Ini jelas bukan urusan saya. Ini urusan mereka. Namun karena yang perempuan seorang figur publik, hampir semua media kemudian memberitakan. Akibatnya, mau nggak mau saya jadi terpapar urusan mereka. Inilah yang kemudian memaksa saya membuat tulisan ini.
Terpaksa? Kesannya saya tidak mau namun tetap melakukan, begitu ya? Ya. Sebenarnya saya tidak mau mencampuri urusan mereka. Hanya saja, intensitas paparan berita tentang mereka demikian tinggi dan sudah membuat saya merasa tidak nyaman. Apa boleh buat, akhirnya saya t-e-r-p-a-k-s-a membuat tulisan ini. Dalam keadaan terpaksa seperti ini, jelas saya tidak bisa menikmati saat membuatnya. Di sisi lain, keterpaksaan tersebut sekaligus melegakan hati dan pikiran. Daripada disimpan-simpan kemudian menjadi borok, mendingan dimuntahkan saja. Ya toh?
Urusan cinta-cintaan dua manusia yang sudah tidak muda lagi itu sebenarnya bukan barang baru. Dikarenakan rencana pernikahan mereka yang akan dilaksanakan dalam waktu dekatlah yang kemudian membuat media semacam televisi mengemas rencana hajatan itu menjadi barang dagangan berupa infotainment dan sejenisnya. Kapan lagi ada berita bagus macam gini? Dahaga penggemar gosip juga jadi terpuaskan. Sama-sama menyenangkan bagi mereka, tetapi tidak untuk saya. Cerita itu bagi saya ibarat barang busuk yang dicoba ditutup-tutupi secara rapat tapi kemudian menguar dan terungkap. Barang busuk yang tidak ada bedanya dengan ‘crot’ milik ayam tetangga yang sering saya temukan bertebaran di teras rumah.
Yang saya uraikan ini tentu saja hanya sebuah prasangka dan penilaian pribadi. Benar tidaknya hanya mereka dan Yang Di Atas yang tahu. Saya melihat kisah jalinan asmara yang mereka pintal kok tidak tulus. Bukan panggilan hati yang suci dan murni yang melandasi niatan menyatu, tetapi ada barter layaknya sebuah transaksi jual beli. Buat si laki-laki, barangkali paras ayu dan ketenaran si perempuan yang menggerakkan dia meninggalkan istri dan anak-anaknya. Bagi si perempuan, harta si laki-laki yang pengusaha dan iming-iming pengalaman baru dimiliki pria ‘macho’ nampaknya menjadi magnet yang kuat untuknya.
Di mata saya mereka berdua jelas terlihat hanya mementingkan ego dan libido. Ego mendorong mereka melupakan istri atau suami sah beserta anak-anak mereka. Libido telah mengalahkan akal sehat dan membutakan nurani mereka. Cinta mereka hanya sebatas asmara berbalur lendir. Ketika lendir itu telah puas mereka nikmati, apakah mereka akan tetap bersama? Saya kok memperkirakan usia kebersamaan mereka tidak akan bertahan lama. Ini bukan menyumpahi mereka apalagi sebuah doa yang mengancam lho. Hanya sebuah perkiraan berdasarkan hitung-hitungan yang subyektif sifatnya. Bagaimana dengan anda?
Sumber gambar: di sini
@Ann: bisa jadi mas Ann tidak sendirian 😉
Agak aneh juga kalau melihat mereka, sepertinya setelah menikah tidak ada aura bahagia diwajahnya (ini menurut aku sih)
@Tyas: makanyaaa… jangan ikut2an ya 😉
ih..udah males bener ngeliat tuh artis pada neko2 hidupnya…
@Awai: mudah2an tidak dalam waktu yg lama ada penerbit yg ngelirik 😉
@tenyopi: Beneran kok. Mohon maaf bila demikian lamban. Ini pemberitahuan dr penyelenggara (sponsor) ke tim panitia.
