Mungkin perilaku saya ini dianggap keterlaluan. Ketidak-terlalu-pedulian saya terhadap hal-hal kecil bisa menjadi masalah besar bagi mereka yang peduli segala hal bahkan untuk urusan yang ‘menurut saya’ sangat sepele. Untuk membuktikan bahwa saya sebenarnya peduli juga dengan hal-hal sepele meskipun suka lupa, saya buatlah tulisan ini.
Bila anda lebih suka menyebut tulisan ini sebagai sebuah pembelaan, saya tidak menyangkal. Namun yang mungkin anda tidak ketahui, tulisan ini merupakan sebuah kado untuk seorang sahabat yang sangat penuh perhatian dengan hal-hal kecil. Salutnya lagi, dia juga memiliki daya ingat yang sangat luar biasa. Sebuah kombinasi yang hebat. Dia yang memiliki kombinasi ‘OMG’ itu saat ini sedang merayakan sebuah kegembiraan. Sebagai sahabatnya, saya merasa wajib mendukungnya. Setidaknya, saya perlu berusaha agar kegembiraannya itu tetap terjaga. Dan dengan membuat tulisan semacam inilah cara saya membuat dia tetap gembira. Mudah-mudahan saja berhasil.
Hal apa yang selalu anda ingat hingga sekarang? Bisa sesuatu yang luar biasa, atau hal sepele menurut anda. Setiap orang pasti memiliki kenangan yang bobot penting tidaknya bersifat subyektif. Bagaimana dengan ulang tahun perkawinan? Apakah menurut anda peristiwa ini sangat sakral atau hanya kejadian biasa karena pasti dilewati sebagian besar manusia? Saya tidak menyalahkan anda yang berpandangan bahwa perkawinan tidak perlu diulangtahuni dan tidak pula mendukung jika anda menganggap hal itu adalah sebuah peristiwa sakral. Meski saya tidak peduli betul akan waktu terjadinya perkawinan itu dan keharusan merayakannya, saya tetap menganggap peristiwa itu sangat penting. Dan apabila ada yang berusaha untuk tetap merayakan setiap tahunnya, saya juga sangat menghormati dan menghargai upaya tersebut.
12 Desember adalah hari yang teramat istimewa untuk dilupakan begitu saja oleh sahabat saya ini. Rasanya tanggal tersebut tak mungkin terabaikan apalagi hilang dalam helai-helai ingatannya. Bahkan seandainya seluruh gunung yang mengelilingi Bogor ini meletus, saya yakin dia pasti akan tetap ingat peristiwa penting yang pernah terjadi pada tanggal itu. Sebuah peristiwa yang hari ini dia peringati dengan penuh suka cita. Ulang tahun perkawinan yang jatuh pada hari ini telah mengubah rona wajahnya berbinar-binar, kemerah-merahan. Menjadikannya semakin cantik rupawan. Saya sebagai sahabat yang di matanya ‘tak tahu diri karena tidak terlalu peduli dengan hal-hal pentingnya ini’ harus bisa menunjukkan bahwa hari ini saya juga peduli sama seperti yang dia tunjukkan kepada saya.
Bolehkah saya mengutarakan alasan di balik ketidakpedulian saya terhadap acara seremonial semacam ulang tahun perkawinan atau kelahiran, dan tindakan sepele – menurut saya – semacam mengingat tanggal perkawinan, tanggal lahir, serta hal-hal sepele lain – sekali lagi, menurut saya? Silakan bila ini anda sebut sebagai sebuah dosa. Dosa pertama yang wajib saya akui, saya orangnya pelupa. Ini bukan sebuah apalogi atas tindakan saya tapi memang sebuah fakta. Bila anda menyebutnya sebagai faktor U, saya tidak menyangkal. Namun perlu anda ketahui, puluhan tahun yang lalupun saya gampang lupa meski tidak separah sekarang. Bisa jadi keparahan itu dipicu oleh faktor U. Dosa kedua adalah saya lebih mementingkan subyeknya, bukan asesori yang menjadi dekorasi. Hari ulang tahun, tanggal perkawinan, ciuman pertama, baju apa yang dipakai saat pertama kali nonton teater, dan peristiwa lainnya hanyalah tempelan-tempelan yang memperindah dan mempercantik subyeknya. Bagi saya, keberadaan sahabat saya secara fisik di dekat saya lebih penting daripada, misalnya, sekadar mengingat bunga apa yang dulu pernah saya berikan untuknya ketika ulang tahun yang kesekian. Itulah sebabnya ketika dia seminggu melakukan perjalanan untuk mengejar impiannya belum lama ini, hal itu membuat saya rindu setengah mati. Ketidakhadirannya di dekat saya lebih bisa saya rasakan sebagai sebuah rasa sakit, dibandingkan jika hari kelahiran saya tidak diingat atau bahkan dilupakan.
