Ini tulisan saya yang kesebelas di bulan ini. Target saya sebenarnya untuk Maret adalah sepuluh tulisan, dan itu sudah tercapai. Untuk yang kesebelas ini saya anggap sebagai extra bonus. Saya bilang bonus tambahan karena bonus utamanya sendiri adalah kepuasan saya telah menuangkan yang di dalam kepala ke bentuk sepuluh tulisan yang saya targetkan itu. Bila kemudian muncul tulisan yang kesebelas, tulisan dan kepuasan itulah yang saya sebut bonus tambahan buat saya di bulan Maret ini. Apalagi tulisan tentang alat kelamin. Hlah?
Sebelum saya lanjutkan tulisan ini, saya harapkan Anda nanti tidak menuduh saya ngeres atau berniat menyebarkan pengaruh yang tidak-tidak. Jika dalam tulisan ini ada yang ngomongin tentang alat kelamin, bukan berarti itu porno. Pasti. Itu tidak ada kaitannya dengan porno-pornoan. Porno itu kan diporotin nongol? Padahal tidak ada bagian yang diporot-porotin, baik celana maupun cewek cantik tajir yang memiliki cowok pengangguran. Saya jamin deh tulisan ini tidak ada pornonya. Siap diteruskan dan menghadapi kenyataan?
Saya lanjutkan sekarang. By the way anda tahu kenapa titit (eh, karena besar, saya sebut totot saja), kenapa tototnya kuda besar dan panjang, bahkan lebih besar dan panjang dari ‘cucakrowo’nya laki-laki? Ini ada sejarahnya. Dan yang pasti, siapa yang menyusun sejarah ini tidak ada yang mengetahui sebab sejarah tentang totot kuda ini ngawur adanya. Bagaimanapun juga sejarah ngawur itu tetap harus diungkap agar Anda tidak mati muda karena penasaran. Separah itukah? Hanya orang tahu yang tahu. Orang yang tidak tahu pasti tidak akan tahu.
Cerita diawali ketika, dulu, semua jenis binatang tidak memiliki titit atau totot. Agar bisa ditentukan jantan betinanya maka dibuatlah alat kelamin buat mereka dalam berbagai bentuk dan ukuran. Jumlahnya sama dengan jumlah binatang yang ada. Kemudian hari pembagian diumumkan. Aturan mainnya adalah setiap binatang boleh memilih dan mengambil titit atau totot yang dia sukai. Tidak ada batasan atau aturan alat kelamin tertentu khusus untuk binatang tertentu. Siapa cepat, dia yang dapat.
Karena lincah, sigap, dan dapat berlari kencang, kuda adalah binatang pertama yang sampai di lokasi pembagian. Oleh karena itulah dia bisa memilih totot yang besar dan panjang seperti yang bisa anda lihat sekarang ini. Setelah itu berdatangan binatang-binatang lain yang lebih besar atau kecil tetapi lebih lambat. Mereka selanjutnya memilih-milih alat kelamin yang tersedia. Setelah cocok kemudian mereka tempelkan ke bagian yang sekarang kita tahu bahwa di situ tempatnya alat kelamin. Mereka senang dan bangga dengan kepunyaan masing-masing. Yang kasihan adalah……
Yang kasihan adalah, mentok atau entok. Mentok ini termasuk keluarga unggas. Kakinya pendek sehingga kalau berjalan tidak bisa cepat dan pantat selalu goyang kanan-kiri. Oleh sebab itu, dia yang paling akhir sampai di tempat pembagian alat kelamin. Tinggal satu titit yang tersisa. Itupun tidak di atas meja lagi melainkan sudah tercecer di bawah dekat meja itu. Karena tinggal satu-satunya, tidak ada pilihan lain, terpaksa dia pasang juga meskipun terus terang saja dia sama sekali tidak puas dengan bentuk titit miliknya itu. Setidaknya sekarang dia lega, status jantan betinanya sudah jelas.
