Ada nggak ya hubungan yang bentuknya deudeuh tapi geuleuh? Bila ada orang yang deudeuh (sayang) pada orang lain tetapi sekaligus juga geuleuh (jijik), ini barangkali yang disebut dengan relationship disorder. Sebuah bentuk anomali (ketidaknormalan) dalam berhubungan. Hubungan aneh yang terjadi karena adanya penyimpangan kepribadian, semacam Oedipus Complex dan Electra Complex.
Kelanggengan suatu hubungan memang harus ada unsur sayang dan cinta. Dengan demikian bila masing-masing memiliki hal itu, sudah barang tentu akan ada upaya untuk saling menjaga dan mempertahankan, meskipun dengan cara berbeda-beda. Cara yang dilakukan bisa murni muncul dari diri sendiri, atau karena permintaan. Bila hal itu dilakukan atas permintaan, tidak akan muncul masalah di pihak yang meminta karena sesuai keinginan. Namun jika bentuk kasih sayang yang diberikan bukan karena diminta, kadangkala terjadi ketidakcocokan. Namanya juga manusia, bila muncul perbedaan, itu manusiawi.
Beberapa kali saya dapati sebuah hubungan yang lumayan aneh. Hubungan itu dijalani bersama tetapi salah satu pasangan sebenarnya tidak menikmati. Mengapa tidak menikmati tetapi tetap dijalani? Salah satu penyebabnya adalah rela berkorban, atau barangkali lebih pas jika dikatakan rela menderita. Karena kerelaan itu, saya tidak heran jika kemudian ada orang yang tetap bertahan meskipun menjadi korban kdrt (kekerasan dalam rumah tangga) dari pasangannya.
Rela menderita yang selanjutnya kadang-kadang dibungkus dengan istilah mengalah untuk menenangkan hati seringkali berakibat fatal. Perasaan itu bisa mengakibatkan cacat mental yang sudah pasti dialami dan cacat fisik bahkan tercabutnya nyawa. Kekerasan mungkin terjadi setiap hari. Bila kita menyimak berita media massa, sering diwartakan tindakan kekerasan yang terjadi dalam keluarga. Siapapun kecuali yang tidak memiliki perasaan pasti prihatin dengan kejadian itu.
Lain lagi dengan tindak kekerasan yang justru dinikmati dan diharapkan. Memang ada? Ada. Mereka yang memiliki kelainan kejiwaan justru akan mendapatkan kepuasan dengan menjadi obyek penderita. Mereka dikenal dengan julukan masokhis dan senang dengan masokhisme (masochism). Jika para masokhis ini ketemu dengan mereka yang sado-masokis (sadomasochism), cocoklah sudah. Barangkali inilah contoh sebuah bentuk deudeuh tapi geuleuh meskipun tidak pas benar. Anda masokhis, eh setuju?
Catatan:
- Masokhis: seseorang yang diperlakukan secara masokhisme
- Masokhisme: kekejaman atau kekerasan yang memberikan kepuasan seksual pada yang menerimanya (bentuk kelainan seksual)
- Sado-masokis: berkenaan dengan sifat menyakiti pasangan sebelum melakukan hubungan seks. (KBBI edisi ketiga)
Sumber gambar: di sini
@echa: anda betul 😉
waaaaaaa ada foto saya di header nya waaaaaa
@Hari Jo: oh itu mas hari toh… salam kenal mas 😉
Ternyata ada foto saya paling kanan … 🙂
Koq orang lamanya ud pada gk ada ya … mau aktif lagi ah …
@utami utar: terima kasih komennya
coba dilihat dari sudut lain: barangkali bukan rela berkorban tapi si pasangan ini menyadari bahwa dia tidak bisa memilih hanya apa yang ia suka saja kan? seseorang itu ibarat paket, yang kalau bungkusnya rapat, kita tidak bisa mengintip sedikitpun. tentu saja sebaliknya, ada paket yang bungkusnya transparan sehingga kita dengan leluasa bisa tahu warna, bentuk, ukuran, dan sifat-sifat lain dari si paket.
@Kang Abid: kira-kira begitu. salam kenal kembali 😉
baru denger rele berkorban meski menderita tetap cinta ya mksdunya,.
salm kenal
@bundadontworry: betul bun, barangkali ke psikolog karena ini termasuk penyimpangan kejiwaan 😎
cinta yang aneh…………..
cinta kok menyakiti?
cinta kok selalu dijadikan korban?
(* terheran2*)
kudunya dikonsultasikan ke ahlinya mungkin ya ,WKF
salam
@febriy: itulah misteri kehidupan
beragam juga ya jenis2 hubungan di dunia ini…….. gmana ya kalo campu2 gitu perasaannya,,,, apakah seperti es campur?.. tapi kok ada ya, ga abis pikir kalo dah disiksa tetep masih cinta……….. sulit dimengerti…… 🙄
@Ipank_dhomir:
“Sama kaya hubungan saya dulu dengan Dian Satro dan Wulan Guritno om.”
huahahahahaha…. jangan suka nyebar fitnah gitu ah 😀
heheheheh …..
Awet itu ya Awet (Serasi/ Tahan Lama)
Rajet ya Rusak (Tidak Baik)
Maksudnya seperti tulisan om : Hubungan itu dijalani bersama tetapi salah satu pasangan sebenarnya tidak menikmati. Mengapa tidak menikmati tetapi tetap dijalani? Salah satu penyebabnya adalah rela berkorban, atau barangkali lebih pas jika dikatakan rela menderita. Karena kerelaan itu, saya tidak heran jika kemudian ada orang yang tetap bertahan meskipun menjadi korban kdrt (kekerasan dalam rumah tangga) dari pasangannya.
Seolah2 serasi dan Bertahan Lama Padahal ad yang ditutup-tutupi.
Sama kaya hubungan saya dulu dengan Dian Satro dan Wulan Guritno om.
@Ipank_dhomir: harus bertanggung jawab atas istilah sunda itu. apa maksudnya? 😀
Kalo awalnya Benci (geuleuh) berubah menjadi cinta bisa aja terjadi om !.
Dalam hubungan yg diceritakan di atas kayaknya awalnya suka sama suka tapi ketika telah dijalankan ternyata salah satu mempunyai hal yang kurang disukai oleh pasanganya dan Berubah menjadi geuleuh..
Kasian juga ya kalo ada pasangan kaya gitu…
Kata istilah sunda lagi ni om.. mudah2an bisa dijadikan inspirasi tulisan “AWET RAJET”.