——————————–
Kepada Ysh
Tim Panitia Kegiatan
Lomba Menulis Artikel/Blog Perubahan Iklim
Forum Badak Indonesia dan Komunitas Blogger Bogor
Salam,
Sehubungan dengan pemberian hadiah bagi pemenang, maka dengan ini harap diberitahukan kepada para pemenang hal-hal sebagai berikut:
1. Hadiah bagi pemenang telah dapat diambil di kantor sekretariat
ICCTF-BMKG mulai tanggal 23 Maret 2011
2. Untuk pemenang yang beralamat domisili di luar Jabodetabek, akan dikirimkan ke alamat masing-masing
3. Selanjutnya untuk komunikasi terkait dengan pengambilan/pengiriman hadiah dapat menghubungi sekretariat ICCTF-BMKG, dengan ibu Apriellia Lestari (E-mail: panggilapriel@gmail.com)
4. Hadiah harap diambil langsung oleh pemenang, disertai tanda bukti diri.
Alamat pengambilan hadiah:
Sekretariat ICCTF-BMKG
Gedung Operasional Lama BMKG, Lantai 5
Jalan Angkasa I no.2
Kemayoran Jakarta Pusat 10720
Telp. (021) 4246321 ext 2320
Demikian disampaikan, terimakasih untuk kerjasamanya.
panitia lomba perubahan iklimnya kok kayak lari semua??? hadiahnya boongan ya. ga dikirim2??
Kapan artikel2 bapak dijadikan buku ?
@aming: aneh? saya malah nggak tau tu mas 🙄
ini kisah si itu yahh…yg ijab kabulnya aneh yaa…
duh…jgn ditiru deh….
@masjustice: saya setuju sama yg komen no.18 😉
setuju karo sing komen no. 4 iku, Pak.
Mari kita siapkan generasi pengganti. Yang lama2 dan gak bermutu, kita masukkan ke ‘tong sampah’ saja… 🙂
@PeGe: semoga 😉
semoga mereka berdua tenang di alam sana.. *tunjuk timor2*
😀
@Owie: kalau saya hayang mi hayam euy 😳
@echa: halah, crot lagi 😉
kAlo cinta jadi crot kang hehehe
saya setuju mas bro….saya neg juga pak dengan brita itu,,,,hayang mareuman tivi
@Bung Iwan: spt yg saya sebutkan di atas, saya tulis karena sudah tdk nyaman dan ‘neg’ mas Bung 😉
@kangmartho: makasih kunjungannya dan salam kenal juga mas kangmartho 8)
kunjungan perdana dan salam kenal
KD lagi ya? ini ada apa ya semua kok membahas KD??
@Omanta: begitulah 8)
Yang lumayan e’ne’k tuh ya,,,,Akad di Mesjid tapi adat Barat, Pake cium2-an segala tuh dalam mesjid(Dimedia ada). Memang dah syah tapi kan weleh2 terserahlah toh itukan cuma pandangan pribadi saya.
@julie: katanya sih. itu juga sy denger dari acara gosip
@Agung Sudomo: 8)
@Kenal aKu rak ?: emange angkot?
@noerachma: tetep masih terpapar meskipun males 😉 hampir semua media memberitakan soalnya
@Miftahgeek: jangan, jangan ikut2an 😉
@mas indarto: yg jadi korban tetap keluarga
saya bisa memaklumi, bagaimana sang Diva sulit mengontrol libido nya, mungkin dia terobsesi dengan film parno, pemain pemainnya kan body dan tampang mirip mirip bang Ramos, nah setelah sekian lama dari suami yag pertama rasanya hambar, mungkin dahaganya akan dipuaskan oleh bang Ramos, tapi kalau ternyata tidak sesuai dengan obsesinya ?? wah rugi amat ya harus ngorbanin keluarga, demi mengejar mimpi bersama sang arjuna.
Semoga ga ikut2an yang kayak gituan, amin 🙂
aku mah udah ‘males’ mendengar jejak mrk. berharap ada publik figur yg bs jadi panutan bagi kita dan jg bagi mereka sesama publik figur…
2/3 tulisan “ngonceki” keterpaksaan …… yang 1/3 itu sakjane manifestasi management sisi kelemahan dan ketersudutan seorang yang masih bisa dipanggil artis itu: “Daripada balik ngglondang ora entuk penumpang, ndeng!!!”
sama mas, saya juga sependapat
Coba saya tebak ini ttg artis yg diva itu ya kang?
Emang dia mau nikah? *dahlamagaknontongosip*