Seni Mengomentari Tulisan

19
1790

Nampaknya sepele. Maksudnya ketika kita mengomentari sebuah tulisan di blog. Namun, apa yang anda rasakan ketika tiba-tiba tulisan di blog anda direspon dengan komentar yang pedas, kata-kata sinis, atau malah cacian dan sumpah serapah? Nyamankah anda? Bila peristiwa itu terjadi pada kita, barangkali kita akan berpikiran betapa tidak sopannya orang yang menuliskan komentar tersebut. Saya juga tidak akan heran bila sebagian dari anda kemudian jadi ketakutan, gemetaran, deg-degan, terus memikirkan, bahkan sampai tidak bisa tidur. Siapakah yang salah?

Mungkin saja kita yang salah. Secara tidak sengaja kita membuat tulisan yang menyinggung orang lain. Seperti yang saya alami, saya bahkan tidak hanya menyinggung satu orang tetapi sebuah komunitas. Anda tahu akibatnya? Saya diserang habis-habisan sebagaimana yang pernah saya ceritakan dalam Cara Membuat Tulisan Kontroversial Untuk Blog. Anda pikir saya memang sengaja membuat sebuah tulisan untuk menyerang sebuah komunitas? Tentu saja tidak. Itu murni kecelakaan. Maksud saya, apa yang saya tulis dengan niat baik ternyata mencelakakan saya. 🙂 Sebuah pelajaran yang sangat berharga. Dan itu menjadi bukti betapa tajamnya sebuah keyboard (bukan pena lagi) sehingga dampak yang ditimbulkan bisa bersifat masif.

Bagaimana ketika kita dalam posisi sebagai pihak yang memberi komentar? Akankah anda mencaci-maki dalam komentar anda bila menemukan tulisan yang menyinggung perasaan? Semua itu tentunya tergantung individu masing-masing. Mungkin anda sekedar prihatin dan menyayangkan tulisan yang dibuat. Atau anda mengekspresikan emosi anda secara eksplosif dalam komentar yang anda tuliskan. Bisa juga anda menganggapnya tulisan itu biasa di era kebebasan berekspresi seperti sekarang ini.

Ketika komentar dituliskan, perlukah sebuah seni dalam membuatnya? Bagi saya, diperlukan sebuah seni saat kita mengomentari sebuah tulisan. Seni dalam artian bagaimana komentar yang dibuat itu masih dalam koridor kesopanan. Komentar yang tidak menakutkan pemilik blog. Komentar yang meskipun tidak setuju dengan apa yang ditulis tetap masih menggunakan bahasa yang santun. Seperti arti yang terkandung dalam peribahasa kita, ”Bahasa menunjukkan bangsa.” Di saat komentar itu dituliskan, di situlah pembaca mempunyai ukuran yang bisa digunakan untuk menebak seberapa tinggi tingkat kesantunan dan pendidikan dari si pemilik komentar. Namun, namanya juga tebakan, mungkin saja tidak tepat.

Arti lain dari seni dalam berkomentar adalah kejujuran. Saya pernah menerima lima komentar yang isinya sama: arogansi, mencela, mencaci, dan merendahkan. Komentar itu ditulis oleh empat orang yang berbeda-beda namanya. Namun karena gaya bahasa yang digunakan dan isinya yang senada, saya jadi curiga bahwa komentar-komentar itu ditulis oleh orang yang sama. Dan ternyata memang benar. Kecurigaan saya terbukti dari IP Address yang digunakan yang hanya satu. Itulah kebodohan yang tidak dia sadari sehingga identitasnya bisa terungkap. Dengan demikian dia juga telah mempertaruhkan kredibilitasnya dengan melakukan kebohongan semacam itu.Meskipun dia menggunakan nama samaran yang berlawanan dengan jenis kelamin aslinya, saya tahu persis dia itu laki-laki atau perempuan. Agar tidak mempermalukan dia, saya berusaha agar ’skadal’ ini tidak menjadi berkepanjangan dan tidak mengeksposenya. Toh kemudian ada pembaca lain yang menyerang balik ke dia. Dan saya juga tahu dengan pasti penyebab mengapa dia menulis komentar semacam itu. Tulisan saya dianggapnya menyerang dia. Alamak!

Jadi, saudaraku, di saat anda akan mengomentari sebuah tulisan di blog, santun dan jujurlah. Dengan demikian berarti anda sudah melibatkan seni dalam komentar anda. Tapi, maaf, bolehkah saya buang air seni? Sudah nggak tahan. 😉

Sumber gambar: di sini

19 COMMENTS

  1. Dalam membuat tulisan, saya berusaha untuk sekuat mengkin menghindari kontroversi yang dapat membuat pihak lain meradang. Dan dalam berkomentar pun, saya juga berusaha untuk sopan dan tidak menyinggung perasaan si penulis blog

  2. aku juga pernah mengkritik ..tapi kucoba memberikan kritik yang mengingatkan dan membangun. Hanya saja tak semua kritikku dipahami sebagai bagian dari caraku mengingatkannya. Alhasil lebih banyak ditolak hi hi hi. Kalau tulisan yang kontroversial..hm..agak jarang kayaknya

  3. Assalaamu’alaikum Wong Kam Fung

    Alhamdulillah, saya berkesempatan menyambung silaturahmi ke mari. Salam kenal dan senang dapat mengenali orang kampung yang ternyata bijak dalam menukil bicara tulisan seperti sebuah curhat yang mengharukan.

