Di bangku sekolah, tidak ada mata pelajaran Ikhlas. Begitu juga di ruang kuliah, anda tidak akan menemukan mata kuliah Ikhlas, baik yang ber-SKS maupun 0 SKS. Ikhlas hanya ditemukan di universitas kehidupan.
Bila ikhlas itu dimajaskan sebagai mata kuliah, tidak wajib hukumnya bagi mahasiswa untuk mengambilnya. Artinya, mata kuliah itu boleh diambil boleh tidak. Tidak ada paksaan bagi anda, jika anda adalah mahasiswanya, untuk memasukkan mata kuliah itu ke rencana studi dalam semester maupun trimester kehidupan anda. Bahkan bila bobot SKS dari mata kuliah Ikhlas 10 sekalipun, anda tidak wajib mempelajarinya. Tidak setujukah anda? Jika ya, berarti kita sama. Bagaimana bisa, kan anda bilang tidak wajib? Barangkali itu pertanyaan yang anda kembalikan ke saya. Saya memang menuliskan tidak wajib mempelajari mata kuliah Ikhlas dalam kehidupan dan saya juga tidak setuju dengan yang saya tuliskan itu. Tapi pada akhirnya nanti, saya akan setuju dan saya yakin anda juga pasti akan menyetujuinya. Dan anda akan tahu alasan saya berdikotomi seperti itu.
Keihklasan memang tidak ditemukan di daftar pelajaran atau mata kuliah. Namun demikian, keikhlasan harus dipelajari. Sama seperti ketrampilan yang lain, untuk bisa mahir di bidang itu, ikhlas harus ditekuni secara serius dan dipraktekkan. Dengan memadukan teori dan praktek, ketrampilan berikhlas akan dapat kita kuasai dengan baik.
Jika saya tuliskan di atas bahwa ikhlas itu tidak wajib dipelajari, itu karena menjadi ikhlas merupakan sebuah pilihan. Jika hidup anda ingin tenang, tidak kemrungsung, mau tidak mau anda harus bersedia belajar ikhlas. Karena dengan menguasai ilmu ikhlas, hati akan menjadi tenang. Berapapun rejeki yang diterima akan dinikmati dengan ikhlas. Betapapun usaha telah dikerahkan dan bagaimanapun hasilnya, semua akan dijalani dan diterima dengan ikhlas. Dengan menjadi pribadi penuh keikhlasan, kita akan menjadi manusia yang akan mampu menikmati hidup ini dan mampu pula menjadikan hidup ini lebih hidup.
Bagaimana bila kita tidak bisa ikhlas? Maka yang terjadi, kita akan selalu gundah dengan semua yang terjadi di sekeliling kita dan dalam kehidupan ini. Ketika orang lain mencapai kesuksesan, kita resah karena kita tidak ikhlas dengan kesuksesan yang sudah kita miliki. Kita jadi membanding-bandingkan yang ujung-ujungnya menjadikan hidup kita tidak tenang karena kita mendasari perbuatan kita itu dengan ketidak ikhlasan meskipun kita tidak menyadari atau sengaja tidak mau mengakui hal itu. Contoh lain, saat kita beramal, niat baik itu akhirnya menjadikan kita tidak ikhlas hanya dikarenakan prasangka si penerima adalah orang yang pemalas. Sedekah yang seharusnya dilakukan dengan dasar ikhlas kemudian menjadi bersyarat.
Saya sendiri masih dan terus berusaha belajar ikhlas. Apa yang saya lakukan sebisa mungkin didasari ikhlas. Rejeki yang saya peroleh sebisa mungkin saya terima dengan ikhlas. Dengan memiliki keihklasan, mudah-mudahan kita menjadi orang yang tidak ‘lapar mata’, selalu melihat lebih pada apa yang dimiliki orang lain. Ibarat kata, kita selalu menganggap rumput tetangga lebih hijau dari rumput di halaman sendiri. Padahal bisa jadi orang lain justru merasakan bahwa rumput kitalah yang lebih lebat dan subur. Dengan demikian, falsafah Jawa yang dikenal dengan istilah sawang-sinawang (saling melihat dan merasakan) menjadi relevan dengan keikhlasan yang kita miliki.
Jadi epilognya, jangan merasa yakin pekerjaan teman anda lebih enak dari pekerjaan anda sendiri. Bisa jadi, teman anda ngiler dengan posisi dan pekerjaan anda sekarang. Epilog lagi, jangan percaya mata anda bila istri tetangga anda terlihat lebih cantik dari istri anda sendiri. Bisa jadi, justru suaminya sedang terkagum-kagum dengan anda yang bertampang standar tetapi berhasil menggaet seorang bidadari (yang sedang khilaf tentunya). Hehehehe… maaf.
Sumber gambar: di sini
@Bung Iwan: makasih infonya 😉
buat saya istilahnya ‘towards zero’, tidak menginginkan apa2. ikhlas. Quantum Ikhlas buku yang bagus. 🙂
@dha: selamanya 😉
@utami utar: Everything happens for a reason… ya setuju 🙂
@unggulcenter: dah dijawab ya?
@pak Har: makasih kicauannya
@ipank_Dhomir: wa’alaikum salam makasih tausiahnya 😉
@Miftahgeek: yang penting isinya kan?
Kalo buat mahasiswa, dompet tetangga lebih tebal dari dompet sendiri :p
padahal mah y sama juga isinya 😀
Assalamu’alaikum om…. dah lama ni ga komen..hehehehe.
Ikhlas adalah hubungan antara makhluk dengan Khaliq (sang pencipta) tidak bisa disebutkan diawal… ex : saya ikhlas melakukan ini semua !!!. itu ciri dari tidak ikhlas. tapi lakukan.
dan ikhlas terletak pada pukulan pertama, ketika dipukul yang kedua maka kita lawan atau balik pukul. ikhlas bukan pasrah dengan keadaan.
Contoh sederhana yang mungkin banyak org melupakannya :
Lakuakanlah apapun seperti anda melakukan rutinitas di pagi hari (Buang Hajat),yg merupakan sugesti tiap pagi untuk meminta dikeluarkan karena itu adalah racun.
Apakah kita ketika akan melakukan buang hajat mengatakan ” sumpah saya ikhlas mengeluarkan anda” ???
saya yakin tidak !!!.
Bahkan saya yakin kita pun melupakan makanan yang kita makan ketika malam harinya, walaupun kita pada malam itu memakan makanan direstoran mahal dan mengeluarkan uang banyak atau mungkin menghabiskan gaji 1 bulan untuk membayar makanan yg kita makan.
(“Lakukan dan Lupakan”) By. Ipank dhomir.
[…] This post was mentioned on Twitter by hartanto, Adi Purwanto. Adi Purwanto said: Hijaunya Rumput Tetangga: Di bangku sekolah, tidak ada mata pelajaran Ikhlas. Begitu juga di… http://goo.gl/fb/6ECNj […]
insyaallah tidak, karena saya bukan bidadari ..
bukan sedang khilaf ya mbak hihi…
Saya sih berusaha selalu bersyukur dengan segala apa yang ada di sekeliling saya. Berusaha menjadi lebih baik dalam segala hal tentu itu pasti, tapi selalu ingat bahwa masih ada campur tangan yang tak terlihat dalam segala urusan kita juga wajib dilakukan. Everything happens for a reason.
hidup tenang….