Larangan Mencret-mencret di KRL

19
1888

larangan mencret-mencret di krlAwas! Jangan mencret di KRL. Ada larangan dilengkapi gambar yang bisa dibaca dan dilihat di setiap dinding dekat pintu keluar/masuk KRL. Anda yang menggunakan kereta rel listrik (KRL) dari atau ke Bogor, jika sakit perut usahakan jangan sampai mencret.

Heran juga saya membaca larangan yang tidak umum itu. Ada dua baris gambar-gambar yang dijadikan simbol larangan dan tulisan hal yang dilarang di bawahnya. Saya sampai terbengong-bengong membacanya. Mata saya mengerjap-ngerjap berusaha membaca apa yang tertulis. Bukan, bukan karena kelilipan atau tidak mengerti maknanya tetapi karena tidak begitu jelas melihat tulisan larangan tersebut. Kacamata baca saya ketinggalan di rumah.

Bagaimana saya bisa naik KRL? Itu yang akan saya ceritakan setelah ini. Saya akan kisahkan mengapa saya naik kereta hingga akhirnya membuat saya ketemu dengan larangan yang aneh-aneh itu. Bagaimanapun juga, larangan itu dibuat tentu saja ada tujuannya. Dan saya yakin, yang namanya larangan tentu saja bertujuan baik, mungkin ada unsur bahaya di belakangnya, terkait dengan kenyamanan, atau hal-hal positif lain. Setuju? Yowis!

Karena ingin melihat kompetisi rubik, kemarin saya berangkat menggunakan KRL menuju Jakarta. Turnamen itu diberi nama Jakarta Ceria Open 2010 yang diadakan pada 29-31 Oktober. Acara berlangsung di Jl. Salemba No.16 Jakarta. Ini turnamen resmi. Ada wakil resmi (WCA  delegate) Charles Wihardjo dari perkumpulan rubik dunia World Cube Association dalam penyelenggaraan acara ini. Orangnya yang mana saya tidak tahu tapi saya lihat tandatangannya dalam piagam yang diberikan kepada para pemenang. Di tempat itu saya bertemu dengan para jagoan rubik yang nama-namanya tercatat dalam rekor WCA seperti Abel Brata, Heribertus Ariando, Janitra Ezra Putra, Maria Oey, dan Wicaksono Adi yang juga tercatat sebagai WCA delegate. Selain nama-nama itu, ada pemain-pemain hebat lain di antara yang hadir. Hanya saja, saya tidak hafal siapa saja mereka.

Saya datang menyaksikan turnamen rubik itu hanya sebentar. Itupun di hari terakhir dari tiga hari penyelenggaraan turnamen. Datangnyapun di menit-menit terakhir ketika para finalis sedang berjuang memperebutkan posisi juara. Saya sempat melihat catatan waktu yang dicapai Heribertus Ariando saat itu yaitu 10.90 detik. Prestasi pencapaian waktu yang hanya bisa saya bayangkan bila saya memainkan rubik.

larangan mencret-mencret di krlKetika awal-awal pembagian trofi dan piagam kepada para pemenang dilakukan, saya masih sempat menyaksikan. Saat ada sesi break dalam pembagian itu, saya putuskan pulang. Seperti waktu datang, pulangnya saya juga naik bajaj ke stasiun Cikini. Di dalam KRL menuju Bogor inilah saya melihat larangan yang berisi gambar dan tulisan di bawahnya. Paling atas ditulis dengan huruf besar “Demi kenyamanan & ketertiban bersama, Dilarang :”, kemudian di bawahnya ada gambar dan tulisan. Larangan yang terakhir yang ada di pojok kanan bawah itulah yang mengherankan saya. Ada gambar kaleng yang dicoret dan di bawahnya terdapat tulisan ‘Mencret-mencret’. Hlah? Masak mencret-mencret di dalam kereta nggak boleh? Terus, jika sakit perut dan tiba-tiba isi perut nyelonong keluar tanpa bisa ditahan gimana?

Aneh-aneh saja PJKA ini membuat aturan. Saya baca sekali lagi larangan itu karena ada yang tidak beres. Gambarnya kaleng tetapi tulisan di bawahnya kok Mencret-mencret? Ah, rupanya saya memang perlu kacamata yang tertinggal di rumah. Setelah saya dekati, tulisan itu ternyata berbunyi “Mencoret-coret”. Di mana kacamata saya ya?

Sumber gambar: rubik’s cube dan gambar larangan

19 COMMENTS

  1. wah…itu pasti atas rekomendasi dari izal ya pak. jadi Pak Adi diajakin ke jakarta untuk melihat ‘izal’ perform….
    btw,, anyway busway.. guru pertama yang ngajarin saya main rubik hingga ampe dimarahin (biar cepet bisa) adalah izal pak..
    saya ngerasa beruntung di ajar ama dia…:)

  2. wah..menarik pak Dhe ceritanya.. senengnya ya kalau bisa kayak pak Dhe ini.. bisa mendatangi acara semacam turnamen rubik di atas …ngomongin KRL,jd ingat pas di Jawa dulu. Sampe bengong liat kereta api lewat … saking ndesonya saya … 😀

  3. @sjafri mangkuprawira: sangat mungkin terjadi seperti itu pak prof, tetapi yg terjadi pada saya adalah karena ketidakberesan mata yg sudah tidak setajam elang melihat anak ayam lagi. 😉
    @idan: tul dan, tapi kapan ni kita ngumpul2 lagi? setidaknya buat makan siang di rumah saya lah 8)

  4. …hmmm distorsi informasi bisa mengakibatkan interpretasi suatu informasi salah arah…bahkan salah arti dan salah sangka…disitulah bermain asosiasi pikiran…kalau kecenderungannya negatif…bisa berakibat panjang…yakni kekecewaan…karena itu dibutuhkan kehati-hatian mulai dari melihat, mendengar dan membaca berita atau isi pesan…dan apa konteksnya…kemudian berikutnya adalah fase penjernihan info sebenarnya…yakni dari mencret jadi mencoret…yg sangat jauh artinya….namun sudah bias pada mencret….hehehe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here