Jika anda membaca tulisan ini dan menemukan kejanggalan tentang saya, itu karena saya telah berubah. Saya bukan sosok blogger sebagaimana yang biasa anda kenal. Dalam tulisan ini saya telah merubah diri menjadi seorang perempuan tangguh bernama Echa yang di Twitter dikenal sebagai @echaimutenan. Bayangkan saja saya memakai tank top dengan make up tebal saat anda membaca tulisan ini. 😆
#RantaiCerita #Seandainya adalah sebuah proyek penulisan yang digarap 20 blogger. Mereka berasal dari berbagai komunitas dan daerah. Setiap blogger mencoba menjadi orang lain yang juga peserta. Beberapa di antaranya bahkan belum saling kenal dan tidak pernah bertemu. Anda bisa bayangkan, bagaimana kita bisa menjadi orang lain sementara bertemu saja belum pernah? Agak gila memang, tetapi itulah nikmatnya menulis, asyiknya menjadi seorang blogger. Proyek lintas komunitas lintas wilayah ini telah menyatukan 20 blogger menjadi satu ikatan persaudaraan dalam tulisan. Mereka adalah @wkf2010, @harrismaul, @bejanawaktu, @aniRingo, @juleahardy, @unggulcenter, @mbitmbot, @ajengkol, @CiscaDV, @mataharitimoer, @IndahJuli, @echaimutenan, @elafiq, @agusmoen, @ari_dexter, @Riqo_ZHI, @thianongnong, @phenyukerooo, @nanda_thekids, dan @aisariani.
Tulisan ini merupakan tulisan ke-18. Untuk tulisan sebelumnya, anda bisa membacanya di sini. Tentang informasi lengkap perihal cerita berantai ini, silakan baca di sini. Buat Echa, inilah kisahmu jika saya yang menjadi dirimu. Semoga berkenan dan mohon maaf bila keliaran imaji saya membuatmu tak berdaya. 😆
—————————————————————————
Perkenalkan, saya @echaimutenan alias Echa. Ini adalah tulisan lanjutan dari yang pernah saya buat sebelumnya berjudul “Ternyata matahari masih digantikan bulan…”. Yap, masih seputar menggalau dan curhat. Jangan bosan, ya. Yeach… begitulah saya. Tulisan yang inipun masih seputar kegalauan saya.
Sebagian teman saya menjuluki saya ratu galau dan tukang ngaco. Buat saya, cuek saja. Tidak salah kok apa yang mereka omongkan. Saya memang suka menggalau di Twitter dan suka ngaco dalam berkicau. Apa saja saya galaukan dari yang penting sampai yang remeh-temeh. Bahkan bukan hanya di Twitter, Facebook dan blog juga jadi lahan empuk untuk mencurahkan segala unek-unek dalam hati ini. Saking semangatnya, kucing sayapun saya bikinkan blog biar dia ikut-ikutan curhat seperti mamanya. Ya, mereka saya perlakukan sebagai anak-anak saya dan saya suruh mereka memanggil saya mama.
Kalian mungkin ingin tahu mengapa saya rajin mengembara di dunia maya? Curhat di blog, menggalau di Twitter, bertegur sapa di Facebook, tentu saja itu saya lakukan agar segala beban pikiran dan perasaan berkurang. Dan, segala galau itu memang untuk mencari perhatian penduduk dunia maya. Saya kesepian di tengah hiruk-pikuk yang terjadi di sekeliling saya baik di dunia nyata maupun dunia maya. Rasanya lonely banget terutama bila sudah berada di rumah setelah pulang ngantor atau ketemu teman-teman. Entah mengapa ini terjadi pada saya. Apakah faktor kejiwaan atau karakter saya memang seperti itu? Bodo, ah.
Jika kalian sudah membaca tulisanku yang saya sebutkan di atas, kalian pasti tahu peristiwa yang saya alami. Namun mulai saat ini saya berjanji bahwa itu adalah perbuatan bodoh terakhir dan saya tidak akan pernah mengulangi lagi. Seperti yang saya katakan dalam tulisan itu, ada atau tidak adanya saya, matahari masih bersinar, malam masih berganti siang. Jadi, mengapa saya harus menjadi jumawa di hadapan Sang Pemilik Hidup ini?
Saya benar-benar menyesali tindakan bodoh itu. Apapun bentuk dan jenis masalah yang menimpa, pasti semua bisa dihadapi. Saya masih ingat dengan fatwa agamis bahwa manusia tidak akan diberi masalah melebihi beban yang dia sanggup emban. Itu jelas artinya beban yang datang meskipun terkesan berat, pasti akan bisa diatasi. Hanya ketabahan dan kesabaran kuncinya. Dan saya yakin, dari kejadian kemarin, banyak orang yang menyayangi saya. Haruskah saya sia-siakan kasih sayang mereka? Orang lain saja mau memberikan rasa sayangnya ke saya, akan sangat bodoh jika saya yang punya badan ini malah menelantarkan begitu saja.
