Nganggur itu anugerah. Sebelum Departemen Pendidikan Nasional mengeluarkan surat keputusan berisi larangan dan MUI mengeluarkan fatwa haram untuk menganggur, jadilah pengangguran.
Menjadi pengangguran ternyata merupakan sebuah anugerah. Anugerah yang bagaimana? Menganggur yang seperti apa? Tentunya anugerah dalam makna tertentu dan tidak asal menganggur begitu saja. Nganggur Itu Anugerah adalah tema yang diusung dalam acara kumpul-kumpul para online publisher yang diadakan di Yogyakarta 31 Juli dan 1 Agustus kemarin. Memang agak provokatif tema kegiatan itu. Namun bila anda berada di antara mereka yang menghadiri acara yang penuh canda dan tawa, anda baru mengerti apa yang dimaksud dari tema itu.
Kegiatan workshop Nganggur Itu Anugerah digagas oleh sebuah komunitas online publisher Yogyakarta bernama Gelatik Selam. Sebuah nama unik kreatif dan bernuansa lokal khas kota gudeg. Gelatik Selam adalah singkatan dari gelar tikar Selasa malam. Anggota komunitas ini memang secara rutin mengadakan acara kumpul-kumpul pada Selasa malam di 0 KM depan kantor pos. Mereka berbincang sesama anggota sambil menikmati jajanan dari pedagang angkringan yang mangkal di sekitar tempat itu. Komunitas Gelatik Selam berisi orang-orang dengan prestasi yang sangat mengagumkan dalam dunia maya. Bagi saya, orang-orang yang tergabung dalam komunitas itu bukan hanya sekedar mengagumkan tetapi saya lebih suka menyebutnya sebagai orang-orang yang tidak masuk akal.
Pertemuan yang diadakan rutin setiap minggu itu sayangnya tidak bisa menyatukan seluruh anggotanya. Selalu ada yang tidak hadir dalam pertemuan rutin Selasa malam karena berbagai sebab. Berdasarkan informasi dari salah satu anggota yang bernama Irawan atau oleh teman-temannya disebut Jumbet, itulah yang mendorong mereka mengadakan workshop Nganggur Itu Anugerah. Dengan diadakannya acara khusus ini, diharapkan semua anggota Gelatik Selam bisa bertemu. Selain itu, komunitas yang dulu menyebut acara ngumpul mingguan mereka dengan nama Juminten (Jum’at Bengi Thenguk-thenguk atau duduk-duduk pada Jum’at malam) Jumatan (karena ngumpulnya tiap Jum’at malam di bundaran UGM) ini juga ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang-orang di luar komunitas. Oleh karena itu mereka mempublikasikan rencana kegiatan itu di internet dengan membatasi jumlah peserta hanya untuk 100 orang.
Sambutan yang diberikan warga dunia maya cukup menggembirakan. Kapasitas untuk 100 orang segera terisi penuh bahkan lebih. Daftar peserta yang bisa dilihat dalam situs gelatikselam.com menunjukkan peserta yang terdaftar 103 orang. Mengingat materi yang akan diberikan dalam workshop itu, tidak heran bila pesertanya melebihi kuota. Dalam publikasi yang dipampang dalam situs komunitas, mereka mengiming-imingi calon peserta dengan sebuah tema yang sangat eye catching dan mengundang penasaran, Nganggur Itu Anugerah. Bagaimana tidak terprovokasi jika dengan menganggur (tidak bekerja di instansi manapun), kita bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 700 juta lebih per bulan? Itulah sebabnya menjadi pengangguran dikatakan sebagai anugerah. Karena dengan menganggur, mereka bisa mengelola satu atau beberapa situs yang dipasangi Google Adsense sebagai sapi perah yang menghasilkan ribuan dolar setiap bulannya. Cara dan pengalaman membuat sapi perah itulah yang dibagikan dalam workshop Nganggur Itu Anugerah.
