Kebohongan Penulis

31
2366

kebohongan penulisSeperti ini barangkali yang dinamakan tidak memiliki ide tulisan. Semua terasa buntu. Berusaha keras hingga jidat berkerut tetap tidak membuahkan hasil. Yang katanya menulis jadi mudah jika yang dijadikan bahan tulisan adalah pengalaman pribadi juga tidak terbukti. Nyatanya, pengalaman sehari-hari menghilang tanpa bekas. Seolah-olah mereka sengaja menghindar karena tahu akan dijadikan bahan tulisan. Apa yang biasa anda lakukan ketika tidak ada ide untuk ditulis?

Sering saya mendapati ketidakberdayaan seseorang dalam menulis dikarenakan, katanya,  tidak memiliki ide. Benarkah? Jika saya katakan tidak benar dan itu bohong, anda mungkin marah dan tersinggung. Bisa jadi anda akan memberi saya label orang tidak punya empati. Anda sakit hati karena saya tidak peduli perasaan anda. Faktanya, anda memang tidak mempunyai ide tulisan. Sekali lagi, betulkah?

Bagaimana bila saya benar-benar mengatakan anda bohong? Serius! Jika anda bilang tidak punya ide, saya dengan tegas akan mengucapkan, ”Bohong!” Anda sedang melakukan kebohongan yang memakan dua korban yaitu orang yang anda ajak komunikasi dan diri anda sendiri. Mungkin anda tidak menyadari hal itu. Bagaimana mungkin? Baiklah, agar jelas duduk persoalannya serta anda berhenti membuat dosa karena berburuk sangka terhadap saya, sudah saatnya saya tunjukkan kebohongan anda. Sekarang masalahnya tinggal anda mau legowo atau tidak, mau menerima atau justru  makin bertambah-tambah kebencian anda kepada saya. Banyak omong ya saya? Jika itu yang anda rasakan, yes!, berarti saya yang pendiam ini telah berhasil membohongi anda. Bingung? Sudahlah, lupakan saja selingan yang saya buat ini. Kan sekarang kita bersama-sama ingin mengungkap kebohongan anda? Kebohongan anda lho, bukan saya.

Bicara tentang hilang atau tidak ada ide dalam menulis sering diulas dalam buku teknik menulis. Tip dan trik mengatasinya juga diutarakan. Namun, saya sampai saat ini belum pernah menemukan tulisan tentang kebohongan para calon penulis dalam buku yang mengajari si pembaca menjadi penulis itu. Padahal hal itu juga penting diketahui mereka yang sedang belajar menulis. Dengan demikian, mereka akan terhindar dari perbuatan yang tidak baik, yaitu berbohong.

Mari kita mulai membuka tabir kebohongan anda yang suka mengeluh tidak mempunyai ide menulis. Saya beri analogi saja untuk menjelaskan hal tersebut. Karena saya suka berpetualang mencari makanan enak maka analoginya saya ambilkan dari dunia kuliner. Setuju? Harus setuju! 😎 Menurut anda, percaya nggak bila teman anda bilang tidak ada bahan baku untuk membuat masakan sementara di sekelilingnya terdapat berbagai bumbu, sayur-sayuran, tahu, tempe, daging ayam dan lain-lain? Masalahnya jelas bukan ketiadaan bahan baku untuk membuat suatu makanan tetapi bagaimana meramu semua itu menjadi masakan yang lezat. Jadi, what’s the point? Keahlian meracik itulah yang menjadi penyebab utamanya.

Jelaskan? Jika anda mengatakan tidak memiliki atau kehilangan ide menulis, yang terjadi sebenarnya adalah kebingungan memilih ide yang tersebar di sekeliling anda. Mungkin juga yang terjadi adalah anda tidak mempunyai teknik mak nyus meramu ide yang keleleran itu menjadi tulisan. Dengan demikian, saat anda mengatakan tidak mempunyai ide dan saya bilang anda bohong, apakah masih belum mau terima juga?

Saya tahu waktu anda mengucapkan tidak ada ide untuk ditulis, anda tidak bermaksud berbohong. Jika anda menyangkal kebohongan itu, saya anggap wajar. Toh anda tidak berniat seperti itu. Dan bisa dibilang anda tidak salah-salah amat. Namun bila yang diucapkan tidak sesuai dengan faktanya, apalagi kalau bukan disebut bohong?

Tentang siapa yang melakukannya, kebohongan ini lebih sering ditemukan pada calon penulis. Hal itu bisa dimaklumi karena alasan tidak mempunyai ide itulah yang paling gampang diucapkan. Jika penulis kawakan yang mengucapkan kebohongan itu, mungkin saja terjadi. Namun hal tersebut lebih dikarenakan kebiasaan mengucapkan kata-kata itu, bukan karena ketidakmampuannya meramu ide-ide yang ada. Bila penulis kawakan mengatakan tidak mempunyai ide, itu artinya dia sedang malas mengembangkan ide apapun yang dia bisa pilih.

