Menggila Bersama Briptu Norman Kamaru

14
1653

Kembali media sosial mentenarkan seorang biasa. Kali ini yang mendapat giliran seorang polisi Gorontalo, Briptu Norman Kamaru. Jelas dia bukan pejabat tinggi di kesatuannya. Nggak mungkin kan seorang jenderal, misalnya, bertugas melayani tamu yang datang? Ingin ngetop? Nggak usah khawatir, sekarang ini siapapun bisa tiba-tiba terkenal tanpa harus menggunakan perantara atau istilah kerennya talent agency. Siapapun bisa menjadi agen bakat untuk dirinya sendiri.

Yang namanya media sosial seperti Youtube, Facebook, Twitter dan lain-lain tentu saja mempunyai dua sisi, baik dan buruk. Yang terjadi pada Briptu Norman Kamaru, Udin Sedunia, Shinta dan Jojo dengan β€˜Keong Racun’nya, Bona Paputungan yang mantan narapidana, dan Justin Beiber adalah sisi baik yang didapat penggunanya. Mereka menjadi terkenal secara positif. Sebaliknya, akibat buruk bisa menimpa siapapun yang diakibatkan oleh media tersebut. Masih ingatkan kasus Ariel Peterpen, Luna Maya, dan Cut Tari? Atau orang Bekasi bernama Umar yang dikawin seorang laki-laki yang mengaku dan bernama serta berfoto ala perempuan? Anatasya Oktaviany alias Rahmat Sulistyo alias Icha telah sukses berperan menjadi istri Umar selama enam bulan. Itu barangkali berita terbaru dan terhangat dari kesialan yang dilantarkan oleh Facebook, salah satu jenis media sosial. Sebelumnya, entah sudah berapa banyak yang menjadi korban orang iseng di jejaring pertemanan tersebut. Bila yang tidak terungkap dan diwartakan oleh media massa juga dihitung, pasti jumlah korban yang jatuh akan lebih banyak lagi.

menggila bersama briptu norman kamaru

Menggunakan Facebook atau media sosial lainnya tentu saja tidak bisa otomatis dihentikan begitu saja setelah timbul korban keisengan. Bukan salah Youtube ketika kasus Ariel-Luna Maya-Cut Tari menjadi heboh. Tidak pula salah Facebook jika Umar dikawin Icha β€˜The Fake’. Media sosial bisa diibaratkan sebuah pisau atau senjata api yang tidak akan membahayakan pemakainya bila digunakan dengan hati-hati dan waspada. Media itu juga tidak mungkin bisa mencelakakan pemakainya. Yang menimbulkan celaka tentu saja manusianya, bukan medianya. Manusia dengan rencana jahatnya memanfaatkan media tersebut untuk mencari korban.

Intinya, dengan kemudahan yang tersedia di internet khususnya media sosial apapun sangat mungkin terjadi. Anugerah dan musibah bisa datang bersamaan maupun bergantian. Tinggal kita yang harus pandai-pandai menggunakan kemajuan teknologi tersebut. Namun bagaimanapun juga, bila memang lagi apes, musibah yang datang tidak mungkin bisa kita hindari. Foto berbaju rapi dan rapat yang kita unggah di akun jejaring sosial kita bisa saja tiba-tiba muncul di tempat lain dalam keadaan telanjang bulat. Kalau sudah begitu, itu namanya untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.

Jika saat ini Briptu Norman Kamaru menjadi β€˜bukan polisi biasa’, bisa jadi giliran anda akan datang di saat berikutnya. Jika kesempatan itu benar-benar tiba, selamat menggila bersama pak polisi yang dari Gorontalo itu.

Sumber gambar: facebook.com

14 COMMENTS

  1. polisi seperti briptu Norman Kamaru ditugaskan di intel saja sambil nyanyi infokan bnyak masuk di selebritikan byk jg kasus yg hrus ditngani polisi.

  2. @arman: betul itu, setuju πŸ˜‰
    @melly:saya juga nonton meskipun sebentar doang, abisnya jadi males karena tamunya yg lain ‘menjijikkan’ (pasangan yg jadi ide tulisan Asmara Berbalur Lendir di blog ini) πŸ™
    @Ajeng Sari Rahayu: hiya bener, mesti pandai2 dlm berinternet πŸ˜‰

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here