Misi Penyelamatan

7
1433

misi penyelamatanSaya ini anggota tim SAR. Maaf, bukan tim yang suka mencari orang hilang atau orang kesasar, saya sendirilah orang yang sering kesasar itu. Jadi, tim SAR yang saya maksudkan adalah tim yang suka tersesat alias kesasar. Entah sudah berapa kali saya tersesat, baik di tengah hutan maupun di tengah kota. Cerita terakhir petualangan kesasar saya tuliskan dalam Horrreeee… Jadi Tim Sar Lagi.

Tulisan yang sedang anda baca ini juga bercerita seputar kesasar. Namun demikian, meskipun masih tentang kesasar, kali ini versinya agak berbeda. Jika anda pernah menonton sekuel film bioskop Indiana Jones, anda akan menemukan bagian di mana ayah si Indiana Jones terlibat dalam petualangannya. Seperti itulah kira-kira tulisan ini.

Tadi pagi saya benar-benar menjalankan peran sebagai anggota tim SAR sungguhan. Saya mencari orang yang kesasar di Bogor. Orang hilang ini adalah anggota tim SAR senior. Maksudnya orang yang lebih tua dari saya dan sekarang sedang kesasar seperti yang beberapa kali terjadi pada saya.

Saya tidak panik apalagi hilang ingatan (?) saat terima telepon yang mengabarkan kesasarnya orang penting. Beliau lebih penting dari siapapun bahkan presiden negeri ini sekalipun. Beliau yang dikabarkan kesasar inilah orang yang membuat saya ada di dunia ini. Beliau yang terhormat ini adalah ayah saya sendiri. Yang menyebabkan saya tidak panik ketika menerima kabar itu karena yang menelpon ya beliau sendiri. Untungnya ayah saya ini mengantongi hape sebelum pergi. Atas petunjuk yang beliau berikan, saya kemudian menyusuri jalan di Bogor mencari keberadaannya. Berbekal GPS sebagai alat pelacak, saya dipandu mendatangi lokasi ayah saya. Keren ya saya menggunakan GPS? Jangan salah sangka dulu. GPS ini bukan alat pelacak berteknologi satelit buatan pabrik tapi lebih canggih lagi, yaitu sebuah alat pencari berbasis naluri alamiah manusia, suatu insting manusia tiada dua. GPS bukan Global Positioning System, tapi Golek Posisi Sak kecekele (mencari lokasi secara asal-asalan).

Sebenarnya ayah saya belum pikun. Fisiknya masih kuat, stamina terjaga, ingatan prima tidak seperti anaknya ini. Hobi beliau jalan-jalan khususnya jalan pagi. Karena hobinya inilah akhirnya beliau jadi anggota tim SAR alias tim kesasar di Bogor. Penyebab beliau kesasar bukan karena lupa jalan pulang tapi bingung karena banyak pertigaan dan perempatan jalan yang ditemukan. Hingga pada sebuah pertigaan, beliau menyerah. Diambilnya hape di kantong dan memutar nomor saya. ”Assalamu’alaikum. Di, saiki nang ndi? Aku ketoke kesasar.” (Assalamu’alaikum. Di, sekarang ada di mana? Saya kelihatannya kesasar.) Itu kalimat awal yang diucapkan.

Saat itu saya baru saja mengantarkan anak terkecil saya ke sekolah dan sedang di Pasar Anyar untuk beli bonteng (timun) pesanan ayah saya yang sedang ada di unidentified place itu. Ayah saya ini sekarang lagi gemar mengkonsumsi buah timun. Katanya, agar tensi darahnya yang tinggi turun. Kebingungan beliau menemukan kembali jalan pulang saya maklumi. Belum ada seminggu beliau ada di Bogor. Adik perempuan saya yang melahirkan anak kedua lah yang menyebabkan ayah dan ibu datang ke Bogor.

Selesai membeli timun, saya langsung meluncur menuju lokasi yang disebutkan lewat telepon. Rencana membeli lauk buat sarapan saya tunda dulu. Saya akan lakukan itu nanti bareng ayahnda tercinta setelah ditemukan. Sinyal emosi kami berdua yang saling dan terus berhubungan akhirnya membawa saya ke lokasi yang tepat. Saat ditemukan, ayah saya dalam keadaan segar bugar. Beliau sedang santai duduk di atas bangku tembok sambil menikmati koran pagi. Tidak ada kesedihan, kepanikan, rasa haru, karena bisa bertemu. Yang saya rasakan justru kegembiraan karena ayah tercinta telah menikmati petualangan kesasar di Bogor. Saya yakin beliau juga merasakan hal yang sama. Saya yakin karena kami anggota tim SAR sejati.

Sumber gambar: koleksi pribadi

7 COMMENTS

  1. @Jengkelin: silakan mau panggil apa. apalah artinya sebuah nama panggilan? 😉 memang seharusnya seperti itu ketika kita bertemu dengan masalah apapun. tenang, sabar, berpikiran jernih, mencari solusi terbaik.

    salam persahablogan juga 8)

  2. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya ..itulah gambaran Pak Dhe …

    hehe ..boleh ya saya manggil Pak Dhe .. ^^

    Pesan positif dari postingan Pak Dhe ini, setiap kita sedang dilanda masalah apalagi masalah seperti di atas yang bisa menimbulkan kepanikan hendaknya tetap disikapi dengan pikiran jernih . Terbukti Bapaknya Pak Dhe dengan santainya duduk sambil membaca koran ketika Pak Dhe sampai di TKSAR tadi … benar-benar keluarga yang kompak dan jauh dari rasa kepanikan yang tak berarti …

    Salam persablogan Pak Dhe .. hihi ^^

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here