Bagi saya politik itu hal yang berat, bukan agak lagi, dan tidak menyenangkan. Selalu, saya tidak merasa senang dan tidak bisa menikmati saat membuat tulisan yang berbau-bau politik. Namun di lain sisi, kadang-kadang saya harus menuliskannya. Sebuah dikotomi yang tidak mengenakkan tetapi harus dijalankan. Paragraf awal yang serius hah?
Ah, siapa bilang? Mana pernah sih tulisan saya serius? Paling-paling yang menganggap serius ya mereka yang sakit hati dengan tulisan yang saya buat. Bisa jadi, tulisan yang ini juga akan dianggap serius oleh orang yang sama. Mari kita buktikan.
Yang namanya politisi tuh, ada di mana-mana. Dia tidak harus bernaung di sebuah partai. Tanpa partai apapun seseorang bisa berpolitik dan mempolitisir keadaan, bahkan manusia. Dunia perkantoran adalah salah satu wadah yang bisa menjadi tempat bagi para politikus mempraktekkan jurus politiknya tanpa harus menjadi orang partai. Hal itulah yang disebut dengan politik perkantoran atau office politics.
Sama dengan dunia politik yang sebenarnya, politik perkantoran juga dipenuhi dengan intrik. Di dalam kantor yang memiliki banyak karyawan, intriknya juga beragam. Bila ada istilah politisi putih, politikus hitam tentu saja juga ada. Jangan-jangan sebenarnya kita telah menjadi korban politik dari para politisi hitam yang notabene adalah teman kerja kita sendiri? Politik ini bisa dimainkan oleh individu maupun kelompok dalam sebuat tempat kerja. Sakit memang, tetapi itulah kenyataannya.
Mengapa teman sekerja bisa seperti itu? Tidak berbeda dengan politik di luar kantor, pemicunya biasanya terkait dengan kekuasaan dan atau fasilitas. Keserakahan sering menjadi latar belakang teganya seseorang menjatuhkan teman sekantor. Bila dia kebetulan memiliki jabatan yang lebih tinggi, ketakutan kehilangan kekuasaan atau kehilangan wibawa/pengaruh di mata anak buahnya bisa membuatnya mempolitisir keadaan dan karyawan. Contoh kongkrit misalnya saat dia tidak berdaya menyingkirkan teman yang dianggap mengancam kedudukan atau wibawanya, maka dia berusaha menjatuhkan dengan menebar fitnah dan menabur gosip. Kejam, namun itulah cara yang akan dilakukan. Bagi dia, tidak ada cara yang tidak baik bila menyangkut keselamatan posisi dan gengsinya di kantor.
Praktek politik perkantoran bisa berdampak serius bagi kinerja kantor itu sendiri. Para politisi ini tidak segan-segan menghilangkan sebagian informasi atau memutarbalikkan berita dengan tujuan untuk memanipulasi sebuah keadaan demi kepentingan pribadi. Politikus hitam perkantoran tidak ada bedanya dengan tukang fitnah dan pengadu domba. Anda bisa menilainya sendiri bagaimana mereka itu. Saya yakin.
Cara mudah mengidentifikasi adanya praktek politik perkantoran dengan memandangnya seperti sebuah permainan. Permainan ini bisa diamati dari jenis dan hasil apa yang ingin dicapai dalam permainan itu. Misalnya bagi penguasa, permainan ”Mengadu Domba” akan menyebabkan karyawan saling bermusuhan sehingga hasil yang diharapkan adalah tidak ada satu karyawan yang akan mengancam kedudukan dia. Jika anda bertanya mengapa sebagai penguasa kok mau-maunya melakukan perbuatan itu, yang bisa mengancam keutuhan institusi, jawabnya adalah itulah kebodohan yang muncul karena egonya. Penguasa semacam ini adalah seperti pemimpin yang pernah saya gambarkan dalam tulisan yang bagi sebagian orang, mungkin anda termasuk di dalamnya, memiliki judul kasar, yaitu Si Goblog Memimpin.
Terus, apa yang perlu kita lakukan untuk menghadapi politikus hitam semacam itu? Mulailah belajar politik perkantoran. Di mana dan dari mana mulainya? Halah, masih nanyak! Browsing internet, sowan mbah Google, atau hubungi om Wiki.
Tulisan ini dibuat untuk dua sahabat saya, Sucie dan Ipank, dengan keunikannya masing-masing. Gutlak gais.
Sumber gambar: di sini
@sani: repot memang klo sesuatu sdh dipolitisir
so cialat le
emang lulusan s2, doktor akan kalah kalo udah kena politik office. Yang penting vokal di meeting aja. Saat lo ga ngomong lo akan terlihat bodoh ? banyak yg di omongin jabatan lo rendah paling bego lo. yang muda akan merasa lebih baik dan lebih cepat dari yang tua ? dan yang tua akan merasa berpengalaman banyak cape deh.
