Mohon maaf saja jika saya suka jadi tukang intip anda. Namanya juga mengintip, saya pasti melakukannya tanpa sepengetahuan anda. Mengapa saya mengintip anda? Cuma satu jawabannya, saya penasaran siapa anda sebenarnya.
Sayangnya kadangkala hasilnya mengecewakan. Meskipun sudah mati-matian mengintip dan berharap semoga tidak ketahuan oleh yang saya intip, tetap saja saya tidak tahu siapa anda. Eh, jadi tahu dong anda sekarang ya? Padahal saya sudah buka-buka album foto anda. Barangkali dengan melihat wajah anda, saya bisa mengenali siapa anda sebetulnya. Atau jika masih juga tidak kenal meski sudah melihat tampang anda, saya terus mencoba mengamati wajah orang-orang yang bersama anda dalam foto yang sedang saya intip. Siapa tahu dengan demikian saya bisa memastikan bahwa anda orang yang saya kenal atau dulu pernah saya temui. Jika dengan melihat foto anda saya masih gagal juga, langkah terakhir saya adalah membaca data anda yang lain. Bila langkah terakhir ini tetap tidak menghasilkan ‘clue’ apapun, apa boleh buat, saya terpaksa mohon maaf dan mengaku bahwa saya tidak memiliki ide tentang identitas anda. Mengirim pesan ke inbox anda mungkin saja bisa memecahkan misteri tentang anda tetapi yang satu ini sengaja tidak saya lakukan. Saya tidak mau mengganggu privasi anda dengan kiriman pesan yang tidak penting tersebut.
Penyebab yang menjadikan saya penasaran sehingga menjadi tukang intip terhadap diri anda adalah nama yang anda gunakan. Nama-nama yang muncul kadang-kadang begitu aneh dan ‘alay’. Foto profil yang ditampilkan pun bukan foto yang sebenarnya. Bagaimana saya bisa mengenali anda jika nama yang saya baca begitu asing dan foto yang terpampang hanyalah sebuah simbol atau berupa tulisan? Satu-satunya jalan adalah dengan mengklik foto atau nama yang ada di bawahnya sehingga akan membawa saya ke akun anda yang ada di Facebook. Dengan demikian saya bisa mengetahui siapa sebenarnya anda yang mau-maunya menjadi pembaca blognya Wong Kam Fung ini. Itu harapan saya meskipun kadang-kadang kenyataannya, seperti yang sudah saya sebutkan di atas, saya tetap tidak mengenali siapa anda sebenarnya.
Bila melihat jumlah pembaca yang mengklik ‘Like’ sebanyak 478 saat tulisan ini dibuat, terus terang saja tidak semuanya saya kenal. Dan itulah sebabnya ‘niat baik’ saya menjadi tukang intip saya realisasikan ketika ada kesempatan. Namun demikian, meskipun akhirnya tidak berhasil mengidentifikasi anda padahal sudah bersusah payah menjalankan misi pengintipan, saya hanya bisa berharap mudah-mudahan apa yang dituliskan di dalam blog ini bisa bermanfaat bagi anda. Bila anda tidak sreg dengan apa yang saya tulis di sini, silakan menanggapinya dengan menuliskan keberatan anda di kotak komentar. Dengan demikian saya jadi tahu apa yang salah dengan tulisan tersebut. Tetapi mohon maaf saja jika tidak semua ketidaknyamanan anda bisa dihilangkan setelahnya. Dan juga, barangkali kita bisa bertukar pendapat bahkan berdebat sekalipun. Syaratnya, asal anda tidak alergi saja dengan yang namanya perbedaan pendapat. Saya sendiri akan terus berusaha untuk tetap rasional dalam menanggapi dan berupaya tidak alergi terhadap perbedaan yang muncul.
Nah, agar saya tidak penasaran karena anda tetap menjadi misteri bagi saya walaupun saya telah menjadi tukang intip, bagaimana kalau anda mengaku saja?
Sumber gambar: di sini
@Satanic: siap! salam kenal juga 😉
Wah ati-ati tu gan jangan kebanyakan ngintip.. ntr bisa jd juling. wkwkwkw…. 😉 bercanda om salam kenal.