marak.
Saya sendiri memiliki akun Twitter sudah setahun lebih. Bila melihat di profil Twitter, @wkf2010 yang saya gunakan sebagai identitas saya ternyata telah ada sejak 9 April 2010. Itu artinya jika dihitung hingga hari ini, saya sudah memilikinya selama satu setengah tahun. Kalau begitu, berarti sudah selama itu dong saya menggalau di TL atau timeline atau linimasa? Tidak! Saya benar-benar menggunakan akun Twitter secara intensif sejak satu atau dua bulan belakangan ini. Sebelum-sebelumnya? Jarang sekali, untuk mengatakan tidak, saya memanfaatkan linimasa saya. Paling-paling yang muncul di linimasa adalah pemberitahuan bila ada tulisan baru di blog saya yang beralamat di https://wongkamfung.com karena blog tersebut memang saya integrasikan dengan akun Twitter. Termasuk tulisan ini, dalam waktu singkat akan segera muncul tautannya di linimasa @wkf2010.
Pertanyaan yang muncul di benak anda barangkali mengapa saya setahun lebih mengabaikan @wkf2010. Terus terang saja, saat saya membuat akun di Twitter tujuannya hanyalah untuk publikasi blog saya dengan cara menyambungkannya. Saya tidak pernah tertarik untuk menuliskan segala sesuatu atau istilah popularnya ‘menggalau’ di Twitter, apalagi kata huruf dan atau angka yang bisa dibuat di linimasa hanya berjumlah 140. Itu terlalu sedikit buat saya. Meski Twitter suka disebut microblog atau microblogging, buat saya dia hanya blog ‘abal-abal’ yang tak akan mungkin cukup dan tak akan pernah tuntas untuk bisa mengekspresikan segala ‘kegalauan’ yang terjadi. Akan tetapi makin ke sini kondisi makin berubah. Teman-teman di sekeliling saya banyak berinteraksi menggunakan Twitter. Saya bisa saja tidak peduli, namun itu artinya saya akan kehilangan saat bersilaturahim dengan mereka. Karena tuntutan itulah yang kemudian membuat saya memutuskan untuk lebih mengaktifkan @wkf2010.
Kembali tentang istilah Fakir Twitter, label itu tetaplah hanya sebuah sebutan yang saya tujukan untuk teman-teman yang tidak mempunyai jatidiri online yang diawali dengan tanda @. Tidak ada yang lain. Mudah-mudahan saja anda bisa menerimanya seandainya anda termasuk kelompok orang-orang yang memilih untuk tidak memiliki akun di Twitter. Jika sebutan itu anda anggap sebagai sebuah olok-olok yang tidak menyenangkan, ya saya minta maaf.
Karena itu hanya sebuah nama yang berasal dari saya maka Twitter tentu saja tidak mengenalnya. Bila anda penasaran dan mencoba melacak akun @fakirtwitter saya jamin tidak akan pernah ketemu karena nama itu memang tidak ada. Kalaupun anda mencoba membuatnya juga percuma karena Twitter tidak mengijinkan kita membuat akun menggunakan nama yang mengandung kata ‘twitter’.
Untuk anda yang termasuk ‘polisi bahasa’, istilah itu juga barangkali kurang tepat mengingat lema ‘fakir’ memiliki makna orang yang sangat kekurangan atau orang yang terlalu miskin bila kita merujuk ke KBBI. Meskipun demikian, itulah bukti bahwa kata itu lentur sifatnya dan bisa bermakna lain sesuai kesepakatan.
Apakah anda termasuk Fakir Twitter? Anda tidak perlu bertaubat bila memang iya karena anda tidak sedang berbuat murtad. Twitter bukanlah sebuah agama (baru). Jadi, emang penting punya panggilan di dunia maya yang diawali dengan tanda @ itu?
Sumber gambar: bikin sendiri dong.
@rahma: mau diabaikan dianya nggak bakal marah kok. salam kenal kembali dan terima kasih tlah mau berkunjung. 😉
@HESTY: tetaplah untuk setia
untung punya twitter, jadi bukan fakir 😀
tapi makin lama situs jejaring sosial makin banyak, repot juga kalo ngikutin semuah 😀
Wah, malah twitter saya sudah terabaikan sejak lama, coba nyembuhin addict ngetwitt dan tnyata bisa:)
(salam knal)^^
@httsan: siap komandan 😎
@MT: bang manov ternyata sudah punya sejak 2009
mention kita dong
: )
pas tuh buat dicky dan bang manov