Kopi khas Bogor harus Anda coba bila ke Kota Hujan ini. Peminum kopi? Sudah berapa lama jadi peminum kopi? Kopi buatan sendiri atau pabrik? Kopi merek apa yang diminum? Kopi merek nasional atau lokal?
Akan menjadi panjang deretan pertanyaan tentang kopi tersebut bila diteruskan. Kopi memang memiliki sejarah panjang. Semenjak jaman Belanda, tanaman ini sudah dibudidayakan di negeri ini. Sebagai bukti, ada Prasasti Kebon Kopi I dan II di wilayah Kampung Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Dinamakan demikian karena saat ditemukan prasasti yang merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara tersebut berada di area perkebunan kopi.
Hingga saat ini, perkebunan kopi masih ada di berbagai belahan Nusantara. Satu contoh saja perkebunan kopi yang biasa saya lewati setiap mudik ada di daerah Tuntang, Kabupaten Semarang. Jika kita bepergian dari Semarang menuju Solo, setelah terminal Bawen yang berlokasi di pertigaan, di kiri kanan jalan akan kita temukan kebun kopi yang membentang hingga jembatan Sungai Tuntang. Bila pohon-pohon kopi itu sedang berbunga, wanginya keluar dan tercium saat kita sedang lewat.
Wangi kopi bukan hanya dihasilkan dari bunganya. Ketika kopi itu sudah tersaji dalam cangkir, aroma yang berbeda tetapi juga wangi menguar menohok hidung. Harumnya seduhan kopi inilah yang begitu menggoda siapapun terutama pecinta kopi. Beda merek beda aroma, dan rasa tentunya. Untuk mereka yang terbiasa menggiling kopi sendiri, kopi buatan pabrik mungkin tak senikmat racikan sendiri. Begitu sama-sama kopi pabrik yang sudah menggunakan merek, antara merek yang satu dengan yang lain pasti memiliki penggemarnya masing-masing. Merek berskala nasional dengan lokal pasti juga mempunyai penyukanya sendiri-sendiri. Dalam pemasaran, kopi lokal memang tidak mungkin melawan kopi bermerek dengan skala nasional yang diproduksi pengusaha besar. Namun dalam citarasa, kopi nasional sangat mungkin tidak akan memenangkan hati pecinta kopi lokal dan membuatnya pindah ke lain kopi.
Kopi Khas Bogor Kopi Liong Bulan
Kopi dengan merek berskala nasional memang sudah masuk ke gang dan kampung di seluruh pelosok negeri ini. Namun demikian, di antara deretan kopi-kopi nasional itu, di wilayah tertentu terselip merek kopi lokal yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Salah satunya yang bisa ditemukan di Bogor dan sebagai kopi khas Bogor adalah kopi cap Liong Bulan, yang merupakan kopi tertua dan kopi asli Bogor yang sampai sekarang masih dijual.
Kopi khas Bogor ini diproduksi sejak 1945 oleh keluarga keturunan Tionghoa. Ada dua versi tentang lokasi pabriknya yang saya temukan. Berdasarkan informasi dari teman yang dia peroleh dari orang-orang tua, pabrik kopi Liong Bulan berada di daerah Sukasari. Informasi lain menyebutkan kopi Liong Bulan diproduksi di Pasar Anyar di belakang bioskop Merdeka. Entah mana yang benar. Saya sendiri belum mengecek secara langsung di lapangan.
Yang menarik dari kopi ini adalah cara meraciknya. Ternyata ada teknik khusus dalam menyeduh agar kopi Liong Bulan menjadi nikmat. Urutan langkah yang perlu dilakukan dalam menyeduh adalah memasukkan gula pasir terlebih dahulu ke dalam gelas atau cangkir, baru kopinya. Bila kopi sudah berupa kemasan gula dan kopi, tinggal dimasukkan. Selanjutnya tuang air mendidih hasil rebusan, bukan dari termos atau dispenser. Diamkan selama tiga menit agar kopi menjadi matang dan melepaskan aroma wanginya. Setelah itu, aduk seperlunya. Sebelum diminum, diamkan sebentar agar kopi mengendap ke dasar gelas. Cara menyeduh kopi Liong ini saya rasa bisa juga dicoba diterapkan untuk menyeduh kopi merek lain.
