#NgopiKere: Pesta yang Tak Pernah Usai

10
2576
Ceret penjerang air untuk menyeduh kopi di #NgopiKere.
Ceret penjerang air untuk menyeduh kopi di #NgopiKere.

Bagi saya, #NgopiKere adalah pesta yang tak pernah usai. Apa yang sudah digelar di Gunung Kelir selama tiga hari kemarin hanyalah episode awal sebuah perhelatan. Itu akan terjadi lagi dan terus berlangsung.

#NgopiKere sebenarnya pengembangan acara minum kopi dan ngobrol di #KandangKambing dalam skala yang lebih besar. Karena kapasitas teras #KandangKambing yang terbatas, jelas tak mungkin bila digunakan untuk menjamu para sahabat dari delapan penjuru mata angin. Oleh karena itu, disepakati acara ngopi plus ngobrol itu dipindah ke Gunung Kelir. Perihal mengapa dilaksanakan pada 10-12 Mei, silakan dibaca di Episode Asyik #NgopiKere.

Ngopi dan ngobrol di #KandangKambing, Bogor.
Ngopi dan ngobrol di #KandangKambing, Bogor.

Episode asyik #NgopiKere kemarin benar-benar saya nikmati. Sungguh menyenangkan bisa menyesap kopi dari beragam daerah. Mengasyikkan saat bisa berbincang, ngobrol ngalor-ngidul bersama sahabat. Tak akan pernah lupa bagaimana seorang sahabat dari Jakarta lari lintang-pukang dikejar penari jathilan dan akhirnya ikut menari meski dengan roman penuh kengerian. Akan selalu terbayang bagaimana menyusuri Gua Seplawan dengan bertelanjang kaki sehingga terpeleset di sana-sini, karena lantai gua yang sebagian terendam air mengharuskan sepatu dan sandal dilepas. Sebelumnya, seorang sahabat berlagak sebagai pemandu pendakian tetapi dengan nafas ngos-ngosan menjadi hiburan tersendiri. Kelangkaan air karena muncul masalah yang tak terduka di saluran yang mengalirkan air dari mata air menjadikan alasan sebagian besar dari kami, yang ternyata malas mandi, untuk tidak mengguyur tubuh. Beragam hiburan membuncahkan kegembiraan hati kami di terang hari maupun di kelam malam. Janthilan, klenengan, wayang kulit, organ tunggal, kelompok musik dengan gitar akustik dan biolanya, dan musikalisasi puisi menjadi penghibur yang tak akan pernah hilang dari ingatan semua peserta #NgopiKere. Permainan gaple yang sepele tapi menjadikan hati kami saling mendekat, merekat, saling mengikat. Banyak, banyak sekali, hal yang menyenangkan yang terlalu berharga untuk dikorbankan hanya karena kepicikan pihak lain.

Kembang tebu memagari jalan menuju Gunung Kelir.
Kembang tebu memagari jalan menuju Gunung Kelir.
Panggung berkesenian di Gunung Kelir.
Panggung berkesenian di Gunung Kelir.
Geblek, kudapan khas Purworejo
Geblek, kudapan khas Purworejo

#NgopiKere menjadi pesta yang tak pernah usai karena persahabatan tidak akan mungkin berhenti. Tanpa harus diadakan di Gunung Kelir, atau di #KandangKambing, #NgopiKere akan terus berlanjut. Mungkin tak seheboh kemarin. Bisa jadi hanya beberapa gelintir sahabat. Sangat mungkin saya akan berkelana ke Surabaya, Ponorogo, Madiun, Banyumas, Wonosobo, Purwokerto, Ambon, Papua, Jakarta, Sidney, Belgia, New York, atau di mana pun sahabat saya berada. Selama saya mampu dalam waktu, rejeki, dan tenaga, itu akan saya lakukan. Mereka akan saya sambangi. Persahabatan dan kekeluargaan dalam #NgopiKere bagi saya lebih berharga dibandingkan sekadar uang yang bisa tak bernilai bila dibandingkan kedua hal tersebut. What can money buy? Begitu kata kambing milik tetangga depan rumah (jika dia bisa ngomong dalam bahasa Inggris). Apalagi jika hanya nyinyiran dan debat kusir yang jauh dari fakta dan dibumbui ke-sok tahu-an. Tak akan, tak akan bisa menghentikan saya untuk mengumpulkan teman-teman sekadar ngopi dan ngobrol.

Lorong menuju Gua Seplawan.
Lorong menuju Gua Seplawan.
Menikmati masakan sederhana, seadanya, ala Gunung Kelir.
Menikmati masakan sederhana, seadanya, ala Gunung Kelir.
Ngobrol sambil menyaksikan pagelaran wayang kulit.
Ngobrol sambil menyaksikan pagelaran wayang kulit.

Tujuan #NgopiKere seperti namanya, hanyalah menikmati kopi dan kegiatan lain yang menyenangkan. Tak ada beban formalitas dan seremonial yang akan diselipkan di dalamnya semacam seminar, apalagi sampai harus memikirkan negara. #NgopiKere itu waktu kami melepas penat, beristirahat, membuang stres. #NgopiKere bukan saat untuk memikirkan urusan musibah yang menimpa saudara di lain daerah atau pulau, tak pula menyigi kebobrokan dan keroposnya negara. Kasihan sekali rakyat ini bila saat menyeruput kopi bersama para sahabat dan keluarga saja, otaknya harus selalu dijejali urusan yang tidak pada tempatnya. Bukan masalah nasionalis atau tidak nasionalis, solider atau tidak solider, namun ketika Anda sedang bersantai tetapi tetap harus sambil memikirkan yang seharusnya tidak dipikirkan maka Anda akan mati dalam waktu segera. Percayalah. Jadi, bila ada yang berharap #NgopiKere juga wajib menjadi tempat untuk berpikir, itu harapan yang terlalu tinggi untuk menyebut bermimpi dan tidak pada tempatnya. Biarlah kami menikmati kopi di #NgopiKere, ngobrol dan bersenang-senang dengan sahabat dan keluarga. Toh uang yang dipakai uang kami sendiri. Apa pun ocehan di luar sana, saya anggap kentut busuk yang harus diabaikan. Bagi saya, #NgopiKere adalah pesta yang tak pernah usai. Jika mau bergabung, ya ayo.

Sumber gambar: @mataharitimoer dan @wkf2010

10 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here