#NgopiKere telah berjalan dua hari. Hanya tiga kata yang bisa saya ucapkan untuk menggambarkan acara ini: asyik, asyik, asyik. Seperti yang pernah saya tulis dalam Keluarga #NgopiKere, acara ini tidak memiliki rincian acara atau yang suka disebut rundown. Kegiatan mengalir begitu saja tanpa batasan dan rambu-rambu yang hukumnya wajib dipatuhi dan diikuti. Beberapa agenda utama memang dibuat tetapi sifatnya hanya sebagai patokan tetapi sekali lagi, jika pun ini tak terlaksana, tak ada masalah.
Untuk diketahui, #NgopiKere bukanlah acara blogger dan komunitasnya. #NgopiKere merupakan acara lintas minat, profesi, dan komunitas. Maksudnya, yang datang berasal dari kalangan sastrawan & budayawan, birokrat, blogger, Kaskuser, penggiat teknologi informasi, penggila otomotif, dan entah apa lagi, saya tak bisa mendeteksi dengan pasti. Mereka bisa beragam karena undangan #NgopiKere untuk umum. Siapa saja yang berminat hadir akan diterima dengan tangan terbuka. Dan sebagaimana slogan #NgopiKere, Berbeda Tetap Setara, semua yang hadir diperlakukan sama. Tak ada yang dilayani secara berbeda dan dispesialkan. Yang dilakukan dalam acara ini, sesuai dengan namanya, tentu saja minum kopi. Namun aneh dan tak mungkin bila selama tiga hari yang dilakukan hanya minum kopi. Ada kegiatan lain yang melengkapi acara minum kopi, dan itu beragam.
Di hari pertama, 10 Mei, yang dilakukan peserta #NgopiKere adalah ngopi, ngobrol, main gaple, nonton wayang kulit, makan pagi-siang-malam, bikin api unggun, mbakar ubi dan ayam. Di hari kedua, 11 Mei, ngopi, ngobrol, main gaple, menyusuri Gua Seplawan, nonton kesenian jathilan, makan pagi-siang-malam, nonton pentas musik dan pembacaan puisi, bikin api unggun, mbakar kambing. Di hari ketiga, 12 Mei, ngopi, ngobrol, makan pagi-siang, pulang ke rumah masing-masing. Sudah. Itu saja.
Apa yang didapat dalam #NgopiKere? Banyak! Selain bertambahnya sahabat yang kental sekali kekeluargaannya dan bisa bertemu sekaligus ngobrol secara langsung dengan orang-orang yang selama ini hanya dilihat avatar Twitternya. Pengetahuan dan keterampilan juga didapat dari peserta #NgopiKere dengan beragam latar belakang dengan cara informal, santai, dan antistres.
#NgopiKere memang diselenggarakan dari 10 sampai 12 Mei karena itu hari pilihan kami dan hari itu adalah libur panjang. Mengapa tidak minggu depannya, atau depannya lagi? Mengapa #NgopiKere harus dilaksanakan bukan pada 10-12 Mei? Tak ada pihak yang bisa melarang kami menentukan tanggal pelaksanaan sebuah acara. Hari apa pun milik semua orang, yang bebas dipilih oleh siapa saja. Jika kemudian muncul prasangka tentang pemilihan tanggal tersebut, itu suatu hal yang tak ada gunanya bagi kami untuk diperhatikan.
Melihat antusias penikmat kopi yang datang ke #NgopiKere, jadi terbesit niat untuk mengadakan acara #NgopiKere berikutnya. Tentang kapan dan di mana acara akan diselenggarakan, itu akan ditentukan kemudian. Tak masalah jika tanggal acara itu berbenturan dengan kegiatan pihak lain. #NgopiKere itu acara sendiri, bukan milik orang lain. #NgopiKere itu sebuah episode asyik, mengapa harus peduli pihak lain? Egois? Hmm…
Sumber gambar: koleksi sendiri
Kalau nggak suka Ngopi bagaimana? Kalau sukanya teh,susu,air putih? hayoo..hehehe
Harusnya nama acara berubah jadi #SruputSesukaWae …wekwkwkwkkk
hah, ada apa ini ada apa ini? Celingak celinguk..
Saya pesen Kopi Liong!
sudah jelas prasangka buruk itu hanya timbul bagi sekalangan orang yang pola berpikirnya dangkal yang jelas kita #ngopikere tidak ada yang merasa dimanfaatkan kecuali untuk berbagi kambing etawa kemudian pada sedikit orang menganggap tandingan dan perpecahan toh masih banyak yang datang ke ngopikere mengambil manfaat menyimpulkan energi bagi karya tak sekedar menghujat sesama salam
tanggal yang bareng ya gpp lah, kalo ada yang merasa tersaingi, mungkin mereka adalah pihak yang merasa belum maksimal, toh semua juga ada batasannya…
kapan nih ngopikere berikutnya? 🙂
Waaaahhhh Jadi pingin ikutan ngopi kere. Gimana kalau sesi berikutnya diadakan di kita seribu warung kopi alias di Banda aceh saja. Huhu
Saya jelas ada di pihak #ngopikere… ada yang menelikung, Mas 🙂 Ada yang dulu seolah merakyat tapi didekati kapital jadi penjilat 🙂 Mengharukan ya.. Hidup NGopikere! 🙂
@DV: duit memang manis, apalagi untuk para penelikung mata duitan. 😉
Berprasangka pastinya karena merasa berkepentingan. Dan pastinya itu orang penting karena harus mengeluarkan prasangka.
Ajaibnya, prasangka orang penting itu tidak ada kaitannya dengan keasyikan.
@suryaden: keasyikan mereka itu ya pada saat berprasangka. 😀
Haduh lali sangu kopi balinee.. #tepokJidat
@brencia: hambok balik lagi.
aku gek arep budhal sakiki
@kombor: sip.
Klo g mau ada kegiatan lain yg diadain berbarengan dengan acara itu, ya silakan di-hak paten-kan aja tanggalnya mas.
yang mbarengin tuntut! Gitu aja kok iyik.
@PRofijo: woh, gitu toh.
huwaaa pasti asikkkkk..
apadaya nasib menentukan lain, semoga next #Ngopikere bisa hadir
#Prasangka akan selalu hadir
@dobelden: jelas, asyik. 😉
Andaikan bisa hadir seru bgt pastinya
@udinkoxx: memang seru kok, Om. 🙂
Biasalah saling tebar curiga. Maafkan saja!
Itu biasa kang….. ud saya maafkan kok hehe