#jalurkopi2: Malam Jahanam di Yogyakarta

4
2038
#jalurkopi2
#jalurkopi2
#jalurkopi2

Blimbingsari adalah tujuan pertama saya saat ke Yogyakarta beberapa waktu lalu. Di perkampungan dekat kampus UGM itu bertebaran kos-kosan yang disediakan untuk mahasiswa. Di salah satu tempat kos itulah saya menuju. Di kampung itu pula akhirnya saya jadi sengsara di saat warga Yogyakarta masih terlelap dalam mimpi. Malam itu betul-betul menjadi malam jahanam di kegiatan #jalurkopi2.

Setelah turun dari bus yang membawa saya dari Kartasura, saya berpindah menggunakan bus Trans Yogya menuju Halte Kopma UGM yang merupakan halte terdekat dari Blimbingsari. Saya harus berganti bus Trans Yogya dua kali untuk bisa sampai di halte tujuan yang persis  berada di seberang koperasi mahasiswa UGM. Dari situ, setelah anak sulung saya yang ganteng datang menjemput, perjalanan dilanjutkan jalan kaki menuju tempat kosnya yang berada di daerah Blimbingsari. Kami sempat mampir dulu ke warung soto untuk makan siang.

Sorenya, dengan menggunakan taksi, saya menuju ke sebuah tempat bernama Joglo Abang milik teman yang dipanggil @suryaden di jagat Twitter. Tempat ini memang sudah masuk agenda kunjungan saya di Yogyakarta. Ternyata bukan pekerjaan gampang untuk menemukan Joglo Abang. Bahkan sopir taksi yang saya tumpangi tidak tahu di mana persisnya. Untungnya ada beberapa bangunan, misalnya nama sebuah rumah makan, yang bisa dijadikan patokan. Lebih terbantu lagi saat anak sulung saya, yang memang saya ajak, mengeluarkan gadget dan mengaktikan Google Map. Saya sampai terbengong-bengong saat dia yang duduk di jok belakang memberi instruksi kepada sopir taksi kapan harus belok. Aplikasi dari Google itu membuatnya lebih tahu jalan dibandingkan sopir taksi, apalagi saya.

Sesaat kemudian, sampai juga akhirnya kami di Joglo Abang. Saya disambut oleh teman baik yang pas lagi ada di situ. Dia dikenal di galur waktu sebagai @denkenthir. Dia ini orangnya keren karena telah berbaik hati menyeduhkan kopi untuk saya dan anak saya. Kopi yang disuguhkan begitu nikmat. Keinginan saya untuk ngopi di Joglo Abang kesampaian sudah. Hidup ini begitu indah ketika bisa menikmati kopi sambil ngobrol bersama para sahabat. Saya sempat berbincang dengan @denkenthir serta tiga teman lain yang ada di situ hingga menjelang petang. Malamnya obrolan dilanjut bersama @gunungkelir yang menyusul ke lokasi dan @suryaden yang juga datang setelah ditelepon @gunungkelir. Seorang gadis yang tinggal sekaligus penunggu di Joglo Abang juga ikut bergabung.

#jalurkopi2
Bersama @syekhdaan dan @suryaden. (foto: @ladangkata) – #jalurkopi2

Acara ngopi di Joglo Abang adalah ngopi pertama saya selama di Yogyakarta. Ngopi kedua saya lakukan besok malamnya. Dengan diantar oleh @suryaden, saya ke rumah tinggal Daan dan Lisa, sepasang suami istri yang juga sahabat saya. Di tempat ini kopi kedua yang saya sesap begitu nikmat. Kata tuan rumah, itu merupakan kopi Bali kiriman dari temannya yang tinggal di sana. Sedap memang. Menjelang pukul 12 malam, saya melanjutkan perjalanan menuju Desa Gunungkelir di puncak Bukit Menoreh. Di tempat itu saya ngopi untuk ketiga kalinya bersama tuan rumah. Hangatnya kopi cukup ampuh melawan dinginnya angin malam Gunungkelir. Rencananya saya akan menginap di tempat itu dan esok hari akan turun ke Stasiun Tugu Yogyakarta untuk perjalanan kembali ke Jakarta. Sayangnya, ternyata tuan rumah, @gunungkelir, punya acara di pagi hari sehingga tidak bisa mengantarkan saya ke stasiun.

Akhirnya, saya kembali ikut mobil @suryaden pulang ke Yogyakarta. Saat itu sekitar pukul 2.30 dini hari. Sebelumnya memang sudah saya rencanakan kalau ternyata teman yang di Gunungkelir tidak bisa mengantarkan saya ke stasiun besok paginya, saya akan ikut kembali turun dan minta tolong didrop di Blimbingsari tempat kos anak saya.

Malam Jahanam di #Jalurkopi2 Yogyakarta

Sampai akhirnya saya diantar di ujung jalan Blimbingsari, semua baik-baik saja. Masalah muncul ketika saya kemudian jalan kaki menuju kos anak saya dan tiba di sana. Sesuatu di luar dugaan terjadi di depan mata. Kepanikan menyergap meski hanya sesaat. Tiba-tiba malam di Yogyakarta menjadi tidak menyenangkan. Saya menyebut malam itu sebagai malam jahanam di Yogyakarta. Mengapa malam jahanam? Ah, saya perlu istirahat dulu untuk bisa menuliskannya. 😉

Sumber gambar: koleksi pribadi (kopi)

4 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here