Tragedi yang mencabut ribuan nyawa di Gwangju Korea Selatan ini dikenal dengan sebutan Gwangju Uprising. Mahasiswa didukung masyarakat Gwangju bersatu melawan tentara.
MENUJU GWANGJU
Gwangju bisa ditempuh dari Stasiun Seoul menggunakan kereta super cepat KTX. Dengan kereta ini, hanya perlu waktu dua jam untuk sampai tujuan. Kereta ekspres KTX akan berhenti di Stasiun GwangjuSongjeong (광주송정역). Meskipun Stasiun Gwangju (광주역) ada sendiri tetapi kereta ekspres KTX tidak sampai di stasiun ini. Kalau mau ke Stasiun Gwangju, kita mesti pindah kereta Commuter Train (통근) yang rutenya Stasiun Gwangju-Stasiun GwangjuSongjeong pulang pergi.
NAPAK TILAS PERISTIWA GWANGJU UPRISING
Kita tidak perlu sampai Stasiun Gwangju untuk ke lokasi peristiwa Gwangju Uprising. Setelah turun dari KTX di Stasiun GwangjuSongjeong, kita tinggal pindah ke subway. Untuk mencapai peron subway, kita mesti keluar dulu dari Stasiun GwangjuSongjeong kemudian jalan menuju Exit 3 yang persis ada di depan stasiun. Tangga turun di Exit 3 ini akan mengarahkan kita ke peron subway. Di wilayah Gwangju hanya ada satu line subway jadi tidak akan membingungkan seperi di Seoul. Subway yang kita naiki adalah yang ke arah Nokdong (녹동) kemudian turun di Stasiun Culture Center (문화전당역).
BUNDARAN GWANGJU UPRISING
Dari Stasiun Culture Center ini kita bisa ke bundaran tempat para mahasiswa berkumpul saat Gwangju Uprising. Untuk menuju ke bundaran itu, kita bisa lewat Exit 3 atau Exit 4. Dari pintu keluar itu kita langsung berada di area yang mengelilingi bundaran. Bundaran ini lokasinya ada di depan gedung Asia Culture Center.
Kita juga bisa menuju bundaran lewat Exit 6. Kalau lewat pintu keluar ini, kita akan melewati patung berujud tangan mengepal yang jari telunjuk dan jari tengah mengacung. Saya menyarankan untuk melewati Exit 6 ini. Meskipun sedikit memutar tetapi kita akan melewati taman indah dan patung tangan yang bernama Seungni (승리) yang berarti kemenangan. Patung Seungni menggambarkan kemenangan demokrasi pada saat peristiwa Gwangju Uprising yang terjadi pada 18 Mei 1980. Banyak kursi tersedia buat istirahat di sekeliling patung kemenangan. Dari patung ini kita akan naik tangga dulu untuk menuju bundaran.
PEMICU TERJADINYA BENTROKAN
Gwangju Uprising menjadikan Gwangju dikenal di dunia. Peristiwa ini berlangsung dari 18 Mei sampai 27 Mei 1980. Tragedi berdarah yang diperkirakan menelan 2.000 korban jiwa ini terjadi saat pemerintahan Presiden Chun Doo Hwan (전두환). Bentrokan antara mahasiswa dan masyarakat Gwangju melawan tentara dipicu oleh tindakan brutal yang dilakukan pihak aparat. Mahasiswa dan masyarakat bersatu setelah para mahasiswa Universitas Nasional Chonnam (전남대학교) yang berdemonstrasi menentang diberlakukannya undang-undang darurat militer (martial law) dipukuli, ditembaki, dibunuh, dan diperkosa.
FILM-FILM TENTANG GWANGJU UPRISING
Peristiwa berdarah ini diangkat ke dalam banyak film. Salah satunya adalah “A Taxi Driver”. Saat kejadian, pihak penguasa berusaha menutupi Gwangju Uprising dari mata dunia. Namun berkat Jürgen Hinzpeter, seorang wartawan NDR (North German Broadcasting) Jerman, yang dibantu sopir taksi bernama Kim Man-Seob (nama aslinya Kim Sa-Bok), liputannya bisa keluar Korea. Dunia akhirnya tahu, kekejaman sedang terjadi di Gwangju.
Selain A Taxi Driver, film lain yang dibuat berdasarkan kejadian di Gwangju ini adalah 26 Years (26 년), May 18, dan A Petal.