Jika ludah terasa pahit, biasanya itu terjadi saat sakit. Tidak heran jika kemudian yang punya sering membuangnya. Saat ludah terasa manis, mungkin pemiliknya enggan bila harus menyingkirkan dan lebih suka untuk menjilatinya. Selain tindakan riilnya menjijikkan, menjilat ludah juga memiliki makna konotatif yang bisa jadi membuat orang lain jijik.
“Maaf, saya sudah tidak mau bergabung dengan komunitas ini.” Brutu dengan congkaknya mengatakan itu sambil melenggang pergi. Anggota komunitas yang kebetulan mendengar apa yang diucapkan Brutu hanya bengong. Tidak mengerti apa yang sedang terjadi dan mengapa dia mengatakan seperti itu. Bagi mereka, meskipun tidak tahu menahu awal kejadiannya, ucapan Brutu dianggap sebagai ucapan perpisahan. Melihat nada ucapannya, Brutu pasti sudah tidak mungkin kembali lagi untuk bergabung.
Rupanya anggota komunitas salah besar perihal Brutu yang mustahil akan bergabung lagi. Hanya dalam hitungan minggu, tanpa malu-malu Brutu masuk kembali seolah tidak terjadi apa-apa. Yang diucapkan saat dia pergi beberapa waktu yang lalu rupanya tidak bermakna dan tidak penting baginya. Entah lupa atau memang bermuka tembok, Brutu dengan tanpa beban datang kembali. Salahkah dia? Tentu saja tidak. Brutu pasti tidak menganggapnya seperti itu, atau tepatnya tidak peduli. Dia mau melakukan itu karena punya hidden agenda yang terkait dengan para anggota komunitas. Pasti ada sesuatu yang dia butuhkan dari anggota lain, entah itu apa.
Yang diperbuat Brutu adalah menjilat ludahnya sendiri. Tidak salah bila peribahasa yang bermakna menarik kembali apa yang telah diucapkan itu menggunakan frasa ‘menjilat ludah’. Mengapa menjilat ludah? Karena perbuatan itu sangat menjijikkan! Selain itu, apa yang diomongkan lebih banyak bohongnya sehingga otomatis bukan jenis orang yang dapat dipercaya. Bisa anda bayangkan betapa menjijikkan ludah yang sudah dibuang kemudian dijilat kembali.
Brutu barangkali tidak mengerti makna peribahasa itu. Atau lebih parah lagi, dia tidak tahu kalau ada peribahasa semacam itu. Sebuah peribahasa yang cocok sekali dengan perbuatan yang sedang dia lakukan. Saya pribadi jelas tidak respek dengan orang semacam Brutu. Bagi saya, perbuatannya menunjukkan kualitas dia. Kualitas seorang oportunis dan sangat mungkin gila kekuasaan dan penjilat yang berlidah panjang. Kalaupun dia memiliki prestasi, sangat diragukan itu murni hasil dari kemampuan pribadi. Bukan masalah iri dengki atas keberhasilan yang diraih, namun dengan perbuatan menjilat ludah yang dilakukan, tidak salah juga bila kemudian orang meragukan kemampuannya yang sebenarnya.
Apakah anda seperti si Brutu? Mudah-mudahan tidak. Bila anda ketemu orang yang menjilat kembali apa yang pernah dia katakan, berarti anda sedang berhadapan dengan si Brutu. Saya sendiri barangkali pernah menjadi Brutu, tetapi mudah-mudahan tidak. Jika anda yang kenal saya merasa pernah menghadapi saya sebagai seorang Brutu, dengan tulus dan rendah hati melalui tulisan ini saya mohon maaf.
Pesan moral:
Daripada menjadi Brutu yang hobi menjilat ludah, lebih baik menjadi orang yang suka makan brutu (bagian menonjol di pantat ayam tempat tumbuhnya bulu ekor). Jelas itu lebih terhormat.
