Kentut V.2

4
1427

Ini bukan software komputer yang versi beta-nya sedang diluncurkan. Namun jika kentut dianggap sebagai software, kira-kira anda setuju tidak? Mungkin bukan software kali ya, tapi gasware. Tapi terserah anda sajalah, kalau anda mengelompokkan kentut sebagai software karena gas termasuk barang soft alias lembut. Anda bisa tebak kira-kira saya akan ngomongin apa kali ini?

Sebelumnya saya minta maaf bila kali ini saya akan membicarakan hal yang jorok menurut kebanyakan orang. Menurut saya, jika kentut dianggap sebagai barang jorok, sebenarnya tergantung dari sudut mana kita melihat. Kadang-kadang sesuatu itu semata-mata hanya dinilai dari tampilannya atau, untuk kentut, baunya. Barang yang kelihatan buruk atau berbau tidak sedap kemudian dianggap sebagai barang menjijikkan. Padahal kalau melihat fungsinya, baru kita sadar bila ternyata barang menjijikkan itu sangat penting.

Semalam kembali saya dibukakan mata saya betapa pentingnya kentut itu. Saya juga pernah menulis betapa pentingnya kentut itu sampai-sampai tulisan yang pernah saya buat itu saya beri judul Kentut, Kurindu Hadirmu. Ya, sama seperti yang saya kisahkan dalam tulisan itu, semalam saya juga sangat merindukan kehadiran barang yang karena baunya kemudian dianggap barang jorok. Semalam saya kembali dibuat tidak bisa tidur oleh kentut.

Penyebab kenapa gas dalam perut saya berulah, saya sendiri tidak tahu. Saya merasa tidak makan yang aneh-aneh sehingga bisa memicu produksi gas yang berlebihan di dalam perut. Saya hanya bisa menduga penyebab gas dalam lambung saya menjadi berlebihan adalah karena malam itu saya sempat membaca di teras. Mungkin udara malam yang sejuk, bukan dingin sebenarnya, saat itu yang mengakumulasi gas dalam perut. Sayangnya mekanisme pengeluaran gas menjadi kentut tidak berjalan dengan baik. Entah mengapa kok jadi ngabek begitu. Akibatnya semalaman saya disiksa oleh gas yang berputar-putar dalam perut tanpa bisa dikeluarkan. Saya sudah tengkurap, telentang, nungging, segala cara saya lakukan namun semua itu tidak berhasil. Karena tidak tidur semalamam, badan ini jadi tidak karuan rasanya. Paginya intensitas gas memang berkurang, tetapi karena semalaman kedinginan, kesakitan, dan tidak tidur, sekarang gantian kepala saya yang empot-empotan. Gila bener, ternyata kentut kalau tidak dikeluarkan menjadi begitu kejam.

Serangan kentut semalam seperti pengalaman yang pernah saya tuliskan dalam Kentut, Kurindu Hadirmu. Makanya tulisan yang ini saya beri judul Kentut V.2. Semalam merupakan serangan kedua yang meluluhlantakkan pertahanan saya, meskipun sebetulnya serangannya tidak sedahsyat yang dulu. Bisa dibayangkan dengan serangan yang bisa dikatakan biasa saja dampaknya seperti itu, apalagi lebih hebat lagi.

Sekali lagi maaf bila anda kurang sreg dengan tulisan ini dan anda kemudian ngomel urusan gini kok dibahas. Namun jika anda pernah jadi korban kentut anda sendiri, saya yakin anda akan berpikir lain. Sebagai oleh-oleh buat anda, video ini barangkali akan menunjukkan kepada anda bahwa ternyata urusan kentut juga bisa menjadi hiburan. Coba deh

4 COMMENTS

  1. […] Bau busuk kadang menguar dalam rumah akibat proyek absurd yang dilakukan kedua anak-anak tersebut. Namun di satu sisi, saya lega dan senang dengan proyek ‘penting’ yang sedang mereka jalankan. Dengan memproduksi kentut setiap hari, itu kan artinya kesehatan pencernakan kedua anak saya itu masih bagus. Kentut itu kan sebuah mekanisme pelepasan gas berlebih yang ada dalam lambung? Jika tidak dikeluarkan, si pemilik perut bisa merem-melek, bukan keenakan tapi menahan sakit. Apa yang bakal terjadi bisa anda bayangkan seperti balon yang dimasukin udara terus-menerus. Balon akan meletus bila volume udara melebihi daya tampungnya. Perut memang tidak akan meletus saat di dalamnya penuh dengan gas. Namun demikian, jangan sampai deh perut anda kepenuhan gas, pasti sengsara juga tidak membawa nikmat. Bila ingin mengetahui betapa sengsaranya dikerjain oleh barang yang tidak terlihat dan terasa tapi bisa dideteksi keberadaannya dari baunya silakan baca tulisan yang berjudul Kentut, Kurindu Hadirmu dan Kentut V.2 ini. […]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here