Anak saya menganggap saya orang jadul, alias jaman dulu. Mahasiswa saya berpikiran sama seperti anak saya. Teman sekerja yang usianya lebih muda, barangkali juga mentreat saya sebagai produk jadul. Anak tetangga temen main Izal dan Reyhan, anak saya, juga melihat saya dan mengatakan saya ABG, angkatan babe gue. Saya sendiri merasa sudah tidak seperti waktu SMA atau saat kuliah. (Hla hiya lah! Sudah jelas itu! – yang ini ngomong sendiri, sambil menatap guratan yang mulai muncul di muka yang terlihat dalam cermin).
So what? Apakah yang namanya jadul tidak bisa bermanfaat atau memberikan kontribusi positif? Sebagaimana sebuah produk, manusia juga memiliki lifecycle, siklus hidup. Suatu saat Harley Davidson – tau kan? itu tuh si moge or motor gede – dianggap sebagai motor jadul, kuno, tidak modern, tidak cool. Orang malu mengendarai karena motor tersebut identik dengan tunggangannya kaum hippies, brandalan, dan orang-orang jorok. Setelah usaha keras untuk mengubah citranya menjadi positif, sekarang HD dianggap sebagai mogenya orang-orang eksklusif. Bahkan di Indonesia ada komplotannya, maksudnya kumpulan para penggemarnya. Sebagian besar anggotanya malahan para eksekutif, selebritis, dan orang-orang top lainnya. Sayangnya setiap melihat konvoi mereka dijalan, kesan yang muncul adalah arogansi. Seperti yang punya jalan saja, mereka menguasai jalan. Kadang menimbulkan kemacetan. Padahal banyak orang kegerahan di dalam angkot. Termasuk saya.
Celana denim (jean) juga termasuk produk jadul. Dia beberapa kali mengalami metamorfosis. Dari yang awalnya dibuat untuk para penggembala sapi liar kemudian menjadi uniform wajib kaum hippies, anak kuliahan, dan bahkan para pecinta mode. Celana jean dianggap sebagai simbol pemberontakan. Sekarang, dianggap aneh kalau ada anak SMA nggak punya jean. Lifecycle celana jean terus berputar dan akan terus berputar. Artinya, sampai nanti produk jadul ini akan terus dipakai.
Sudah jamak dalam dunia fashion, apa yang dulu dianggap kuno akan ditampilkan lagi menjadi baru. Tahu model baju yang di pakai anak band Naif? Ya seperti itulah. Bisa jadi suatu saat nanti pakaian manusia gua akan ngetrend lagi. Orang jalan-jalan di mall seperti manusia gua, hanya mengenakan celana kulit binatang sambil membawa pentungan tulang. Satpamnya diam saja melihat pengunjung berpakaian seperti itu. Karena dia sendiri memakai cancut kulit binatang juga.
Yang terpenting adalah bukan jarang – jaman sekarang – atau jadul, tapi seberapa besar manfaat kita buat diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan tempat kita berada sampai detik sekarang. Mengklaim orang modern tetapi kelakuannya primitif, masih menunjukkan perilaku binatang (contohnya rakus, tidak mau berbagi), malah lebih memalukan. Bilangnya anak modern, tapi tidak bisa membaca. Ngaku anak gaul, tapi menggauli lawan jenisnya tanpa ada ikatan pernikahan. Itu bukan ciri manusia modern, seperti itu adalah produk jadul. Artinya, sejak jaman jahiliyah perbuatan itu sudah ada.
Bila anda menjadi jadul seharusnya bisa menjadi lebih wise dikarenakan kaya pengalaman dan memiliki banyak pengetahuan. Kuda tua lebih tahu jalan. Itu yang diucapkan pepatah Cina: an old horse knows the route.