Saat ini, kopi Liong Bulan yang dipasarkan berupa kopi bubuk hitam dan kopi+gula. Dari dua macam kemasan itu, saya lebih suka mengkonsumsi kopi+gula yang harganya Rp 700 per sachetnya karena lebih praktis. Tinggal menuangkan isinya ke dalam mug kemudian diguyur air mendidih, tanpa perlu ditambahi gula karena komposisi antara gula dan kopinya sudah pas.
Kopi Oplet Juga Kopi Khas Bogor
Selain kopi khas Bogor cap Liong Bulan, sebenarnya ada kopi merek lain yang juga diproduksi di Bogor yaitu kopi cap Oplet. Kopi ini juga diproduksi oleh perusahaan keluarga. Usianya jauh lebih muda dari kopi Liong Bulan. Kopi Oplet mulai diproduksi tahun 1975. Konon merek Oplet diambil dari produk sabun yang sudah dimiliki keluarga itu sebelumnya. Selain itu, Oplet merupakan kendaraan umum yang dipakai masyarakat Bogor pada tahun tersebut.
Sampai sekarang, bagi saya kopi Liong Bulan yang merupakan kopi khas Bogor belum ada yang mengalahkan di antara kopi hitam yang beredar di pasaran termasuk kopi dengan merek berskala nasional. Hanya satu yang menjadi pesaing kopi ini dan justru bukan sesama kopi tetapi teh, yaitu teh nasgithelcrot.
Sumber gambar: koleksi pribadi & hasil googling (kopi Liong Bulan & Oplet)
[…] teh, bukan kopi, banyak negara mempunyai tradisi terkait dengannya. Inggris punya afternoon tea, Amerika […]
kopi piala gula yg sekarang banyak yg tidak manis… kenapa atuh jadi begitu
Baru denger kopi liong bulan, kebetulan lagi di bogor nih…skalian nyari ah, hehehe… Makasih infonya ya! 😀
Kopi Liong Bulan adalah favorit saya, senang rasanya ketemu kopi ini dijual di warung dekat rumah saya di daerah Cipedak Jagakarsa Jaksel.
Saya punya trik tersendiri buat menikmati kopi ini, yaitu dengan cara direbus dan ketika kopi sudah mendidih, diamkan sebentar supaya mengendap, kemudian baru dituang ke gelas yang sudah diberi gula sesuai selera.
Rasa yang dihasilkan sangat mantap dan tidak ada bubuk yang mengambang. Silahkan mencoba, tapi ingat cara pengolahan ini punya 1 resiko, yaitu resiko kecanduan 🙂
Salam Liongers,
Bonnie
kita cari pabrik-nya yuk…
Sudah lama saya mengkonsumsi kopi liong bulan, sejak saya menginjakkan kaki di kota bogor sekitar tahun 1998.
Dari dulu memang rasanya tidak berubah. Dan salah satu ciri khas-nya adalah tidak dijual diluar kota Bogor. Coba deh cari ke Bandung atau Cianjur? pasti nggak ada ……….
@genthokelir: jadi intinya, yang bikin nikmat bukan kopinya tapi siapa yang menemani nyeruput. 😆
@PS: bener, Taz.
[…] menulis kopi khas Bogor, saya jadi tergerak untuk melengkapi sekaligus mencocokkan data yang saya miliki. Dari hasil […]
Virus Liongisme, ternyata, sudah menyebar ke mana-mana, ya?… 🙂
jika kang MT pertama mengenal Kopi Liong karena Psemesta saya mengenal dan meneguk kopi liong oleh Keluarga Besar Kandang kambing kopi Liong dapat di beli di mana saja namun sampai sekarang hanya nikmat ketika kemesraan di sela kopi ada obrolan kang MT kang WKf mbak Utami dkk
Kopi Liong hanya simbol indahnya persahabatan dan monument indah di bogor
@MT: agak molor mostingnya karena diselingi kesibukan lain.
Wah pantas perlu waktu untuk memposting tulisan ini. Rupanya isinya lengkap dengan product knowledge dan sejarah panjang kopi nusantara.
ayo mas banyumurti! Ditunggu postingane! #eh
@banyumurti: ayo, Mas. 😉
Sluruuupp… wah aku wis suwe ga minum kopi hitam. Harus segera minum Liong dan mempostingnya 🙂