Sumber gambar: di sini
@masjustice: pusing ya 😉
ludah itu adanya di mulut, yang di bahas yang ada dipantat, pantat ayam lagi…
xixixixi….
@echoboys: saat orang mau belajar, perbaikan akan diperoleh 😉
setiap orang mungkin sengaja atau tidak,,pasti ngelakuin kayak brutu…yg penting belajar dan mau memperbaikinya..
@PeGe: ya saya abaikan 😉
@Omanta: sudah dapat pelajaran berapa sekarang? hehehe..
@deewahjoedi: amin
kaya politikus aja hobi menjilat ludah sendiri..
mudah-mudahan saya ga kaya gitu, dimanapun kapanpun 😀
Apa pernah ya,,, Semoga nggak deh, Satu pelajaran lagi nih ” Jangan jadi Brutu” tapi Tegas dan Jujur.
Brutu bermuka tembok = Brutu yang ada mukanya 😯
#abaikan #komengakpenting #spam 😀
@iva & Agung Sudomo: mudah2an 😉
hehehhe, melihat ayamnya asay jadi pengen menjilat ludah
ya, semoga saya tidak termasuk orang yang menjilat ludah sendiri
@komuter: kebetulan saya ada dalam banyak komunitas dan yg berinisial sama si Brutu juga ada di masing2 komunitas yg saya ikuti itu. Si Brutu yang menginspirasi saya itu bisa saja sama seperti yg anda maksudkan, bisa juga berbeda. Hanya saya dan Yang Di Atas yang tahu. Pembaca? Silakan menebak-nebak 😆
ah moga kita bukan orang yang suka menjilat ludah …
mama ale
http://my-baby-ale.blogspot.com
http://business-ol.com
sepertinya saya tahu orangnya …………. inisialnya sama
@unggulcenter: siapa itu bisa siapa saja 😆 mungkin lingkungan terdekat bisa juga lingkungan di antah berantah… namanya juga dunia manusia 😉
Hahahaaha.. hmm sepertinya semua orang tau siapa itu.. 🙂
@Miftahgeek: nggak cowok nggak cewek, sama aja Mif 😉 semua punya harga diri
Apalagi cowok, harusnya ini masalah harga diri y kang, ampe njilat ludah sendiri gitu. Mudah2an ga termasuk ke dalam orang2 yang demikian 🙂
@zico: brutu bisa jadi siapa saja, termasuk saya… kita belajar dari si brutu ini bro 😉
@dha: ho oh
@eneng ocha: kadang kita ngomongin ‘perilaku’ orang untuk belajar dari perilakunya itu, entah itu yg baik atau buruk. kalaupun ada orang seperti si brutu itu, saya tdk antipati dg orangnya tapi menyayangkan kelakuannya. 😉 dan yg jadi si brutu bisa siapa saja termasuk yg nulis ini 😆
@Bung Iwan: betul iku mas
kalo liat gambar itu saya jadi pengen jilat ludah sendiri. eh, jilat liur ya namanya. sepertinya enyak enyak enyaaakk.
tapi bener. walaupun tidak pernah diucapkan per mulut, satu ekspresi yang tertulis bisa sama berbahayanya.
contoh: yg nulis “sekolahku korupsi” bisa dikeluarin dr sekolah.
waduh waduuhhh… ngomongin orang nih Pak… 😀
kenapa ya, semuanya pada antipati gtu… 😀
ra termasuk ajining diri saka ing kandheling lathi ya pak…..
saya jadi penasaran dengan nama asli brutu, atau setidaknya tahu inisialnya.. 🙂 jika ada salah satu anggota komunitas yang bertanya kembali pada brutu. “brutu, bukannya dulu kamu bilang sudah tak mau bergabung lagi dengan komuntias ini, kog gabung lagi sih?” bisa jadi dengan santai brutu akan menjawab “iya, maaf waktu itu saya becanda, nggak serius kog ngomongnya.” mungkin inilah alasan klasik yang akan di ucapkan brutu…. 😀