Selamat datang di dunia internet. Jika Anda sampai di blog ini setelah melakukan pencarian menggunakan kata kunci ‘anak SMA’, maka Anda telah masuk ke dalam satu kisah di antara anak SMA. Dan itulah yang saya harapkan, Anda berada di sini, bukan di tempat lain yang berkisah tidak baik tentang anak SMA.
Saat ini, kata kunci anak SMA memiliki konotasi yang sangat memprihatinkan di dunia maya. Ketika tulisan ini dibuat, saya mencoba mengetik kata kunci tersebut di Google. Hasil yang muncul adalah 4.390.000 laman di google.co.id dan lebih lebih dari empat kali lipat di google.com yaitu sebanyak 18.800.000. Dari pencarian di kedua domain mesin pencari itu sayangnya yang muncul di halaman pertama dan khususnya di nomor satu adalah frasa tentang anak SMA yang tidak sedap. Mereka yang berada di halaman satu sebagian berupa tulisan atau tautan video pornografi yang melibatkan anak SMA. Memang separah itukah anak-anak SMA kita?
Meskipun beberapa laman di halaman pertama, termasuk yang bertengger di nomor satu,berisi kemesuman terkait dengan anak SMA, saya tetap yakin lebih banyak hal baik yang ada di antara anak SMA. Bagi saya, kisah tak sedap itu hanyalah sebagian kecil penyimpangan yang terjadi. Ada lebih banyak hal-hal baik dalam dunia anak SMA. Salah satu misalnya semangat belajar yang mereka miliki, bahkan ketika mereka sudah lulus.
Belum lama ini saya melakukan survei di delapan keluarga anak-anak lulusan SMA di wilayah Citeureup, Klapa Nunggal dan Pasir Angin (Cileungsi). Mereka adalah calon mahasiswa yang ingin meneruskan belajar di sebuah lembaga pendidikan bernama Bogor EduCARE atau lebih dikenal dengan nama BEC. Karena belajar di BEC tanpa dibebani biaya alias gratis, mereka yang berminat akan disurvei setelah lulus tes tertulis untuk menentukan layak tidaknya diterima di BEC. Melihat kondisi kehidupan dan lingkungan tempat tinggal mereka, saya begitu salut. Keadaan tersebut tidak melunturkan semangat belajar mereka. Dengan keterbatasan yang dimiliki, sudah seharusnya api semangat belajar mereka terus kita jaga agar tidak padam.
Kembali tentang temuan kata kunci anak SMA di internet, saya tetap melihatnya sebagai riak kecil. Namun demikian, kita harus tetap waspada dan terus menjaga anak-anak kita. Semakin berkembangnya jaman, semakin besar tantangan yang dihadapi anak-anak sekarang. Internet layaknya sinar matahari yang tak mungkin diabaikan begitu saja. Mereka akan datang, baik kita suka atau tidak. Anak-anak sekarang tak mungkin terhindar dari pengaruh internet. Tindakan bijak yang perlu diambil adalah bukannya menghindari tetapi bagaimana menjaga dan mengarahkan mereka dalam menggunakan internet. Dengan demikian, internet akan lebih banyak memberikan manfaat bagi mereka. Internet di antara anak SMA adalah sebuah keniscayaan. Konyol bila kita tidak acuh.
Sumber gambar: anak membaca
[…] saya ngobrol bersama Wkf (wongkamfung.com) dan mas Matahari Timoer (mataharitimoer.com) saya mencoba browsing ke google dengan kata […]
@cepyhr: salam silaturahim dan salam kenal, Mas. Terima kasih komentarnya. 😉
@banyumurti: sebuah upaya melawan sisi negatif dalam dunia internet. Kembali ke khittahnya, beuh, keren betul istilahmu, Om. 😆
“anak sma” bahkan “anak smp” dan juga mungkin “pns” telah kehilangan “jati diri”nya di internet. Keren inisiatif utk mengembalikan “mereka” ke khittahnya di Google 🙂 *menjura
Setujuu.. Bagaimanapun pemuda merupakan calon pemimpin di masa mendatang. Dan, masa-masa muda adalah masa dimana ditanamkannya ‘software’ kehidupan ke otak/mind mereka. Hehe, saya juga termasuk pemuda sih *malu*
Salam silaturahim mas 😀
@totok: aamiin… 😎
salam blogg mari akang akang dan terima kasih sahabat berdua telah membuat saya kembali hidup dlam dunia blogg berangkat dengan tulisan anak sma mudah mudahan makin per erat dan bermanfaat dalam silaturahmi ini
@MT: Bener, setuju. 😉
Meskipun banyak celah untuk menyesatkan anak muda kita, jangan pernah berhenti membina mereka.
Asyik, skrg sudah bisa komen by mobile