Maman S. Mahayana kembali mengkritik 20 cerpen dalam epilog yang dia tulis untuk buku antologi cerpen pilihan Kompas 2012, Laki-laki Pemanggul Goni. Meski terkesan 'kejam', tulisan yang dia beri judul Potret Indonesia dalam Cerpen isinya sangat mencerahkan. Di sisi lain, dengan tulisan tersebut, Maman bak burung merak yang sedang mengembangkan bulu ekornya di musim kawin.
Setiap saya berangkat ngantor selalu lihat tulisan itu. Di kiri jalan sebelah toko foto sebelum pasar Gunung Batu kalau dari arah terminal Laladon atau Bubulak. Ditulis seseorang di dinding triplek di sebelah gedung yang lagi dibangun. Kata tersebut kalau nggak salah pernah saya baca di Kompas. Entah judul lagu, entah film, atau jargon anyar yang baru muncul. Dilontarkan oleh...
IMHO (in my honky-tonk opinion), saya maklum jika anda berpendapat tulisan ini murahan. Tetapi saya berani jamin anda pasti akan mendapatkan sesuatu setelah membacanya.