@nandini: masih mending lah ada warnanya hehehe…
kalo ada politik kotor.. berarti ada politik bersih..
kalo ada politik hitam, berarti ada politik putih..
dunia ini abu2 mas.. dan untuk mencapai suatu tujuan kadang manusia ‘diharuskan’ berpolitik.. ‘bermain’ sambil ‘memancing’… 😀
@Yohan: makasih kunjungannya mas. saya segera berangkat mengunjungi anda.
Artikel yang menarik sekali, semoga sukses selalu dan saya tunggu kunjungan anda di website saya.thx
@ridu: bersyukurlah kalo begitu 😉
thanks komennya
wah untung sekali di kantor saya tidak terjadi hal yang demikian 😀
@Agung: setuju mas, tetapi kalo sifatnya sudah mendzolimi orang lain dan tidak untuk kemaslahatan umat, sy akan berdiri untuk melawan.
@fajar: menurut sy karena itu hasil akhir yg ditarget, sementara kepemimpinan adalah jalur/proses yg digunakan untuk menuju kekuasaan.
kenapa ya politik selalu ditafsirkan dengan kekuasaan bukan kepemimpinan
Politik itu di mana-mana sama mas. Contoh kecil saja, anda pasti akan memilih untuk mendukung musuh dari musuh anda. Atau di antara 2 pilihan yang jelek, anda pasti tetap akan memilih salah satu yang paling baik di antara yang jelek itu. Itu sudah penerapan politik, dan bisa terjadi di mana pun.
@bundadontworry: barangkali provokator memang diperlukan untuk meramaikan suasana kali ya 😉
makasih komennya bun
setuju dgn tulisan ini, politik tdk hanya terjadi di perkantoran saja, di bidang lain pun, yg sederhana saja , di pertemanan juga selalu ada saja sang provokator nya .
jadi, sebenarnya , orang kita itu senang ya berpolitik
salam
@Ipank_Dhomir: komennya hebat, hampir nyamain atau malah lebih banyak dari tulisan yg dikomentari 😉
@ismi: wah enak dong ya kerja di tempat sendiri
@ocha: ngomongin yg lain aja kalo begitu
@lootvy: setuju 😀
@Debby: betul juga
@ribek: komen aja, gak papa kok
@Miftah: oh iya, di kelas juga ada, jgn2 ente sendiri malah biangnya hehehe…
@hakim: ide bagus mas, yg kotor sih orangnya mas bukan politiknya 😉
biar tidak dipolitik teman kantor,buat kantor sendiri, jadi bos sendiri dan bekerja sendiri. Hasilnya buat sendiri, kalo ada untung. Kalo rugi tanggung sendiri. Jadinya molitki sendiri he…he… emang politik itu kotor mas!!!
Politik dalam kelas juga ada pak 😀
ah ga brani komen yang macem2 ntar ada yang……..
politik positif cm buat bertahan, tp politik negatif bisa menghancurkan sambil bertahan ^^
boleh berpolitik,,, asal jangan sampai fitnah
karena fitnah lebih kejam daripada fitnes
cape kalee
saya ga comment macem-macem ahh… males ngemengin politik 😛
heheheh, nggak tau e mas..
nggak pernah kerja di kantor c… 😛
Itulah politik, coba deh fahami lagu Iwan Fals, inspirator bagi saya, salah satu Publik Figur yang peduli permasalahan sosial negri ini :
“Dunia politik penuh dengan intrik
Cubit sana cubit sini itu sudah lumrah
Seperti orang pacaran
Kalau nggak nyubit nggak asik”
Dunia politik penuh dengan intrik
Kilik sana kilik sini itu sudah wajar
Seperti orang adu jangkrik
Kalau nggak ngilik nggak asik
……………………………………………..
“Dunia politik dunia bintang
Dunia hura hura para binatang
Berjoget dengan asik”
“Dunia politik punya hukum sendiri
Colong sana colong sini atau colong colongan
Seperti orang nyolong mangga
Kalau nggak nyolong nggak asik”
…………………………………………..
Dunia politik dunia bintang
Dunia pesta pora para binatang
Asik nggak asik
……………………………………………
(Silahkan Cari Di album Iwan Fals Judulnya Asik Ngga Asik).
Saya suru nyari, Biar jelas maksudnya, ntr di bilang saya mengada-ngada lagi kata-katanya bagi orang yg mengaggap tulisan ini SERIUS !!!. bagi yg ngerasa itu juga… (Sensitif amat kaya pembantu baru) jd inget kata2 temen.he.he.he.he.he.
