Rajin Nulis Rajin Narsis

8
1412

rajin nulis rajin narsisGampang kok untuk jadi seleblog alias blogger ngetop: rajin nulis dan rajin narsis. Itu salah satu ucapan yang muncul saat ngobrol santai dengan Mataharitimoer, Banyumurti, Unggul Sagena, Erfano Nalakiano, dan Echaimutenan di Kedai Telapak. Betulkah?

Bila dua hal tersebut dilakukan untuk mendongkrak ketenaran, tidak salah juga. Berdasarkan pengalaman maupun hasil mungut dari obrolan dengan teman-teman, terbukti memang dua hal itulah yang menyebabkan seorang blogger menjadi popular. Untuk tulisan ini, cukuplah dua itu yang ingin saya bincangkan dengan anda. Bila anda ingin menambahi, silakan anda tuliskan di kotak komentar yang ada di bawah.

Ketika sebuah blog rajin diisi dengan tulisan baru, banyak manfaat yang akan diperoleh. Salah satunya adalah yang terkait dengan pengunjung blog yang rutin hadir. Tentunya bila anda sering, meskipun tidak selalu, menemukan tulisan baru di blog yang acap kali anda datangi, anda akan senang. Karena si pemilik blog langganan anda itu rutin menambahkan tulisan baru, mengakibatkan anda secara periodik datang. Jika blog memiliki pengunjung rutin semacam ini, alangkah sayangnya bila si pemilik malas memperbaharui blognya. Karena kemalasannya, bisa dipastikan lambat laun blog tersebut akan menjelma menjadi kuburan. Siapa yang mau mendatangi kuburan?

Rutin mengisi blog dengan tulisan baru tentu saja tidak asal mengisi. Tulisan baru yang dimasukkan ke blog harus unik, artinya bukan ‘copas’ dari tulisan lain. Tidak ada gunanya bila tulisan yang diunggah merupakan tulisan milik orang lain. Selain tidak unik, banyak hal lain yang merugikan dari mengisi blog dengan tulisan hasil menduplikasi karya orang lain. Apalagi bila menduplikasinya tidak pakai ijin pemiliknya, itu namanya maling. Selain kemungkinan diomeli yang punya bila tahu, Google si mesin pencari juga tidak suka dengan isi blog yang tidak berkualitas ini. Akibatnya, tidak heran bila blog tersebut dikategorikan sebagai blog sampah karena isinya tidak berkualitas alias hasil nyolong.

Perihal narsis, ini butuh keberanian. Bagi kita yang bertipe tukang main dan senang menjadi pusat perhatian, narsis pekerjaan sepele untuk dilakukan. Namun bagi orang pendiam lebih-lebih pemalu, berlaku narsis bisa menjadi siksaan yang mengerikan. Untuk orang seperti ini, jika bisa memilih, dia lebih suka bersembunyi di dalam kamar atau bila perlu di dalam sumur. Ah, kebangetan banget. Namun disadari atau tidak oleh orang di dalam sumur ini, dengan rajin menulis untuk blognya sebenarnya dia sedang berbuat narsis. Dengan menyajikan tulisan baru, itukan sama saja dengan pamer diri? Itulah sebabnya orang-orang yang membuat tulisan, berbentuk buku misalnya, tiba-tiba menjadi popular karena tulisannya. Tidak sedikit blogger yang mendadak terkenal setelah tulisan di blognya dibukukan. Dengan begitu, rajin menulis artinya sama juga dengan rajin narsis. Anda yang pemalu, setuju tidak setuju dengan kesimpulan saya ini, anda harus setuju. Ahay, maksa banget ya?

Sumber gambar: di sini

 

8 COMMENTS

  1. @Yudi Setiawan: saya telah mencoba ke alamat yang anda tuliskan itu tetapi nampaknya anda salah ketik sehingga saya tidak bisa masuk. Coba dicek lagi. 😉
    @uti_dendron: yang penting nulis :mrgreen:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here