Bila anda pernah melihat titit mentok setelah dia mengawini betinanya, bentuknya seperti ulir, dan bentuk itu juga yang membuat dia tidak puas. Titit yang seperti kue tambang itu dia akan seret kemana-mana sampai belepotan tanah sebelum masuk kembali ke dalam tubuhnya. Kenapa bentuknya seperti itu? Konon, karena dia datang paling bontot, maka yang dia temukan adalah titit terakhir yang sudah jatuh dari atas meja dan terinjak-injak oleh binatang-binatang lain. Selain itu juga otomatisasi dari titit itu sudah tidak berfungsi dengan baik lagi sehingga tidak bisa langsung masuk kembali ke tubuhnya setelah kawin. Kasihan ya?
Kadang-kadang ungkapan siapa cepat dia dapat memang terjadi. Bila kita ingin memperoleh yang terbaik, ya berusahalah untuk jadi orang pertama. Joke ketika salat Jumat, jika tidak ingin dapat telur onta, datanglah paling awal agar dapat ontanya. Seperti pepatah the early bird catches the worm, jika ingin mendapatkan keuntungan ya harus segera atau sebelum orang lain melakukan. Makanya, buat orang-orang yang lelet, sering mereka hanya mendapatkan sisa-sisa dari orang lain. Kita sering diajari supaya mencari rejeki pagi-pagi karena di awal hari itulah rejeki diturunkan oleh Sang Pencipta.
Sekarang kembali ke Anda. Anda sendirilah yang menentukan. Jika Anda mentok ingin menjadi kuda, itu namanya menyalahi takdir. Anda jadi mentok atau Anda jadi kuda itu bukan wewenang Anda, itu urusannya Yang Kuasa. Yang bisa Anda lakukan adalah, jika Anda mentok, bagaimana bisa menjadi mentok yang bisa bangun lebih awal dan mencari cacing yang ada di selokan sehingga Anda bisa memilih cacing-cacing yang gemuk dan sehat. Seandainya Anda kuda, bagaimana kekuatan dan kecepatan Anda bisa memenangkan persaingan yang ada. Manusia juga sama. Tidak peduli apakah kita ini seperti kuda atau mentok, yang penting adalah bagaimana kita memberdayakan dan mengoptimalkan kekuatan dan kelebihan yang kita miliki. Orang yang tidak sekolah bukan berarti bodoh, begitu juga orang yang sekolah tinggi-tinggi tidak menjamin menjadi orang pintar. Anda bisa buktikan itu.
Bidang manajemen mempunyai konsep menganalisa yang dikenal dengan swot (strength, weakness, opportunity, treath) atau suka juga disingkat menjadi kekepan (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman). Coba kita terapkan ke diri sindiri perangkat analisa itu. Apa kira-kira kekuatan yang kita miliki yang bisa menjadi modal. Kelemahan apa yang ada di diri kita yang harus kita hilangkan atau setidaknya diminimalkan. Peluang apa saja yang ada di sekeliling kita yang bisa diraih. Last but not least, ancaman apa atau yang bagaimana yang perlu kita waspadai. Dengan menyusun daftar dan mempelajari bagian-bagian yang perlu dianalisa itu, setidaknya kita mempunyai bekal untuk menjadi, katakanlah, kuda atau mentok yang kompetitif dan tangguh.
Alat Kelamin di Depan Kebun Raya Bogor
Jika suatu saat nanti Anda ada di Bogor dan mengunjungi Kebon Raya yang terkenal itu, di dekat pintu gerbang Kebun Raya ada dokar atau andong yang lagi menunggu penumpang, baik turis maupun penduduk lokal. Anda tahu dokar atau andong itu ditarik oleh seekor kuda. Coba Anda lihat perutnya bagian bawah untuk saya, apakah tototnya bentuknya seperti tititnya mentok. Atas kebaikan Anda sebelumnya saya ucapkan banyak-banyak terima kasih. Semoga Anda tidak disepak kuda karena keisengan Anda itu.