Puncak. Bagi banyak orang, apalagi di akhir pekan dan apalagi untuk orang-orang Jakarta, tempat wisata itu merupakan obyek favorit untuk didatangi. Namun bagi saya, Puncak bukan menjadi tujuan istimewa. Hanya saja, karena ada acara Family Gathering, Jum’at sore (16/4) saya datang ke tempat itu. Malam harinya, saya ketemu dengan pejabat bakat nekat.
Dengan banyaknya korupsi di negeri ini, saya tidak heran jika anda kemudian menebak-nebak tulisan ini tentang kelakuan minus pejabat-pejabat kita. Judul itu memang sangat memungkinkan mengarahkan anda kepada cerita-cerita pejabat yang bisa dibilang nekat dalam mencari nafkah. Kenekatan yang dilakukan pejabat lebih sering dikonotasikan negatif. Mengapa bisa negatif seperti itu? Tidak heran hal itu terjadi karena bukan dalam jumlah sedikit pejabat-pejabat yang nekat melakukan korupsi. Bila anda berharap tulisan ini akan berkisah tentang pejabat korup, maaf, anda kecele.
Acara di Puncak selama dua hari kemarin memang sangat mengesankan. Yang paling berkesan adalah Jum’at malam, bukan malam Jum’at lho. Jum’atnya juga bukan Jum’at Kliwon tapi Wage. Jadi, tidak ada kaitannya dengan cerita hantu-hantuan yang kental banget berhubungan dengan Jum’at Kliwon. Di tengah dinginnya daerah Puncak, saya menikmati hentakan irama musik yang dibawakan oleh sebuah keluarga luar biasa yang semua anggotanya adalah penyanyi dengan suara bukan lagi emas tetapi platinum. Pertemuan dengan keluarga penyanyi ini adalah untuk yang kesekian kalinya. Namun, ini adalah waktu pertama kalinya saya bisa menikmati kehebatan mereka dalam menyanyi di atas panggung. Atraksi dahsyat yang sangat menghibur. Bapak, ibu, kedua putrinya, semua memiliki suara merdu yang membuat saya jadi iri. Saya sangat beruntung, salah satu putrinya itu menjadi teman kerja. Dan karena saya terpesona dengan talenta mereka, saya dulu pernah menuliskan kesan saya tentang mereka di kampungantenan.blogspot.com dengan judul Sukabumi.
Family Gathering merupakan acara bermanfaat bagi peningkatan produktifitas dan penyegaran kembali karyawan. Acara ini sebaiknya diadakan secara rutin. Cukuplah bila misalnya diadakan setahun sekali. Dengan anggaran yang tidak terlalu besar (untuk kantong perusahaan) tetapi memiliki manfaat yang luar biasa, sudah seharusnya diupayakan untuk diselenggarakan. Untungnya, tempat saya kerja sudah beberapa kali mengadakan kegiatan itu secara rutin, meskipun rutinnya belum setiap tahun. Mudah-mudahan nantinya bisa diadakan setahun sekali, dan hal itu sangat mungkin.
Jelas Family Gathering kemarin menyatukan semua pesertanya. Setidaknya suasana formal yang biasa ditemukan di tempat kerja menjadi cair. Kehadiran suami atau istri dan anak-anak telah membukakan mata bahwa pekerjaan bisa menjadi lem perekat antar keluarga. Dan merupakan sebuah fakta bahwa sebenarnya sebuah organisasi baik institusi swasta atau kantor pemerintah adalah kumpulan dari berbagai keluarga dan merupakan sebuah keluarga besar. Tidak salah bila acara itu dinamakan Family Gathering. Dan itu sebabnya pula acara semacam itu menjadi penting.
Dalam acara itu, ada yang berkesan bagi saya. Saat acara organ tunggal yang diadakan Jum’at malam, pimpinan penghibur yang sekaligus kepala keluarga penyanyi mengajak peserta gathering turut menyanyi. Dia menenteramkan kami bahwa menyanyi itu pekerjaan gampang. Dorongan yang diberikan kepada peserta agar mau dan bisa menyanyi cukup unik. Hal itu terkait dengan pejabat, bakat, dan nekat. Saya setuju dengan tiga hal itu. Menjadi penyanyi itu memang gampang. Bukan masalah suara bagus atau tidak. Selama orang itu bisa mengeluarkan suara, siapapun bisa menyanyi. Terus apa hubungannya antara menjadi penyanyi dengan pejabat, bakat dan nekat?
Untuk menjadi penyanyi, cukup dibutuhkan salah satu dari tiga hal itu. Sukur-sukur bisa memiliki ketiganya. Ketika anda menjadi pejabat, maka otomatis anda akan menjadi penyanyi. Meskipun suara anda tidak karuan, tidak ada anak buah yang berani protes. Mereka akan mengangguk-angguk dan bertepuk tangan meskipun dalam hati mereka berkata suara anda tidak lebih baik dari radio rusak. Bila anda bukan pejabat, tetapi suara anda memang dahsyat dan gaya anda sangat atraktif sehingga benar-benar menghibur dan membius, berarti anda memiliki bakat. Menyanyi apapun akan terdengar enak, renyah dan pulen. Pejabat bukan, bakat nggak punya, tenaaanngggg… masih ada satu lagi yang bisa membuat anda menjadi penyanyi. Nekat. Asal anda berani malu dan tak tahu malu, modal ini sangat ampuh mendongkrak popularitas anda sebagai penyanyi. Saya yakin dengan modal nekat anda akan sukses menjadi penyanyi yang ditimpukin penontonnya. Audien akan menyambit secara emosial setiap anda hadir.
Siap ditimpukin, eh, jadi penyanyi?
Pengen ikutan.. T.T
Hahahaha…aku yo nekat kok nyanyi, padahal yo suarane pas2an…rak ngertilah sing ndengerine piye…seneng opo kebudegan, hehehehehe…sing penting pengin narsis plus nyalurin hobi nyanyi, yah meskipun dangdutan kabeh sing penting seneng, kanggo awake dee yo rak popo tho ^,^
hehehe…. Ga nyangka bisa kesebut2 di cerita ini…. hidung saya jadi kembang-kempis…. hehehe
Indeed, I’m very proud of my family, they support me in all sides… even when i don’t feel comfort with the environment in my office, but they make me….
Pokoknya kemaren sangat mengesankan…. banyak pejabat yang jadi penyanyi…. eh, tapi ternyata banyak juga yang punya bakat luar biasa.
poco-poco ala bec juga asyik… malah ada bintang tamu juga yaitu bapak Adi ‘Pondaag’ Perwanto dengan lagunya “Kucari Jalan Terbaik”… huahuahua….
Thanks Pak Adi…. ditunggu di sukabumi with family ya…
klo sy kmrn jomblo gathering pak,
sy jg dah membuktikan mjd penyanyi yg bermodal ‘nekat’