MERDEKA! Kata itu dulu dipekikkan para pejuang, sekarang diteriakkan peserta karnaval digemborkan para koruptor negeri ini. Para pejuang meneriakkannya untuk memberi semangat, perserta karnaval melakukannya untuk meramaikan pesta tahunan, dan para koruptor ingin menunjukkan betapa nyamannya tinggal di negeri yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Mbah Maridjan memang bukan seorang pemuda. Oleh karena itu, sumpahnya tidak bisa dibilang sumpah pemuda. Namun dari sumpah mbah Maridjan, sebuah keteladanan diajarkan. Sayangnya, karena sumpahnya pula, dia mendapat cercaan.
Bayam yang diolah ibu menjadi sayur bening kegemaran saya dulu, saat ini hadir di meja makan dengan seraut wajah cantik milik ibu di dalamnya. Satu mangkuk sayur sederhana bercitarasa luar biasa.
Dengan kunci Inggris di genggamannya, dia mendekati lelaki yang mengumpatnya terlebih dahulu. Yang didekati bergeming tetapi diam-diam tangannya yang ada di balik punggung telah menggenggam bata merah.