Sumber gambar: di sini
[…] saya hadir dalam sebuah workshop yang diadakan komunitas online publisher Yogyakarta bernama Gelatik Selam. Dalam workshop itu, saya bertemu dengan orang-orang yang saya sebut impossible people. Karena […]
@sharief: hayok. 😉
kapan bisa di-share ilmu-nya ke kita neh pak…?
@roz: tapi ati2 ya kalo ngikutin… jangan sampai kesasar 😆
makin tertarik ngikutin jejak tuisan nya wkf, terimakasih udah sharing…sangat menambah wawasan….
@dea: ya sangat menarik. salam kembali 😉
🙂 sangat mengiurkan ya?
membayangkan $$$ yang berdigit-digit…
sangat menarik sekali… dan menginspirasikan..
salam
[…] dirinya sebagai pengangguran itu, saya sempat menuangkannya dalam beberapa tulisan seperti Nganggur Is An Art, Impossible People, Fakir Bandwidth, 3 Bujang ke Keraton, Bertemu Christina Aguilera,dan Sapi Perah […]
[…] saja itu bukan tujuan utama tetapi hal itu sangat mungkin terjadi. Saat saya mengikuti acara kumpul-kumpulnya online publisher di Kaliurang beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba ada yang nyeletuk, ”Oh ini toh yang namanya […]
[…] Kaliurang atau Yogyakarta. Lima artikel yang mendahului postingan ini adalah Fakir Bandwidth, Nganggur Is An Art, Impossible People, 3 Bujang ke Keraton, dan Bertemu Christina Aguilera. Ada satu draft artikel […]
[…] tiga teman lain dari komunitas blogger Bogor, Blogor, selanjutnya tercatat sebagai peserta acara ’Nganggur Itu Anugerah’ yang diadakan Gelatik Selam. Nama kami sudah ada di antara peserta lain yang bisa dilihat di […]
[…] Nganggur is an art oleh Wong Kam Fung […]
@Jauhari: saya juga terima kasih mas
Membakar Diri pada lokasi yang tepat… terima kasih semua
@yainal: siap, laksanakan! 😎 dan… maturnuwun info tambahannya 😉
koreksi.. sama kek dari Mas Is, dulu Gelatik Selam (Gelar Tiker Selasa Malam) bernama Jumatan.. diganti aja itu teksnya.. atau dicoret dan disampingnya ditulis dengan koreksinya.. itu etika jika kita melakukan kesalahan dalam penulisan di media online dalam bentuk blog..
Nganggur Itu Anugerah, event pertama dari Gelatik Selam (Gelatik Selam 1.0) dan event keempat dari komunitas dengan nama yang berbeda, sendiri sebenarnya secara garis besar memang seperti yang disebutkan diatas, semakin banyak jumlah pengangguran yang butuh kumpul2. Plus, tidak ada materi sebenarnya. Ini bedanya sama event2 sebelumnya. Intine, kami hanya ingin berbagi sehingga semakin banyak jumlah pengangguran biar pemerintah ga semakin mumet.. 🙂
[…] situs internet berbahasa Inggris? Percaya atau tidak, itulah yang saya temukan dalam acara bertema Nganggur Itu Anugerah, sebuah workshop yang diadakan di Kaliurang Yogyakarta pada 31 Juli dan 1 Agustus 2010 yang […]
@jebe & Isnaini: maturnuwun koreksinya 🙂
@dadansuwarna: siap pak
Sepulang dari yogya “oleh-olehnya” kayaknya menarik. Tetap berbagi info Mas, juga trik mereka di blog Mas Adi ini. Jadi ingin tahu banyak tentang “trik anehnya”.
Betul, dulu namanya Jumatan, bukan Juminten. Dinamakan Jumatan karena ngumpulnya tiap jumat malam di bundaran UGM
dulu namanya klo gak salah jumatan, bukan juminten, juminten itu istilah untuk cahandong, salah satu komunitas blogger juga di jogja. lihat cahandong.org
[…] yang Disempurnakan. Istilah Fakir Bandwidth saya temukan ketika mengikuti acara workshop bertajuk Nganggur Itu Anugerah beberapa waktu lalu. Makna dari istilah itu entah apa. Mungkin terkait dengan ketidakpunyaan […]