Soempah, Saya Pemoeda

0
1257

Ada berita bagus. Hari Minggu kemarin di Jimbaran, Bali, Indonesia dinyatakan sebagai juara umum di ajang ABG dengan perolehan medali 23 emas, 8 perak, dan 20 perunggu. Salut. ABG (Asian Beach Games) merupakan pesta olah raga pantai antarnegara Asia. Atlit yang bertanding berasal dari negara-negara yang ada di bagian Asia Selatan, Asia Barat, Asia Timur, Asia Tengah, dan tak ketinggalan pula Asia Tenggara. Mereka adalah para pemuda-pemudi, termasuk abg -anak baru gede- tentunya, yang datang dari seluruh penjuru benua Asia termasuk Indonesia. Kemenangan dalam event di Bali itu membuktikan bahwa pemuda-pemudi kita punya prestasi yang bisa mengangkat martabat bangsa di mata dunia.

Berita gembira di atas tentu menarik untuk dibicarakan. Siapa sih yang tidak sumringah membicarakan sesuatu yang menyenangkan? Peristiwa yang terjadi di Bali kemarin memang cukup membanggakan. Bukan hanya bagi anak muda, yang tua pun sudah pasti turut merasakannya. Bila sudah begitu, tidak mengherankan bila semangat nasionalisme kemudian muncul. Sumpah yang dulu pernah dikumandangkan pertama kali pada 28 Oktober 1928 oleh para pemuda, saat itu kembali menggelombang: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Kita merasa satu. Alangkah indahnya.

Hari ini, Sumpah Pemuda sudah berusia 80 tahun. Bila diibaratkan manusia, Sumpah Pemuda sudah menjadi kakek-kakek. Selama kurun waktu itu, dilandasi dengan semangat Sumpah Pemuda, karya apa yang ditunjukkan generasi muda sampai saat ini bagi negerinya? Menyandang gelar juara umum di Bali memang bisa dijadikan contoh positif. Namun, cukupkah hanya dengan menunjukkan prestasi di bidang olah raga? Saya tidak bermaksud mengecilkan arti kemenangan yang diraih. Jika kemudian kemenangan itu membuat lupa akan pentingnya peran pemuda bagi bidang yang lain, betapa disayangkan. Banyak dimensi kehidupan yang bisa menjadi sarana pengaktualisasian diri pemuda selain olah raga, misalnya pendidikan, kesenian, lingkungan, dan teknologi.

Bentuk aktualisasi diri yang dilakukan pemuda saat ini sudah barang tentu berbeda dengan generasi muda sebelumnya. Dulu jaringan global internet belum dikenal atau malahan belum ada. Saat ini, generasi muda kita sudah terbiasa memanfaatkan teknologi informasi itu. Layanan berbasis komunitas seperti blog, facebook, atau friendster sudah sangat dikenal oleh mereka. Dengan munculnya berbagai jenis layanan tersebut yang, ini yang menarik dan menyenangkan, semuanya gratis, banyak generasi muda memanfaatkannya sebagai ajang unjuk gigi. Apa yang mereka lakukan merupakan hal yang positif. Lebih-lebih bila layanan gratis itu digunakan bukan hanya untuk urusan senang-senang semata tetapi juga sebagai media pembelajaran baik bagi diri sendiri maupun pembacanya.

Langkah menuju ke arah tersebut sebenarnya sudah dirintis generasi muda kita. Bagi warga Bogor khususnya, komunitas pengguna blog (blogger) yang tergabung dalam situs http://blogor.org sudah mulai mengarah ke sana. Blogor sebagai wadah para blogger yang berdomisili di Kota dan Kabupaten Bogor mencoba menjadikan blog sebagai sarana untuk menyatukan mereka. Dengan bergabung dalam perkumpulan ini, para anggotanya bukan hanya sekedar menuangkan ide dan kreatifitas dalam blog masing-masing tetapi mereka juga saling bertukar ilmu dan informasi. Pertukaran itu mereka lakukan selain melalui mailing list yang mereka miliki juga melalui pertemuan tatap muka atau biasa disebut kopdar yang diagendakan secara periodik. Salah satu contoh realisasi dari tekad itu adalah dengan didatangkannya seorang pakar IT dari IPB untuk berbagi ilmu dalam kopdar yang diadakan pada 12 Oktober 2008 lalu.

