Pemuja Setan

15
1543

pemuja setanSaya mengaku. Saya pemuja setan. Namun sebelumnya, tolong, beri saya kesempatan untuk menjelaskan. Sesudahnya, apapun yang akan anda lakukan terhadap saya, saya siap. Rela. Ikhlas. Pasrah.

Memang, beberapa kali saya menulis tentang setan atau menyebut setan dalam beberapa tulisan yang pernah saya buat. Tulisan berjudul Setan misalnya. Dalam artikel yang ditulis 11 April 2008 itu saya membicarakan berbagai macam jenis setan. Mulai dari setan yang ada di daerah pegunungan semacam Gunung Salak atau Gunung Gede, pedagang makanan di wilayah Semarang, sampai tukang ojek di pemakaman Tanah Kusir Jakarta. Semua setan dalam tulisan itu saya gambarkan dengan jelas dan mendetail. Silakan baca dan nilai. Apapun kesimpulan anda dikaitkan dengan pengakuan saya di atas, saya tidak akan protes.

Kampung Setan juga tulisan yang membahas tentang setan. Dari judulnya saja saya yakin anda bisa menebak. Saya membuat tulisan itu empat tahun yang lalu, tepatnya 4 September 2006. Artikel itu berkisah hal mistis yang ada di seputar Gunung Salak. Bagaimana sikap saya terhadap sebuah makam yang ada di puncak gunung itu serta komplek makam yang ada di lereng menuju Desa Girijaya, semua saya torehkan dalam Kampung Setan. Dengan membaca tulisan ini saya tidak tahu sikap atau tindakan apa yang akan anda ambil terhadap saya. Dan saya tidak mau menebak-nebak.

Ada pula tulisan yang mengulas tentang penerbitan setan. Tulisan itu saya beri judul Majalah Setan. Ini karya lama juga. Tahunnya sama dengan artikel Kampung Setan, hanya beda bulan. Majalah Setan saya tulis 8 April 2006. Herankah anda bila ternyata setan juga perlu bacaan? Saya sendiri tidak tahu persis mengapa mereka membaca. Barangkali di dalam dunia setan ada golongan intelek dan awam, buta huruf dan melek huruf, atau semacam tingkatan yang dibedakan dari jenis bacaannya. Mungkin anda bisa tanya sendiri bila bertemu langsung dengan mereka. Itupun kalau bisa.

Angkutan setan berkali-kali saya sebut di banyak tulisan. Angka pastinya saya tidak ingat. Tulisan dengan judul Setan di atas adalah salah satunya. Artikel lain yang juga di dalamnya ada angkutan setan seingat saya adalah tulisan dengan judul-judul seperti Sukabumi (22/4/08), Pondok kok Halimun (20/9/07), Surken (22/4/07), Ekspedisi Panggede (21/5/08), dan entah apa lagi. Meskipun namanya angkutan setan, anda yang bukan setan dapat mencoba bagaimana rasanya ada dalam angkutan tersebut.

Setan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, 2002, halaman 1055, dapat bermakna: 1) roh jahat (yang selalu menggoda manusia supaya berlaku jahat); 2) kata untuk menyatakan kemarahan; sumpah serapah; 3) orang yang sangat buruk perangainya (suka mengadu domba dsb). Mengacu pada kamus itu, anda bisa menafsirkan sendiri arti dari kata-kata semacam kampung setan, majalah setan, angkutan setan, atau frasa lain yang ada unsur setannya termasuk judul tulisan ini yaitu Pemuja Setan.

Sekali lagi, jika karena saya suka menulis artikel yang ada (kata) setannya kemudian anda memberi saya gelar pemuja setan, ya saya akan terima. Saya tidak akan menyangkal. Memang faktanya saya pemuja setan, artinya saya suka menggunakan kata setan dalam banyak tulisan.

Atau, setelah dengan antusias dan begitu rakus anda membaca artikel ini karena penasaran dengan judulnya, kemudian tidak menemukan apa-apa sebagaimana yang anda harapkan, saya juga akan pasrah bila anda langsung menghardik saya dengan umpatan kejam, ”Setan lu!”

Sumber gambar: di sini

15 COMMENTS

  1. ada sebutan kata ‘setan’ sebagai perwakilan perasaan kalo ada orang yang lagi kesel ama seseorang atau benci ama sesuatu…ucapannya yaitu “setan alas” ampe sekarang saya belum ketemu makna ucapan ini 🙂

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here