Apapun alasannya, disengaja maupun tidak, bohong tetap bohong. Terus apa untungnya membuat tulisan ini buat saya? Nggak ada! Lalu, ngapain saya menuliskannya? Itulah. Barangkali anda masih ingat atau perlu anda ketahui tentang salah satu prinsip saya dalam menulis: ”Yang penting menulis, bukan menulis yang penting-penting.” Bila tulisan ini dianggap nggak penting, anggapan itu juga nggak penting buat saya. Karena bagi saya, yang penting saya menulis.

Satu lagi, jika saya menggunakan kata ’kebohongan anda’ itu bukan berarti saya tidak pernah melakukan kebohongan itu. Saya juga bukan penulis kawakan atau handal. Hanya saja, ketika tulisan ini saya buat, saya sadar bahwa mengatakan tidak mempunyai ide untuk ditulis adalah sebuah kebohongan. Jadi, karena saya tahu itu, kan berarti saya tidak termasuk golongan anda?

Sumber gambar: di sini

31 COMMENTS

  1. […] kehabisan ide penulisan. Yang benar adalah orang kehabisan cara untuk menuliskan ide itu. Demikian menurut rekan blogger Bogor, WKF. Namun, nyatanya, aku benar-benar belum mampu menulis postingan apa pun, entah idenya yang kurang […]

  2. Ciri khas Mas WKF, selalu ada misteri “kebohongan” dalam tulisannya, tapi “kebohongan yang benar”. Benar-benar “bohong”? Temukan jawabannya dengan terus mengikuti tulisan-tulisan beliau di sini, telisik sampai di balik setiap katanya.

  3. Analisa yang bagus mas. Jika sudah ketahuan kelemahan yang dimiliki, kini saatnya mencari solusi. Dengan latihan yang tekun saya yakin pasti bisa menulis dengan lancar.

    Hanya saja perlu dicatat. Tidak baik menulis artikel yang berpotensi menimbulkan miskomunkasi antar blogger. Niat ngeblog itu baik kok. Tidak selayaknya dikotori oleh pikiran picik untuk tujuan sesaat.

  4. Ide memang sebenarnya bisa datang dari mana saja. Namun, kadang orang tidak bisa mengeksekusi ide tersebut menjadi sebuah tulisan. Ada lagi yang mengatakan bahwa dia sedang tidak punya ide, bisa jadi dia tidak sadar sebenarnya ide itu telah datang kepadanya. Nah, untuk kasus ini kepekaanlah yang harus dilatih 😀

  5. Ya Allah, jikalau kebohongan penulis semacam ini Kau hitung sebagai dosa, sudah berapa banyakkah dosa saiia yang saiia timbun hanya dari mengatakan ‘tidak punya ide buat posting’ ??

    :mrgreen:

  6. ketika kita diberikan kemampuan (bakat) oleh Tuhan untuk menulis. Makan menulislah. semoga, ketika kita telah diberikan kelebihan untuk menjadi ‘penulis’, sebisa mungkin kesampingkan alasan ‘malas’ karena kata (alasan) malas menulis adalah alasan yang klasik. betapa ulama jaman dahulu, pada saat (keyboard, pena, kertas, mesin cetak atau sesuatu yang berhubungan dengan media tulis ataupun cetak) belum ada. mereka mengabadikan ide mereka dengan menulis, walau harus dengan media seadanya. karena intinya mereka ingin memberikan sesuatu bagi orang lain (supaya melek informasi)
    tetep semangat dalam menyebarkan virus-baik menulis.

  7. satu hal yang harus saya berikan tips buat para pembaca blog WKF : jangan keburu kesal, sebelum menghabiskan tulisannya, sebab nanti anda sendiri akan menyesal…. banyak poin penting dari setiap tulisannya!

  8. mungkin lain cerita kalau menulis dianggap ekspresi. seseorang menulis ketika ada yang ingin disampaikannya, bukan ‘harus’ menulis untuk memenuhi target.

  9. @Miftahgeek: kalo begitu milihnya sambel merem saja biar cepet 😉
    @arman: betul, berarti dia kehabisan ide meramunya, bukan gagasannya, agar sesuai dg standar tulisan yang dia tetapkan

  10. mungkin bohong mungkin tidak…

    karena tiap orang pasti punya standard sendiri2 tulisannya itu harus seperti apa.

    kalo ide nulis ya bisa aja nulis apa aja. misalnya nulis: hari ini saya pergi ke kantor jm 8, pulang jam 5. abis itu makan malam, nonton tv, dan tidur.

    udah jadi tulisan.
    tapi mungkin ada yang merasa gak mau menulis model seperti itu. itu gak masuk standard tulisan ala dia. dan untuk mendapatkan tulisan sesuai ‘standard’ nya bisa aja orang kehabisan ide… 🙂

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here