Sadari, semua berawal dari becanda atau ketidak seriusan tapi seiring berjalannya waktu hal itu bisa berubah menjadi SERIUS atau tergantung kita menyikapinya…
Thank’s Om. Wongkamfoeng…
Telah mejadikan saya/ kita menjadi inspirasi untuk menulis judul di tulisan ini…
kalau orang yang berfikiran picik/ kerdil tulisan ini seolah-olah sebagai ancaman atau menyindir dirinya padahal, itulah yg dikatakan tulisan pembuka pada tulisan ini “Mana pernah sih tulisan saya serius? Paling-paling yang menganggap serius ya mereka yang sakit hati dengan tulisan yang saya buat. Bisa jadi, tulisan yang ini juga akan dianggap serius oleh orang yang sama.”
MOdel orang kaya gitu, setingkat dengan apa ya ….. :
Jadi Inget Lagu SLANK, Band terbesar negri ini, Personilnya yang Tampangnya dan gayanya slengean n aga urakan tapi karya2nya jangan di tanya…. Ma’lum lah kadang kan orang menilai dari penampilan luarnya aja. ini loh Lyricnya :
“Sedikit ngerti ngaku udah paham
Kerja sedikit maunya kelihatan
Otak masih kaya ‘TK,
Kok ngakunya Sarjana
Ngomong-ngomongin orang
Kaya udah jagoan…”
“Hak manusia ingin bicara
Hak manusia ingin bernyanyi
Kalau sumbang janganlah didengarkan
Kalau merdu ikutlah bernyanyi”
“Jangan ngelarang-larang
Jangan banyak komentar
Apalagi menghina”
“Tonk kosong nyaring bunyinya
Klentang-klentong kosong banyak bicara
Oceh sana-sini ngak ada isi
Otak udang ngomongnya sembarang”
“Terserah mereka kalian atau saya
Asal nggak ngelanggar hukum
Biarkan saja
Tong-tong kosong mending pada diam
Biar dunia tentukan pilihan”
“Yang mana yang benar ….
Yang mana yang baik …
Dari pada elo jadi ….”
“Tonk kosong nyaring bunyinya
Klentang-klentong kosong banyak bicara
Oceh sana-sini ngak ada isi
Otak udang ngomongnya sembarang”
_________________________________________
Makanya gaul atuh jangan di dalem mulu di luar sana masih banyak yang kita ngga tau… ikuti pekembangan zaman….
Kaatnya “SAYA YANG PALING BANYAK PENGALAMAN”… apalah gunanya jika tidak di dukung dengan kecerdasan emosional dan akademis… belajar deh sama rekan kita yg udah ikut pelatihan ESQ. (tau kan).
Salah satu COntoh dari sekian banyak orang yang hanya bersandar pada pengalaman :
:Saya 20 tahun pengalaman menjadi seorang kondektur/ kenek… ngerti ga maksudnya ???? masa kudu di jelsin juga !!!, parah banget. Gini lo ….”orang yg mengaku pengalamannya yang 20 th itu, dia cuma tahu disitu2 aja n metode yang digunakan itu-itu aja> atau kata nahasa Yunani niya “Apal Cangkem”. padahal detik, menit, jam, hari, minggu, bulan bahkan tahun terus berubah. ada kemunginan metode yang di gunakan Kondektur/ kenek ini sudah ga ada relevansinya dengan zaman sekarang. SO TAU YAN GUA ….hahahaha.
“Renungan : Didiklah Anak2mu, Karena Anak mu Tidak Hidup dizaman Kamu:. (Al-Hadits).
Kalimatnya DIDIK bukan MENGURUI atau MEMPERBUDAK.
Tiad setuju dengan kalimat MENGGURUI dan MEMPERBUDAK ???
Ayo kita Diskusi !!!.
Seee you….
@arman: begitulah hidup ya, makasih tlh komen
sama dong.. gua juga gak suka dengan politik. jadi kalo baca blog yang tulisannya tentang politik pasti langsung di skip. hampir aja postingan ini mau gua skip juga… untung ditulis kalo tulisannya gak serius, jadi gak jadi diskip dah. hahahaha 😛
yah setiap komunitas (bukan kantor doang lho) pasti ada aja politik nya. bahkan dalam pertemenan aja bisa ada politiknya. emang bikin ribet. tapi selalu adaaaa aja yang emang punya sifat untuk jadi provokator dan nyari gara2. hehe.
kalo gua sih biasanya memilih bersikap netral aja lah… gak suka kalo sampe ikut2an berada di tengah2…. 😀