Melihat kegiatan yang dilaksanakan para anggota Blogor yang baru dibentuk 24 Agustus 2008 itu, bukannya tidak mungkin layanan internet berbasis komunitas yang awalnya hanya sebagai buku harian online selanjutnya bertambah fungsinya menjadi media pendidikan. Setiap blog yang ada bukan hanya diisi dengan hal remeh-temeh tetapi juga informasi yang meningkatkan kecerdasan. Karena sasaran utamanya adalah generasi muda, tentu saja bahasa yang digunakan ringan dan mengalir sebagaimana yang mereka pakai sehari-hari. Untuk mewujudkan hal itu memang dibutuhkan komitmen yang serius. Namun, saya yakin pasti bisa. Sebagai generasi muda, anda tentunya juga tidak mau bila dikatakan hanya sebagai generasi yang bisanya hura-hura. Sudah waktunya anda menunjukkan bahwa generasi anda dapat memanfaatkan blog yang sifatnya pribadi itu menjadi sarana belajar bagi siapapun khususnya generasi muda. Melalui blog, anda juga bisa memperlihatkan bahwa anda mampu berkembang mengikuti peradaban dan memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk sebuah kreatifitas yang positif.

Hasil kreatifitas dalam memanfaatkan blog juga sangat mungkin sekali diubah menjadi pundi-pundi uang. Artinya, blog yang kita buat bukan hanya sekedar wadah untuk menuangkan uneg-uneg, keinginan dan angan-angan, serta rencana. Dari apa yang tertuang dalam blog, kita bisa terbitkan menjadi sebuah buku. Banyak contoh yang dengan mudah kita temukan. Kambing Jantan, Jakarta Underkompor, The Naked Traveler, atau yang segera terbit Perempuan Telentang karangan Adi Satriane Gambi adalah buku-buku yang berasal dari blog. Beberapa di antaranya malah menjadi best seller. Anda tentu akan senang sekali bila blog yang anda kelola ternyata juga bisa menjadi sapi perah yang akan menggemukkan kantong anda.

Melalui blog, hasil pemikiran anda juga bisa disuarakan. Anda, misalnya, dapat menanggapi gugatan yang sudah muncul perihal mengapa Indonesia yang sudah merdeka 63 tahun tidak maju-maju juga, lebih-lebih jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang semakin bergegas menggapai kemajuan. Atau mengenai kehidupan sosial, politik, dan perilaku politisinya, bisa ditanggapi dari sudut pandang anda sebagai generasi muda. Anda dapat urun rembug dalam mencari solusi mengatasi polarisasi sosial politik yang terjadi di negeri ini. Polarisasi sosial politik yang menghambat proses sinergi, solidaritas, dan kekompakan dalam menghadapi tantangan bangsa dan negara yang begitu besar dan rumit (Kompas, 27 Oktober 2008).

Dengan memiliki blog yang mendatangkan manfaat, anda dapat membuktikan bahwa anda bukan pemuda biasa. Melalui tulisan yang anda buat dalam blog, anda menunjukkan kepada dunia bahwa api semangat yang dimunculkan 80 tahun silam dalam Sumpah Pemuda sekarang masih ada dan tetap berkobar. Sambil menepuk dada anda dapat mengatakan, “Saya bukan pemuda biasa. Saya adalah pemuda yang bersemangat Sumpah Pemuda.” Bila perlu wujudkan dalam bentuk sumpah sebagaimana yang dilakukan pada 28 Oktober 1928 bahwa anda akan menjadi pemuda yang berguna bagi bangsa, negara, dan agama.

Negara ini membutuhkan generasi muda yang terampil, berwawasan global, dan tidak cengeng. Roda kemajuan semakin cepat berputar. Perkembangan peradaban sudah tidak mungkin dibendung dengan batas teritorial sebuah negara. Semua itu menuntut peran aktif seluruh warga, terutama generasi muda.

Jika anda mengaku generasi muda, tunjukkan anda siap maju menghadapi tantangan. Kalau anda pemuda, buktikan bahwa anda benar-benar pemuda sejati. Bahkan bila perlu, ucapkan sumpah. Sumpah yang menunjukkan anda adalah sejati-jatinya pemuda. Bukan pemuda sayur yang sebenarnya perempuan tua ganjen yang suka memamerkan keganjenan dan kemesuman serta membanggakan dirinya “tumakninah”. Orang Bogor bilang, tumpak nini-nini oge ngeunah. Maaf, saya tidak bermaksud ganjen dan mesum.

(Tulisan ini dibuat untuk lomba menulis yang diadakan Komunitas Blogger Bogor. Mudah-mudahan saja belum terlambat… dan menang). 😉 dan ternyata MENANG! HORREEEE…..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here