    Saya tertarik dengan postingan ini. Dalam menulis komentar perlukan seni menulis yang baik beserta dengan ilmu yang mantap. bagi saya, sebelum seseorang memberi komen sesuatu tulisan, harus dibaca tulisan tersebut sehingga selesai dan fahami apakah fokus yang ditunjangkan agar komentar kita tidak lari dari apa yang dibicarakan.

    di samping itu, komentator harus menggunakan akal budi bukan nafsu nafsi kerana ia akan melibatkan kehilangan rasional dan akal waras yang tidak sepatutnya diluahkan sebagai manusia yang berakal. Seharusnya berfikir dahulu sebelum bertindak. kritikan yang membina akan memberi impak yang baik kepada penulis untuk membaiki daya fikir dan materinya.

    Jika berkomentar dengan sinis, caci cela, maki hamun… tentu sekali tidak bisa membaiki keadaan, malah membuat semakin haru biru. Menurut saya, rasionallah walau emosi meledak kerana akal yang harus mengawal emosi bukan emosi mengawal akal. itulah hebatnya manusia kalau menggunakan akal dengan bijak dalam berinteraksi dan berkomunikasi.

    tahniah saudara Wong Kam Fung kerana sudah meluahkan isi hati dan berbicara benar. jangan takut dan gentar dalam berhadapn dengan tulisan sedemikian. Yang penting kita sudah menyatakan pendapat kita. menulis ini ada risikonya dan anda telah mengambil risiko dengan bijak. maka teruslah menulis. saya beri dokongan padu.

    Salam mesra dari saya.

  4. alhamdulillah sampai saat ini belum pernah menerima komentar pedas tapi sebagai antisipasi saya terpaksa memoderasi komentar dan jika memang kurang berkenan terpaksa komennya dihapus

  5. komentarlah sesuai dgn apa yg ditulis oleh penulisnya, jangan gak nyambung .
    berkomentar dgn santun dan memberikan masukan kan gak perlu dgn kata2 yg vulgar atau semacamnya.
    setiap kritikan yg kita tulis, kalau disampaikan dgn baik, pasti akan membuat senang penulisnya.
    semoga kita termasuk jenis orang yg bersantun ria dlm memberikan komentar.
    salam

  6. Wah-wah hebat deh… bung wong kamfueng… salut deh… ..tapi Ip address dari mana ya…… ha ha ha ha…hebat, memangnya saya perempuan atau laki-laki atau banci……… ha ha ha, kemudian terungkap sudahlah Ip Addres… ha ha ha……. tapi tulisan anda memang penuh inspirasi bung kamfueng …. sama panasnya di daerahku yang panas, akibat gagal panen raya padi……

  7. xixixi..memang betul saya juga sempat mengalami hehe y gitu kalau tulisan kita seolah2 menghakimi seseorang atau komunitas tertentu maka kita akan diserang wkwkw
    akhirnya saa meng off kan komentar hahaha dan sempat mengalami perang dingin 😀
    tapi akhirnya saya meminta maaf dan menjelaskan duduk perkaranya..
    misi ah mau ikut buang air seni..toilet dimana yah 😀

  8. Komentar menunjukkan siapa anda. Tetapi jangan biarkan tulisan anda hanya untuk menyenangkan satu kelompok. Tetaplah objektif! Namanya juga hidup, ada yang suka ada yang tidak, ada yang pro dan kontra. Saya lebih suka dengan penulis yang jujur dalam menyampaikan buah pikiran. Tidak terbawa arus materialisme atau apapun juga hanya demi mendapat pamor. Hidup menulis! Dan tetaplah menulis…! Salam kenal

    http://metrotvnews.com/blog/risma
    http://rhapsodykehidupan.blogspot.com
    http://rheesma.blogspot.com

  9. Dan yang paling BT kadang ada juga yang cuma nebeng link ato cuma nge-junk macam “Sundul gan” gitu y kang.. Tuh orang bukan blogwalking, tapi blogrunning.. 😀

  10. sebenarnya komentar atau kritikan pedas itu justru bermanfaat bagi perkembangan blog kita… namun jika arahnya sudah menjadi debat yang tak jelas ya tidak perlu ditanggapi…

  11. saat ini saya cuma bisa ngejunk mas disini.. hehe… 😀
    yap bener mas, sebaiknya kita memberikan komentar sesuai dengan apa yang dibahas di postingan..tapi terkadang Junker is Poetry

  12. Komentar seyogyanya disampaikan sesuai postingannya dan dilakukan secara baik.Jika kita tidak setuju atau berseberangan dengan isi tulisanpun hendaknya disampaikan pandangan kita secara lugas dan tetap menjaga etika. Kata atau kalimat tidak sopan,vulgar,jorok sebaiknya dihindari, bagaimanapun itu akan mencerminkan siapa kita.

    Jika Salam hangat dari BlogCamp yang saat ini menggelar acara unggulan:

    1. Ungkapkan Opini Anda
    2. The Amazing Picture.
    3. The Twin Contest
    4. Kontes Menulis Peribahasa

    Silahkan join di Blogcamp dan dapatkan hadiah yang menarik dan bermanfaat.
    Terima kasih

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here