Ketika Kau Menabur Angin Surga, Tunggu Saja Waktu Menuai Badai Neraka

20
3309

gantung diriAda sebagian orang yang memiliki kebiasaan memberi angin surga. Entah disadari atau tidak, kebiasaan itu suatu saat pasti akan mencelakakan dirinya sendiri.

Seingat saya, judul tulisan ini merupakan judul terpanjang yang pernah saya buat. Sengaja saya melakukan hal itu karena ingin memberikan pemahaman yang utuh dari judul tersebut. Dengan demikian ketika anda membacanya anda bisa langsung menebak apa yang tersirat dalam judul itu. Saya sendiri sebenarnya tidak suka dengan judul yang panjang. Mengapa? Bagi saya, judul panjang sangat tidak menarik dan mengurangi keindahan penampilan. Tentu saja ini subyektif sifatnya.

Panjang atau pendek sebuah judul tulisan, kita lupakan saja. Sekarang saya akan memulai apa yang saya ingin sampaikan melalui tulisan ini. Memang faktanya seperti itu ketika saya katakan sebagian orang memiliki kebiasaan memberi angin surga. Dan tahukah anda, para pemberi angin surga ini adalah jenis orang yang masuk kategori seorang pecundang. Tidak peduli jabatan yang diduduki atau strata sosial yang dimiliki, bila dia gemar berbuat seperti itu, bisa dipastikan dia pecundang.

Seorang pecundang suka memberi janji-janji. Tetapi dia tidak memiliki komitmen dengan janji-janjinya. Ketika janji itu tidak terpenuhi atau tidak jelas kapan bisa ditepati, dia dengan gampang meminta maaf. Permintaan maaf yang diberikan sebenarnya hanyalah sebuah bentuk pengingkaran dari ketidakmampuan dia menepati janji yang dibuatnya sendiri. Atau sebuah bentuk apologi untuk menutupi ketidak becusannya. Bila ini berulang kali terjadi maka sudah pasti kredibilitas yang dimiliki akan melayang pergi. Akibat selanjutnya, jangan harap orang lain percaya dengan apa yang dikatakan. Omongannya akan menjadi sebuah kibulan yang berbau busuk. Saat hal ini terjadi, itulah waktu badai neraka yang berasal dari angin surga yang dia tabur telah datang.

Badai neraka itu pasti datang. Kedatangan badai ini merupakan sebuah kepastian karena sebenarnya hanyalah sebuah sebab akibat. Sebagaimana api yang menyebabkan munculnya asap, ketika perbuatan itu dilakukan maka akibatnya pasti akan menyusul entah seketika atau selang beberapa masa. Rhonda Byrne menuliskan hukum sebab akibat dalam bukunya yang sangat populer The Secret.  Dalam buku itu, hukum sebab akibat dia sebut dengan hukum ketertarikan atau law of attraction. Anda boleh tidak percaya dengan law of attraction yang dituliskan Rhonda. Namun faktanya, terlalu banyak kejadian yang tidak mungkin lagi dikatakan sebagai sebuah kebetulan. Apa yang disampaikan Rhonda hanyalah pengungkapan berjalannya hukum alam yang tejadi dalam kehidupan manusia. Perbuatan baik akan direspon oleh perbuatan baik, perbuatan jahat akan dibayar perbuatan jahat pula. Seperti itu kira-kira.

Jadi, marilah kita berhati-hati ketika menyampaikan sebuah janji. Janji manis adalah angin surga. Namun angin surga itu akan membentuk sebuah badai neraka ketika tidak ditepati dan terakumulasi. Di panggung politik, banyak bukti tentang hal ini yang tidak bisa dipungkiri. Janganlah hanya karena ingin menarik simpati kemudian menebar angin surga di sana-sini. Bila tidak mawas diri, apa yang diperbuat itu bisa menjadi pintalan tali gantungan untuk bunuh diri. Itu pasti!

Sebagai penutup, proverb yang satu ini barangkali bisa sebagai bahan muhasabah (introspeksi): He that promises too much means nothing.

Sumber gambar: di sini

20 COMMENTS

  1. @Ann: selain perbuatan, jg perkataan perlu dijaga. jika perkataan yg berujud janji tapi tdk diikuti perbuatan untuk menepati janji yang dibuat itu, perkataannya menjadi angin surga. makasih komennya Ann

  2. @chandra iman: kadang spt itulh latar belakang janji yg diucapkan
    @Kumpulan Hot Threads Kaskus: salam kenal juga
    @liz: jadi intinya siapapun bisa menghembuskan angin surga
    @situsonline: sayangnya itu masih banyak terjadi
    @zico: ksimpulannya, janganlah menebar janji jk tdk bisa menepati

  3. berkunjung kembali,, bener banget pak.. yang menabur angin surga adalah pecundang kelas tuna… 🙂 btw, karakter seperti itu bisa kita temukan di panggung politik…. dan hal yang memuakkan, untuk membuat janji yang berbau surga itu dipercaya oleh masyarakat.. mereka selalu membawa nama-nama Tuhan. seperti Insya Allah kalau saya….. semoga Allah memberikan ridho.. kalo toh kata kata itu dibarengi dengan keikhlasan tentunya jadi berkah.. kalo orietasinya hanya ingin meraih kekuasaan dan setelehnya merugikan berarti mereka telah memanipulasi Tuhan……. semoga nurani mereka terbuka dan memberikan bukti dalam bentuk tindakan….. viva honesty

  4. ini cocoknya sama orng yg ingin cari2 jabatan, knp seblm dia jadi pejabat selalu memberikan janji2 selangit, namun setelah terpilihnya dia, apa yg dijanjikan sebelumnya hanya omong kosong.

  5. sebgaian besar memang begitu pak, jagnkan bwt org2 yg pnya jbatan.. org biasa2 aja tkdng ingkar janji… sulit menemukan yg bs menepati janji… NATO ( No Action Talk Only)….!!!

  6. iya kang
    ada orang yang berjanji karena ada rasa “tidak enak” an
    atau mungkin merasa sulit untuk bilang “tidak” sehingga mengiyakan
    pedahal dia sendiri merasa tidak dapat memenuhi janjinya

    ada pula yang karena ingin terlihat “keren” dia berjanji

    setuju dengan istilah “janji adalah hutang” 😀

  7. InsyaAllah janji yang terucap lisan gak akan sia2 atau jadi badai neraka kalau saja ucapan janji diiringi “niat tulus” dari dalam hati….niat memang tdk akan pernah terdengar apalagi diketahui orang….tetapi Allah Maha Tau segalanya….

  8. …janji kepada seseorang adalah hal lumrah…semakin lumrah dan tentu sangat bernilai plus kalau saja janji itu bisa terpenuhi…karena janji itu adalah utang maka sepantasnya saja harus dibayar atau dipenuhi…bagaimana kalau tak terpenuhi…sekurang-kurangnya ada dua penyebab …pertama, tak berdaya karena memang ternyata tak punya sumberdaya…maka maaf lah jalan untuk menutupi kelemahannya…kedua, tanpa bilang ba bi bu bi…ternyata ingkar janji…yakni tak taatasasnya antara kata dan perbuatan…eeeh tanpa kabar lagi….kalau itu sudah jadi perilaku permanen…maka sangat dekat dengan sifat munafik…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here