Saya sadar tidak semua orang suka dengan curhatan atau galauan saya. Bahkan ada yang unfollow saya di Twitter atau unfriend di FB karena kicauan dan status-status saya sangat tidak penting dan norak bagi mereka. Mereka yang unfollow atau unfriend saya bukan hanya sekali dan saya bisa terima. Meski sedih juga ditinggalkan oleh teman maya tetapi saya harus tahu diri karena semua itu bukan salah mereka melainkan salah saya sendiri. Dari kejadian itu saya belajar bahwa tidak semua orang suka mendengar keluh-kesah orang lain. Sekali dua barangkali masih bisa dimaklumi. Namun bila setiap hari disuapin dengan curhatan saya yang tidak ada pentingnya bagi mereka, sudah pasti mereka akan kabur. Saya tahu tidak semua orang itu baik dan saya juga paham sepaham-pahamnya tidak semua orang berlaku jahat. Dan saya yakin, apapun jenis manusia di luaran sana, akhirnya penentunya kembali kepada saya sendiri. Mereka yang tadinya simpatik bisa saja menjadi terusik dengan ocehan saya yang tidak menarik. Mereka yang sebelumnya tertarik untuk berteman pelan-pelan mengambil jarak karena kebodohan-kebodohan dan kekanak-kanakan saya.
Mulai detik ini dan lewat tulisan ini, saya berjanji pada diri sendiri. Bukan untuk orang lain tetapi demi diriku sendiri. Saya tidak akan mengulangi ketololan yang selama ini telah saya lakukan baik secara sadar maupun tidak. Saya akan mengurangi kicauan tidak penting juga menulis status yang hanya sekedar mencari perhatian. Daripada menulis hal-hal yang justru membuat orang lain menjauh dan enggan berkawan denganku, lebih baik saya menyibukkan diri dengan kegiatan dunia nyata. Kegiatan online tetap saya jalankan tetapi mulai sekarang offline saya nomor satukan. Sangat bodoh bila saya mengabaikan dunia nyata yang jelas-jelas hadir di depan mata, yang dengan mudah bisa saya jangkau, bukan dunia maya yang hanya terlihat dari nama akun dan sekadar foto profil yang belum tentu memang dia orangnya.
Di mana saja saya selama ini? Mata saya seolah-olah ditutup. Saya tak mampu melihat orang-orang yang penuh kasih-sayang mengitari saya. Benar-benar bodoh saya ini berbuat abai terhadap cinta mereka. Bukannya bersyukur saya malah bertindak bego dan menyebalkan sehingga orang-orang penuh cinta ini menjauh dan mengambil jarak. Saya harus raih kembali cinta mereka. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini asal kita mau berusaha. Jika saya berusaha, bukan dengan tindakan bodoh untuk menarik perhatian, saya yakin cinta itu akan kuraih. Dan saya berharap, cinta mereka akan semakin menguatkan cita saya sendiri terhadap diri saya sendiri pula. Dengan demikian, kisah hidup saya ini akan berakhir dengan happy ending.
Saya tak mau lagi jadi Echa yang terlihat ceria tetapi penuh kesedihan di dalamnya. Saya ingin kembali menjadi Echa yang bukan hanya disayang Cucuth, Puput, Nyinyi, dan Ciko yang adalah kucing dan anjing saya tetapi menjadi sosok yang disenangi semua orang karena saya memang menyenangkan. Menjadi menyenangkan itu hak saya. Oleh karena itu, saya akan ambil kembali hak tersebut, yang hilang karena kesalahan saya sendiri.
Plis, bantu saya menjadi Echa yang bukan kuat di luar tapi rapuh di dalam, namun sebagai Echa yang betul-betul kuat luar dalam. I love you all.
———————————————————–
#RantaiCerita #Seandainya dilanjutkan oleh @bejanawaktu dengan tulisan berjudul Seandainya Aku @ajengkol.
Sumber gambar: blog @echaimutenan dan blog Cucuth
@harrismaul: waduh, menuntut episode 2
@Echaimutenan: 😆
@phenyukerooo: amin.
@MT: tulisan yg ditunggu sudah ada tuh. 😉
@NoerDblog: terima kasih, Mas. Nanti kalau ada lagi, ikut ya? 😉
@Rusa: ah, suka pura-pura gitu… 😎
Huwaaa makin seru ya #RantaiCerita ini 😀
Ku belum bisa nih nulis fiksi, ajarin donkkkk 😀
Sukses untuk proyek lintas komunitas dan wilayah dgn 20 blogers-nya mas…
kirain udah ada tulisan yg terbaru 😀
wah, benar2 menjelma Echa!
cepet sembuh mbak echa!
Ceritanya mirip ama curhatan pribadi orang yang unfollow dan unfriend aku -______-
wah merinding saya bacanya. sepertinya wkf tahu betul kegalauan echa. ditunggu episode 2-nya ya 😀
[…] @wkf2010: Seandainya Aku @echaimutenan […]