Dosa-dosa itu tentu saja menjadi urusan pribadi dan tanggung jawab saya. Hanya saja, saya berharap semoga dosa-dosa itu tidak lantas menjadi penghambat bagi sahabat saya atau siapapun yang saya kenal untuk menikmati dan merayakan hal-hal istimewa yang menurut saya sepele. Mudah-mudahan mereka bisa memaklumi kebodohan (ketidakpedulian) saya ini dan siapa tahu hal yang menurut saya sepele itu tiba-tiba menjadi tidak sepele lagi. Dengan demikian, kita bisa memiliki persepsi dan pandangan terhadap sesuatu dengan cara yang sama. Bila itu sepele, ya kita melihatnya sebagai hal yang sepele. Jika itu tidak sepele, kita berdua juga menganggapnya sebagai hal penting. Tapi, apakah mungkin?
Ah, tak tahulah. Pokoknya hari ini, tanggal dan bulan ini, 12 Desember, bukanlah hal yang sepele. Sahabatku, selamat merayakan hari pernikahan. Eh, keberapakah? 😉
Sumber gambar: koleksi pribadi
@pandu: hehehe… tidak salah.
hahaha.. sahabat setia ya kang.
@MT: #PerkawinanDarah http://wongkamfung.com/perkawinan-darah.html sudah tertuntaskan
@unggulcenter: ajakin ngeblog dong 😉
@yoszca: makasih ucapan selamatnya 😳
hehehe,Selamat..masih konsisten seperti yang saya kenal selama ini…Pasangan belahan jiwa yang sangat harmonis,romantis, duet blogger sejati.. 😀
Sahabat atau Sahabat nih.. *tepokjidat boljug nih curhat nya di blog wkwkwkwkwk.. *bisa ditiru sayang sahabat saya ngga ngeblog hehe..
menunggu #perkawinandarah 🙂
@Ipank_Dhomir: halah, kayak tukang jahit aja pakai pesen segala 😆
Hehehehe…..
Om Pesen Tulisan dong :
“ASPRASI TAK DI DENGAR, TUBUH DI BAKAR”
Ex :
– Mahasiswa UBK (Sondang Hutagalung) yang mendapat gelar Sarjana Kehormatan.
– Anggota polisi dari Polres Serui, Papua (Aiptu Yosef Resubun).
– Jumadi, mengancam akan bakar diri kalau tuntutannya tidak dipenuhi, dengan nekat menyiram bensin ke tubuh sendiri di sela-sela pertemuan perwakilan pendemo dengan anggota Komisi A DPRD Jember.
Saya khawatir akan di jadikan KEBIASAAN dalam menyampaikan aspirasi, dan dianggap suatu hal yang BIASA oleh pihak yang seharusnya Menjawab Aspirasi.
@NoerDblog: makasih kunjungannya dan sukses juga untukmu, mas 😉
@Ipank_Dhomir: makasih. Aku meleleh dg pujian dan kalimat bijakmu itu, Pank 😳
Dengan adanya pengakuan dosa tersebut,,, itu merupaka bukti kepedulian yang tidak anda sadari…..
Luarrr biasa….
Saya anggap anda luar biasa dan layak mendapatkan sahabat yang luar biasa pula (Bu Tami)…
Masih ingat kalimat ini om :
“Dari Hal Kecil/ sepele Terbentuk Kesempurnaan, Namun Kesempurnaan Bukan Suatu Hal Yang Kecil”.
Terkadang kita, kaum laki-laki, lupa atau mungkin kurang peka terhadap hal-hal kayak gituan mas ya… Seperti saya, hari ulang tahun sendiri aja lupa, kalo gak diingetin sama isteri. Tapi bukan berarti saya menganggap sepele.
Sukses selalu untuk anda mas.
@elafiq: cuman kadang muncul masalah ketika bertemu orang dg prinsip yg berbeda 😉
sayapun kadang (hampir selalu) tidak menyukai hal-hal yang menurut saya tidak penting atau sebuah formalitas atau basa-basi. yang terpenting adl action. katakan tidak jika tidak. katakan iya jika bisa. 😀
@utami utar: sama-sama 😉
terima kasih atas persahabatan indah selama ini