Dengan kunci Inggris di genggamannya, dia mendekati lelaki yang mengumpatnya terlebih dahulu. Yang didekati bergeming tetapi diam-diam tangannya yang ada di balik punggung telah menggenggam bata merah.
Malaysia sudah mulai dengan laser maka telah tiba saatnya mengirim nuklir ke negara itu. Begitu kira-kira terjemahan dari kicauan provokatif berbahasa Inggris di Twitter tadi malam.
Terasa aneh ketika kita mendengar pilihan semacam itu. Namun, sesat memang pilihan. Itu artinya kita bisa memilih untuk tidak menjadi sesat. Begitu kan?
Mbah Maridjan memang bukan seorang pemuda. Oleh karena itu, sumpahnya tidak bisa dibilang sumpah pemuda. Namun dari sumpah mbah Maridjan, sebuah keteladanan diajarkan. Sayangnya, karena sumpahnya pula, dia mendapat cercaan.